The Teacher Is My Husband (EN...

By nuna_jaem00

206K 5.7K 412

📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusah... More

- PROLOG -
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 53
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
63 End
64 Extra Part✨

Part 54

999 46 1
By nuna_jaem00

Jam 06.00

Lisya baru terbangung, ia melihat Rion yang sedang menelpon di depan jendela kamarnya, kemudian ia berjalan mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi, dan bersiap-siap, Lisya langsung turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi nyonya," sapa wanita yang sedang menyiapkan makanan diatas meja.

Lisya balas tersenyum, "Pagi juga," sapa Lisya, melihat wanita yang ada di depannya ini mengingatkan Lisya kepada Bi Maya, Lisya merindukan Mamanya, dan Bi Maya yang selalu melindunginya dari omelan Mamanya.

Setelah selesai sarapan, Lisya dan Rion pergi menuju sekolah. Diperjalanan Lisya dan Rion sibuk masing-masing, Lisya sibuk memainkan hpnya, sedangkan Rion fokus mengendarai mobil.

Setelah samapai diparkiran, Lisya langsung membuka pintu namun tiba-tiba Rion menarik tanganya.

Cup..

Mata Lisya melebar terkejut, lagi-lagi Rion menciumnya tanpa izin, Lisya memukul lengan Rion, "Kenapa main cium aja sih!" omel Lisya, untung saja Rion hanya mencium pipi Lisya.

"Emangnya gak boleh?"

Lagi-lagi pipi Lisya memerah, karena tak mau beradu mulut dengan Rion, Lisya memilih langsung keluar dari mobil saja.

Rion terkekeh melihat tingkah Lisya yang menggemaskan, entah mengapa semakin hari, Rion semakin ingin menggoda Lisya.

Saat berjalan menuju kelas, Lisya tidak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan, "Ah, Sorry," ucap Lisya.

"Eh Lisya? Gapapa kok, santai aja," kata Mirta tersenyum.

Lisya membalas senyuman Mirta, namun sedikit canggung, "gue ke kelas duluan yah," pamit Lisya yang diangguki Mirta.

"LISYA!" teriak seseorang, ia berlari dan memegang bahu Lisya.

"Ih, lo apaan sih, pagi-pagi udah teriak aja," omel Lisya. Orang yang berteriak tadi tak lain adalah Leo.

Leo hanya menyengir, "Heheh, gue anterin ke kelas yuk."

"Makasih, tapi gak usah, kelas gue deket," tolak Lisya.

"Bodo amat, gue mau anterin lo," paksa Leo.

Lisya dan Leo beradu mulut selama perjalanan menuju kelas.

Mirta yang melihat Lisya dan Leo hanya tersenyum hambar, ada rasa sakit di hati Mirta saat melihat Leo.

☘️☘️☘️

Hari ini  guru yang mengajar di kelas Lisya adalah Rion, selama jam pelajaran berlangsung, Lisya tidak bisa fokus karena Rion terus memperhatikannya.

"Sya, lo dari tadi mikirin apa? Lagi ada masalah?" tanya Vani.

Lisya menggelengkan kepalanya, "Engga kok, cuma mikirin pelajaran untuk Ujian minggu depan," jawab Lisya berbohong, Lisya tidak ingin mengatakan bahwa ia sedang memikirkan Rion.

"Yaelah, gak usah dipikirin banget, yang ada ntar lo stress," kata Vani yang diangguki setuju oleh Tania dan Zahra.

Saat Lisya, Tania, Vani, dan Zahra sedang asik mengobrol, tiba-tiba Leo datang dengan membawa minuman.

"Eyyo~ lagi ngobrol apaan nih asyik banget," heboh Leo sambil menggeser kursi ke sebelah Zahra.

"Ck! Ngapain sih duduk di sini, di sebelah Vani kan masih kosong," omel Zahra.

"Gue maunya di sebelah lo, kalo di sana ada aura hitamnya," kata Leo sengaja ingin memancing amarah Vani.

Vani hendak berdiri memukuli Leo, namun untung saja Tania langsung menahannya dan meletakan minuman di depan Vani.

"Sabar Van, lumayan nih minuman gratis," kata Tania menenangkan Vani.

"Idih, giliran yang gratisan lo berdua pada gercep," cibir Leo, "nih ambil satu-satu" suruh Leo.

Setelah beberapa menit mengobrol, bel berbunyi menandakan istirahan berakhir.

Zahra membersihkan botol-botol dan cemilan yang ada di atas meja, "Sini aku buang," kata Zahra.

"Gak usah, kita bisa buang sendiri kok," tolak Lisya, Tania, dan Vani.

"Ck, biar aku aja, lagian sampahnya gak banyak juga," kata Zahra bersihkeras dan merebut sampah yang ada di tangan teman-temanya.

Leo menjulurkan tanganya, "yang gue juga."

Zahra tak menghiraukan Leo, "kamu cowok, buang aja sendiri," tolak Zahra.

"Idih, ini namnya diskriminasi!" protes Leo.

Setelah membuang sampah, Leo memberikan kantong plastik pada Zahra, "Nih ambil, tadi masih ada sisa, dosa kalo gue buang,"

Zahra mengambil kantong plastik tersebut, "Lain kali beli secukupnya aja biar gak mubazir," ucap Zahra kemudian masuk ke kelas.

☘️☘️☘️

Setalh pulang sekolah Lisya langsung mengganti pakaiannya, kemudian berbaring di atas kasur karena ia merasa sedikit lelah.

Ting!

Lisya melihat hpnya yang berbunyi, kemudian melihat pesan yang masuk tersebut.

Lisya mengerutkan alisnya saat melihat foto yang dikirim orang tersebut. Difoto itu terlihat Lisya dan Rion sedang berjalan masuk kedalam mobil.

Unknown: bagaimana? Apa kau terkejut?

Lisya: Kau lagi?! Apa tusukan itu belum puas untukmu?!

Unknown: Tentu saja belum sayang, kalau kamu masih belum puas melakukanya, datanglah kesini lagi, aku akan membiarkan kamu menusukku sepuasmu.

Lisya: Terus saja bermimpi! Dan lihat saja mimpi kotormu itu akan membuatmu menyesal!

beberapa detik kemudian orang itu mengirim gambar yang sama lagi, namun orang itu melingkari tubuh Rion dengan warna merah.

Lisya: Kau! Jangan berani-berani untuk menyentuh dia!

Unknown: Jika kamu tidak ingin dia terluka, maka jauhi dia, jangan bersentuhan fisik denganya, atau kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku selalu mengawasimu sayang~

Lisya mengepalkan tanganya, ia sunggu muak dengan permainan laki-laki gila itu.

Prang!

Lisya membanting gelas kaca yang ada di atas nakas. Rion yang mendengar suara pecahan tersebut langsung berlari masuk kedalam kamar karena khawatir.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Rion khawatir.

"Eh? Gak papa kok, aku cuma gak sengaja jatuhin gelas karena licin." jawab Lisya kemudian membersihkan pecahan kaca tersebut.

"Jangan! Biar aku panggil orang untuk membersikanya," suruh Rion takut tangan Lisya terluka.

"Hey! Aku gak bakal luka megang ginian doang, anak SMP juga bisa bersihin kaca kayak ini," tolak Lisya kemudian mengambip pecahan kaca tersebut.

Rion menarik Lisya menjauh dari pecahan kaca tersebut, dan mendorong Lisya duduk di pinggir kasur, "Biar aku aja, aku gak mau tangan kamu luka lagi!" omel Rion dan membersihkan pecahan kaca tersebut.

Lisya hanya diam dan menuruti perkataan Rion,  hingga Rion selesai membersihkan kaca tersebut.

Rion menatap wajah Lisya, "Aku mau lanjut kerja dulu, kamu hati-hati, jangan jatuhin gelas lagi," kata Rion dan menghilang dibalik pintu.

Lisya menggigit bibir, ia merasa sangat beruntung bisa mendapatkan suami sebaik Rion, Lisya merasa bersalah karena dirinya nyawa Rion jadi terancam, bukankah hal ini terlalu tidak adil untuk Rion? Sampai sekarang ia bahkan belum pernah melakukan tugasnya sebagai seorang istri, yang ia lakukan hanya membuat Rion kesulitan dan khawatir. Pikir Lisya kemudian memeluk gulingnya dengan erat.


Jam 20.00 malam

Lisya duduk di depan TV sambil menonton beberapa film movie bergenre fantasi, ditemani dengan cemilan.

Rion melihat Lisya yang sedang asik menonton, kemudian ikut duduk di sebalah Lisya. Rion mencomot cemilan Lisya dan menyandarkan kepalanya ke bahu Lisya.

"Nonton apasih, asik banget dari tadi," tanya Rion penasaran.

Lisya mengingat pesan tadi sore, kemudian mendorong pelan kepala Rion dari bahunya, "Kepo, liatin aja kalo penasaran," kata Lisya.

Rion kesal karena Lisya mendorong kepalanya, Rion langsung menyingkirkan cemilan yang ada dipangkuan Lisya kemudian menggantinya dengan meletakan kepalanya.

Lisya terkejut dengan apa yang Rion lakukan, Lisya menelan air ludahnya, ia benar benar tak sanggup melihat Rion yang selalu bertingkah manja akhir-akhir ini, Lisya ingin saja membiarkan Rion seperti ini, namun lagi-lagi ia mengingat perkataan pria itu, Lisya takut pria itu benar-benar mengawasinya.

Lisya berusaha menyingkirkan kepala Rion dari pangkuannya, "Ihh, Aku belum selesai nonton, kenapa malah diganggu," omel Lisya.

Rion tidak ingin menyingkir ia malah memeluk pinggang Lisya dan menyembunyikan wajahnya di perut Lisya, tentu saja hal itu membuat Lisya merasa geli, "haha, ya ampun Rion kamu kenapa sih? Geli tau!" kata Lisya berusaha menyingkirkan Rion.

Rion bersih keras tidak ingin menyingkir. "Yaudah deh terserah kamu aja," kata Lisya karena ia mulai lelah meladeni Rion, Lisya mengambil cemilannya dan melanjutkan tontonannya.

Setelah beberapa jam, film yang Lisya tonton akhirnya selesai, Lisya meletakan cemilannya dan hendak berdiri namun sedikit sulit karena kepala Rion masih berada di pangkuannya.

Lisya hendak membangunkan Rion yang sedang tertidur, namu ia urungkan niatnya, ia tak tega membangunkan Rion. Lisya mengelus lembut rambut Rion yang terasa halus, Lisya menatap lekat mata Rion, bulu matanya begitu indah.

Perlahan Lisya mendekatkan kepalanya dan mecium lembut pipi Rion. Rion jika tidur terihal seperti malaikat yang begitu tampan, sangat tenang dan damai.

-TBC-

Hai~

Jangan lupa vote/komennya yah ಥ⌣ಥ

See you~

[ 04-01-21 ]


Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 164K 57
High rank 1 #mostwanted (08 nov 2020) 1 #coldprince (13 nov 2020) 1 #remajabaper (15 nov 2020) 1 #wattpadstory (15 nov 2020) 1 #manis (20 nov 2020) 1...
ALTHAPASYA By dei

Teen Fiction

1.5M 38.6K 10
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Gimana rasanya nikah sama tetangga sebelah? ----- "Hilangkan kebiasaan kamu bermain di Club. Kalau tidak Bunda akan jo...
1.7M 81.9K 67
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🔊CERITA MASIH LENGKAP ----------------- Bagaimana jika seorang gadis yang notabennya bad girl mempunyai kekasih yang sangat...
2.8M 63.3K 47
[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ] Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki-laki yang menduduki bangku menengah ata...