抖阴社区

Empat Puluh Dua

402 64 2
                                        

"Pengangguran seumur hidup? Tidakkah Anda terlalu kejam?" tanya Talitha setelah dihidangkan secangkir teh hangat oleh Namjoon di ruang direktur.

Pria itu duduk di seberang sembari menyampingkan dokumen-dokumen ke sisi luar meja. Ia melepas kacamatanya dan disisipkan ke saku kemeja.

"Daripada kejam, saya akan lebih senang jika Anda menganggapnya rasional."

Talitha tersenyum bodoh. Sekretaris Kim memperhatikannya untuk beberapa detik, lalu berdeham.

"Sepertinya Anda sedang mengkhawatirkan sesuatu," lanjutnya.

"Saya, memang sedang mengkhawatirkan sesuatu," jawab Talitha ragu-ragu.

Wanita tersebut menggigit bibir bawahnya sembari memainkan jemari-jemarinya yang telah digabungkan menjadi satu di atas pangku.

"Jadi, apa yang ingin Anda tanyakan pada saya?" sahut Namjoon mendadak.

Talitha mengencangkan rahangnya. 

"Apa yang membuat Anda berpikir begitu?"

"Memangnya tidak?" balas Namjoon sambil menyesap teh hangat miliknya.

Pria itu menyeringai ramah setelah meletakkan kembali cangkirnya.

"Jika tidak ada yang ingin Anda bicarakan dengan saya, tidak mungkin Anda mengikuti saya sampai ke sini, bukan?"

Talitha mengerjapkan matanya beberapa kali, menelan saliva-nya, kemudian membuang napas panjang. Ia kembali menatap Namjoon dengan kedua alis yang terkernyit dalam.

"Apa saya bisa melihat jadwal kerja hariannya Taehyung?"

"Apa saya boleh tahu kenapa Anda ingin melihatnya?" balas si pria cepat.

Talitha bergeming. Namjoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf nona, walaupun Anda kekasih atasan saya sekalipun, saya tidak bisa menyerahkan jadwal direktur begitu saja kepada Anda. Terlepas dari itu, apa ada hal lain yang ingin Anda ketahui?"

"Kalau begitu, apa akhir-akhir ini Taehyung sering membatalkan jadwalnya untuk masalah pribadi?"

Untuk beberapa alasan, jantungnya berdetak kencang. Ia sendiri masih tidak percaya bahwa ia akhirnya meragukan kekasihnya sendiri saat ini.

"Hmm, saya rasa, saya tahu pertanyaan Anda mengarah ke mana." 

"Anda tidak menjawab pertanyaan saya."

Namjoon mengangkat kedua alisnya dan melipat kedua bibirnya ke dalam untuk dijadikan satu garis lurus.

"Beberapa hari ini, Pak Direktur memang sering membatalkan jadwalnya untuk mengurus masalah pribadi."

Talitha sedikit menyunggingkan bibirnya untuk menghibur diri setelah jawaban singkat keluar dari mulut Sekretaris Kim. Namun, sunggingan tersebut tidak menghiburnya sama sekali. Ia tahu, bahwa ada kemungkinan urusan pribadi itu tidak berhubungan dengan perselingkuhan. Tetapi ia sendiri tidak dapat menahan pemikiran buruk itu.

"Kalau begitu, apa sekarang, dia juga sedang mengurusi masalah pribadinya?"

"Sejauh yang saya tahu, iya."

Wanita yang masih duduk di hadapannya terlihat resah. Kepalanya tertunduk, kehabisan kata-kata untuk membalas percakapan.

"Beliau tidak memberitahukan masalahnya secara rinci, tapi percayalah, beliau bukan pria seperti itu," ujar Namjoon, kembali menyesap teh hangatnya.

"Tentu saja dia bukan pria seperti itu," bisik Talitha kecil.

Namjoon melihatnya dengan menaikkan sebelah alis.

The Devil Bride to Be | KTH ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang