抖阴社区

4 ? Hanya satu, tidak lebih

8.9K 1K 13
                                        

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB VOTE DAN FOLLOW AKUN WATTPAD INI. TERIMAKASIH.

•••

Aryo menoleh ke arah depan, lalu mulai menceritakan semuanya kepada Kana. "Hanya ada satu cara agar kamu tidak bisa melihat arwah lagi," ujar Aryo memberitahu.

Kana mengerutkan keningnya, penasaran dengan ucapan Kakeknya barusan. "Satu cara? Apa itu, Kek?"

"Kamu harus memilih satu dari banyaknya arwah yang ada di sekeliling kamu. Untuk kamu tolong,"

"Untuk Kana tolong? Tapi Kana kan gak bisa berbuat apa-apa Kek, Kana juga gak paham masalah kaya gini,"

Aryo tersenyum kepadanya. "Itulah Na, dulu Kakek sama Papa mu juga gak bisa berbuat apa-apa, tapi Kakek yakin kalo Kakek bisa bantu salah satu dari mereka," ujar Aryo.

"Kana boleh tau gak? Dulu arwah yang Kakek bantu itu minta tolong apa sama Kakek?" tanya Kana penasaran.

"Namanya Riri, sosok perempuan berambut panjang dengan kulit pucatnya. Dia mendirikan panti asuhan yang terletak tak jauh dari rumah ini, beliau minta supaya Kakek berdonasi untuk anak yatim disana, Riri hanya minta supaya Kakek berdonasi selama seminggu, tapi sampai sekarang pun Kakek masih memantau panti tersebut," jawab Aryo.

"Kenapa Kakek masih donasi sampe sekarang?" tanya Kana lagi.

"Karena Kakek seneng, anak-anak disana sangat butuh bantuan seperti ini. Jadi, walaupun Riri sudah tidak ada pun Kakek tetap berdonasi," 

"Terus Kana harus apa, Kek?" tanya Kana. Sangat sulit bagi Kana untuk memilih salah satu dari banyaknya arwah.

"Na, setiap arwah pasti punya cerita nya masing-masing. Ada hal yang masih mengganjal dalam diri mereka, maka dari itu mereka belum pergi dari dunia ini. Hati mereka masih berat," ujar Aryo. "Kamu harus yakin, pilih sesuai kata hati kamu ya?"

Kana memainkan kuku jari tangannya, perlahan ia mengangguk paham. "Kek makasih ya udah jelasin ini semua ke Kana," ujarnya pelan.

"Kakek yakin kamu bisa, tapi inget ya Na gak semua arwah itu baik. Beberapa ada yang di luar kendali kamu, jadi kamu jangan terhasut dengan ucapan mereka," ujar Aryo mengingatkan. Memang benar, ada banyak sekali arwah jahat yang berlindung pada sosok baik. Bisa dibilang, mereka berpura-pura.

"Jadi, ada beberapa arwah yang sengaja ngehasut biar Kana berbuat jahat Kek?" tanya Kana, ia pikir semua arwah yang minta pertolongan itu baik, ternyata tidak.

Aryo mengangguk. "Benar, tadi sudah Kakek bilang, maka dari itu kamu harus memilihnya dengan benar,"

"Kamu gak boleh gegabah Na, hanya karena kamu ingin cepat tidak melihat arwah, kamu main asal pilih. Kakek gak mau itu terjadi, kamu harus pikirkan secara matang-matang," ujar Aryo.

"Yasudah kamu makan dulu sana, nanti kalo ada yang masih bingung tanya aja sama Kakek," tambahnya.

Kana mengangguk, lalu berdiri. "Makasih ya Kek." ia pun meninggalkan Aryo sendirian di kursi tersebut, lalu masuk ke dalam rumah.

Aryo menatap kepergian cucunya dengan tatapan lekat, ia tersenyum lalu menyeruput kopi di gelasnya.

***

Baru saja Kana selesai makan, ia pun berniat untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaian Pramuka nya. Setelah selesai, Kana duduk di kursi yang menghadap ke arah cermin di kamarnya. Ia kembali melamun memikirkan ucapan Kakeknya barusan. Kana harus benar-benar berpikir dewasa untuk saat ini, ia tidak boleh gegabah sedikit pun.

Cewek itu membuka botol serum untuk ia oleskan ke wajahnya, saat menoleh ke arah cermin ia kembali di kagetkan dengan sosok perempuan berbaju Pramuka tersebut.

"Ssshhhhhh"

Sontak Kana menjatuhkan botol serum tersebut kaget, lalu menutupi wajah dengan telapak tangannya.

"PERGI! KENAPA LO TERUS GANGGU GUE! KENAPA LO IKUT KE RUMAH GUE!" Teriak Kana frustasi.

Bukannya pergi, sosok tersebut malah mendekat ke arah Kana, lalu berdiri di hadapan meja rias tersebut dan tersenyum kepada Kana.

"Kenapa takut sih? Gue kan gak serem." ujar sosok tersebut santai.

Secara perlahan, Kana mulai melepaskan tautan telapak tangannya yang menutupi seluruh wajah. Cewek itu melirik sekilas ke arah meja di hadapan nya, benar saja sosok tersebut masih ada disana.

"Hai!" sosok itu melambaikan tangan ke arah Kana, membuat Kana berdiri lalu agak menjauh darinya.

"L-lo bisa ngomong?" tanya Kana gugup, ia memegang sapu lidi yang ada di kamarnya.

Sosok tersebut ikut mendekat ke arah Kana. "Ih Kana, gue itu bukan kuntilanak, jadi gak mempan kalo pake sapu lidi kaya gitu." ujarnya mengerucutkan bibirnya.

Kalau di lihat-lihat, sosok ini memang tidak terlalu menyeramkan bagi Kana, hanya saja kedatangan nya yang selalu secara tiba-tiba selalu membuat jantung Kana kaget.

"Jangan deket-deket sama gue!" omel Kana tegas. "Lagian lo kenapa harus ngikutin gue sampe rumah?!"

Wajah sosok tersebut yang tadinya cerita, berubah menjadi murung. Ia sangat terlihat sedih di hadapan Kana. Entah kenapa, Kana merasa bersalah dengan ucapannya barusan. Ia terdengar sangat kasar kepadanya.

"Maaf," ucap Kana pelan.

Sosok tersebut kembali tersenyum, lalu mengangguk paham. "Wajar kalo lo marah, siapa juga yang mau liat hantu kaya gue gini? Pasti gak ada yang mau. Gue cuma seneng aja setelah sekian lama, akhirnya ada yang bisa liat kehadiran gue," ujarnya tersenyum tulus kepada Kana.

Kana meletakkan sapu lidi tersebut di kasurnya, ia memberanikan dirinya mendekat ke arah sosok tersebut. "Kenapa lo bisa ada di sekolah? Terus kenapa lo gak pergi?" tanya Kana.

Bukannya menjawab, sosok tersebut malah terdiam. Membuat Kana mengerutkan keningnya heran, sosok tersebut sangat aneh. Ia terlihat sangat ceria dan periang, namun perkataan Kana barusan seketika membuatnya terdiam. Apa alasannya?

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BINTARI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang