"Queen, tunggu!"
Althair berlari mengejar Queen dan mencekal lengannya membuat langkah Queen berhenti dan menatap Althair dingin.
"Apa lagi? Belum puas buat gue dalam masalah lagi?!" ujar Queen marah.
Althair tidak menghiraukan. Cowok itu malah menarik Queen pergi dari koridor. Queen masih berontak untuk lepas dari Althair. Namun tenaga cowok itu benar-benar lebih kuat darinya.
"Althair lepasin!" Queen memukul-mukul lengan Althair namun tidak ada pengaruh apapun pada cowok itu.
Semua orang yang mereka lalui menatap heran sekaligus bertanya-tanya. Queen yakin sebentar lagi gosip antara dirinya dan Althair kembali hangat dibicarakan satu sekolah.
Althair membuka pintu UKS dan masuk bersama Queen. Cowok itu lalu mendudukkan Queen di salah satu kasur.
"Lo apa-apaan sih! Lepasin!" Queen kembali berdiri. Sialnya Althair menekan kedua pundak Queen sampai membuat gadis itu terduduk kembali di kasur.
"Bisa diem?"
Queen manatap Althair. Cowok tinggi itu kemudian berjalan ke arah lemari mengambil salep dan mendudukkan dirinya di sebelah Queen.
"Tangan lo?"
Queen diam, memilih memalingkan wajahnya.
Althair menghela napas. Queen benar-benar keras kepala. Althair meraih tangan kanan Queen yang terlihat merah karena kuah bakso panas yang sempat mengenainya.
Dengan perlahan Althair mengusap tangan putih Queen dengan salep. Sesekali cowok itu meniupnya supaya cepat meresap ke tangan Queen dan meredakan perihnya. Queen menoleh melihat Althair yang begitu telaten mengobatinya. Padahal Queen bisa melakukannya sendiri tanpa perlu bantuan cowok itu.
"Nanti jangan pulang duluan. Lo pulang bareng gue," ujar Althair setelah mengobati Queen. Menatap gadis disebelahnya yang sedang meniup pelan tangannya.
Mendengar perkataan Althair lantas membuat Queen menoleh padanya dengan kening berkerut. "Ngapain? Ogah! Gue nggak mau pulang bareng lo!"
"Kenapa?"
Queen berdecak keras. "Masalah tadi pagi aja belum kelar dan lo mau nambah masalah gue lagi dengan kita pulang bareng?"
"Nggak ada salahnya, kan?"
"GUE YANG KENA IMBASNYA, SKY! NGERTI NGGAK SIH!" kesal Queen hendak berdiri. Namun Althair malah meraih tangannya dan mendorong Queen terlentang di kasur.
Queen membulatkan mata saat Althair mengunci kedua tangannya disamping kanan dan kiri kepalanya, dan yang parahnya cowok itu berada tepat diatasnya, namun tetap menjaga jarak agar tubuh mereka tidak bertindihan.
"LEPASIN, ALTHAIR! LO JANGAN KURANG AJAR, YA! INI SEKOLAH!"
"Gue nggak peduli," jawab Althair bodo amat. Sedangkan Queen sudah berontak di bawah kungkungan Althair.
"Gue mau denger panggilan tadi," ucap Althair.
"PANGGILAN APA SIH? LEPASIN GUE!!"
"Bisa diem? Kalau lo masih berontak gue bisa ngelakuin hal yang lebih ke lo, mau?" ancam Althair membuat Queen benar-benar menatapnya tajam dan penuh amarah.
"Gue cuma pengen denger panggilan itu lagi, Key," lirih Althair dengan suara beratnya ditambah tatapan memelas yang tersirat kerinduan.
Seketika degup jantung Queen berdetak kencang mendengar panggilan itu. Panggilan yang kembali mengingatkan Queen pada masa lalu yang berusaha ia kubur dalam-dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIR [ END ]
Teen Fiction[ NEW VERSION! ] JANGAN LUPA FOLLOW!! *** Karena kejadian tak terduga yang menimpanya, tanpa sadar Queenzhinia Chalystha mulai dekat dengan sosok yang selama ini ia jauhi. Althair Sky Lawrence, satu nama yang begitu di segani, satu nama yang begitu...