抖阴社区

Part.30 || Lili Putih

26.1K 1.8K 9
                                        

"Queen!"

Sang pemilik nama menoleh saat seseorang memanggilnya. "Ada apa, Kak?" tanya Queen pada Galih—pria yang berusia 23 tahun yang menjadi guru pengajar di tempat Queen biasa les.

"Kamu... ada masalah?" tanya Galih setelah berdiri berhadapan dengan Queen.

"Maksud Kak Galih?"

"Saya lihat di kelas tadi kamu tidak fokus. Apa ada hal yang mengganggu kamu?"

Queen diam. Ia tidak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya pada Galih. Bahkan Galih bukan siapa-siapanya. Hanya guru ditempat lesnya.

"Nggak apa-apa, Kak," ujar Queen kembali berjalan. Galih menyusul Queen dan berjalan beriringan menuruni tangga.

"Kalau kamu beneran ada masalah, kamu bisa cerita sama saya," kata Galih menawarkan diri.

Queen tersenyum tipis. "Terima kasih, Kak."

Galih tersenyum lembut. Tidak melepaskan tatapannya dari Queen yang begitu cantik dan manis disaat bersamaan. Lagi-lagi jantungnya berdegup kencang melihat senyuman Queen. Walaupun tipis namun Galih dapat melihat senyuman tersebut di wajah cantik gadis SMA di sampingnya ini.

Langkah Queen berhenti di dekat pintu dan menoleh pada Galih. "Sampai disini aja, Kak."

Galih mengangguk. "Hati-hati, ya."

Queen lalu keluar dari gedung tempat les. Sampainya diluar, Queen langsung melihat pesanan taxi onlinenya yang tiba-tiba dibatalkan.

"Kok dibatalin sih?" kesal Queen. Ia langsung menghubungi supir taxi tersebut. "Pak, kok dibatalin sih pesenan saya? Kan, susah lagi nyarinya," dumel Queen pada supir taxi tersebut.

Muak mendengar berbagai macam alasan sang supir, Queen memilih mematikan sambungan telepon sepihak. Kalau bukan karena ia sedang malas membawa mobil, Queen tidak akan repot seperti sekarang.

Queen juga mencoba menghubungi Nathan, yang mengangkat panggilannya malah Nolan— kakak laki-laki Nathan yang mengatakan kalau Nathan sedang keluar bersama pacar barunya. Ingin sekali Queen menjambak rambut Nathan sampai botak! Cowok itu benar-benar menjengkelkan. Entah siapa lagi pacarnya kali ini.

Queen menghela napas setelah mematikan sambungan teleponnya dengan Nolan. Ia berjalan menuju halte. Menunggu disana berharap ada kendaraan umum yang lewat. Walaupun kemungkinannya kecil mengingat hari sudah malam.

"Cewek."

Queen tersentak saat ada dua preman yang sudah berdiri didekatnya dan menggodanya. Queen mundur untuk menjaga jarak dari kedua preman tersebut. Bersikap seolah tidak ada orang.

"Eh, tunggu dulu. Mau kemana sih buru-buru banget. Disini aja dulu sama kita." Preman yang satunya menarik lengan Queen.

"Lepasin!" ujar Queen berusaha melepaskan tangannya dari preman tersebut.

"Sombong banget, sih." Preman tersebut mencolek dagu Queen.

"Lepasin atau gue teriak!" tegas Queen.

Kedua preman itu malah tertawa. Membuat Queen semakin takut namun ia tidak boleh terlihat lemah atau kedua preman itu akan semakin menjadi padanya.

"LEPASIN! TOLOOONG!!"

Queen berteriak saat kedua preman itu mencekal lengannya semakin kuat. Bahkan Queen sampai tidak bisa bergerak. Pikiran buruk langsung menyerbunya. Queen takut sampai kedua preman itu berbuat yang macam-macam padanya.

"Lo nggak akan bisa lari dari kita."

"Mendingan lo ikut kita."

"GUE NGGAK SUDI IKUT SAMA KALIAN BERDUA! LEPASIN!" Queen masih mencoba melepaskan cekalan kedua preman itu ditangannya.

ALTHAIR [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang