抖阴社区

Love Designed 02: What I Want to Say

108 23 5
                                    

Min Yoongi

Sebelumnya, aku hanya tahu Yoon Hyunjung sebagai manusia paling gigih yang pernah kukenal. Bertahun-tahun tidak ada yang berhasil menggeser kegigihannya, bahkan menyamainya pun tidak. Namun sekarang, ada satu nama baru yang perlu kuperhitungkan.

Namanya Park Jimin. Begitu lelaki berambut pirang berantakan itu memperkenalkan dirinya padaku. Pun nama itu juga yang tertera di kartu nama yang diberikannya padaku sebulan yang lalu.

Katanya, dia baru memulai bisnis di industri perfilman bersama kekasihnya—entah siapa namanya. Yang menjadi fokus perusahaan rintisannya adalah film dokumenter, dan dia ingin aku menjadi salah satu partisipan di proyek film pertamanya.

"Tidak." Aku tidak punya alasan untuk menerima. Namun seperti yang kukatakan bahwa Jimin kini perlu kuperhitungkan kegigihannya hampir sama dengan Hyunjung, Jimin tidak menyerah dengan begitu mudah.

"Aku akan memberikan proposalnya padamu. Tolong lihat lebih dulu dan pertimbangkan isinya sebelum kau memberikan keputusanmu."

Aku tidak perlu menunggu waktu lama untuk menerima proposal yang dimaksud, sebab Jimin sudah membawanya dan memberikannya padaku saat itu juga. Aku menerimanya, tidak akan terlalu mendalami apa yang tertera di dalamnya, tapi sial sekali, proposal Jimin terlalu menarik untuk kuabaikan begitu saja.

"Aku tahu kau akan menyukainya." Jimin berbangga hati ketika keesokan harinya saat dia datang ke kantorku. Namun aku tentu tidak bersikap terlalu mudah untuk didapatkan begitu saja.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau arsitek."

"Ada banyak arsitek di perusahaanku."

Aku bekerja di perusahaan konstruksi milik negara dan ada puluhan arsitek yang bekerja di perusahaan yang sama denganku. Belum lagi arsitek lain yang bekerja di perusahaan yang berbeda. Itu bukan alasan.

"Well... karena ada yang merekomendasikanmu."

"Siapa?"

"Mantan kekasih kekasihku. Menyebalkan, bukan?"

"Siapa mantan kekasih kekasihmu?"

"Kau pasti tahu Kim Namjoon. Dia pernah bekerja di sini juga, 'kan?"

Lalu aku menahan diri untuk tidak mengerang saat itu juga. Sejak dulu, entah kenapa Namjoon tak pernah berhenti mengusik hidupku. Selalu ikut campur pada sesuatu yang bukan menjadi urusannya, dan kini malah merekomendasikanku untuk terlibat pada hal tidak penting seperti film dokumenter.

"Aku tidak mau." Tidak peduli semenarik apa proposal yang diajukan Jimin padaku. Tidak lagi terlibat dalam hal apa pun di mana terdapat campur tangan Namjoon di dalamnya adalah salah satu tujuan hidupku saat ini.

"Kenapa? Apakah proposalku kurang menarik?"

"Bukan, hanya saja...."

"Tolong berikan aku alasan yang bagus untuk bisa kuterima. Aku tahu ini bukan urusanmu, tapi proyek pertama untuk sebuah perusahaan rintisan adalah batu loncatan yang penting. Aku perlu tahu apakah penolakanmu karena apa yang kami tawarkan kurang menarik, atau karena hal lain."

"Aku suka proposalmu, tapi aku memang tidak tertarik untuk terlibat dalam hal seperti ini. Tidak ada hal menarik dalam hidupku yang bisa kuceritakan, apalagi sampai masuk dalam film dokumenter."

Kemudian Jimin mengangguk dengan senyum yang dipaksakan. Kegigihannya mulai berkurang, dan aku berharap akan terus turun sampai titik nol. Aku sungguh tidak ingin terlibat dalam proyek ini.

"Izinkan aku mengatakan satu hal ini. Jika setelah ini kau tetap menolak, aku tidak akan memaksa lagi." Jimin mengerahkan usaha terakhirnya. "Ada beberapa orang yang terlibat dalam proyek ini, dan beberapa di antaranya mengajukan syarat untuk disamarkan nama dan wajahnya. Jika kau ingin memberlakukan syarat yang sama, perlu diketahui bahwa itu sangatlah mungkin."

E-BOOK PROJECTWhere stories live. Discover now