"Wow... kupikir hanya Jiyoung yang bisa memiliki rumah sebesar ini di usianya yang masih sangat muda."
Hyun tidak suka membual dengan apa yang diucapkannya. Ia memuji sesuatu yang layak dipuji. Sejauh ia mengingat—walau Hyun cenderung pelupa—hanya Kang Jiyoung yang memiliki apartemen besar di kawasan elit di usianya yang baru tahun kemarin memasuki kepala tiga.
Well... lingkar pertemanan Hyun memang amat sangat sempit. Dibanding lingkaran, mungkin hanya bisa disebut titik. Sebab hanya ada Mingyu dan Jiyoung yang amat sangat dekat dengannya. Yang cukup dekat atau sekadar tahu nama pun Hyun nyaris tidak punya.
"Mingyu bilang kau produser." Hyun duduk di sofa putih besar yang menjadi pusat dari ruang utama apartemen milik Yoongi. Ia mengambil majalah Reality dari kolong meja sebelum bersandar dengan kaki disilangkan. Wajah Billie Eilish menghiasai sampul, makanya Hyun tertarik.
"Begitulah."
Jujur saja, Yoongi gugup. Yoongi belum pernah membawa pulang perempuan ke apartemennya. Yoongi belum pernah bermain dengan perempuan bayaran sebelumnya. Sekalinya ia melakukan, justru orangnya adalah perempuan yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan perempuan di masa lalunya.
"Kau tidak mungkin masih perjaka, 'kan?"
Kegugupan yang melanda Yoongi digantikan keterkejutan dalam sekejap. Mata sipitnya membelalak sempurnya. Hyun terlalu blak-blakan untuk seorang perempuan yang datang untuk menerima bayaran setelah melakukan hubungan seksual.
"Kau terlalu kaku. Meski, ya... tidak mungkin juga seseorang yang bekerja di industrimu masih perjaka." Hyunjung mengembalikan majalah di tangannya ke kolong meja. Wajah Billie Eilish tak lagi menarik baginya untuk saat ini.
Yoongi masih berdiri di samping konter dapur. Tadi, begitu masuk ia langsung menghampiri kulkas dan mengambil sebotol air mineral di dalamnya. Untung saja, saat Hyun menanyakan soal keperjakaannya, Yoongi sudah menelan air yang ia tenggak. Sehingga tak perlu ada drama tersedak, atau malah memuncratkan air yang masih di mulut. Itu akan sangat memalukan.
"Jadi... apa kau mau mandi dulu?" tanya Yoongi, setelah berhasil membuat dirinya menjadi sedikit lebih rileks. Botol air mineralnya ditaruh di konter dapur, kemudian ia melangkah mendekati Hyun.
"Aku belum terlalu berkeringat. Lagi pula, sekarang sudah masuk musim gugur jadi tak terlalu panas. Tapi jika kau lebih suka melakukannya saat aku masih dalam keadaan sangat segar dengan aroma sabun yang menguar, baiklah. Aku mandi dulu." Hyun lantas bangkit. "Di mana kamar mandinya?"
Yoongi menunjuk pintu yang berseberangan dengan dapur. "Pakai kamar mandi di kamarku saja."
Dan Hyun berlalu tanpa ragu, menghilang di balik pintu kamar Yoongi.
Sebenarnya, Yoongi tak mengharuskan perempuan untuk membersihkan diri lebih dulu sebelum melakukan hubungan intim dengannya. Terkadang, Yoongi melakukannya dengan penyanyi wanita di agensi yang menaunginya yang masih sangat berkeringat karena baru selesai latihan.
Namun kali ini, masalahnya berbeda. Yoongi butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan batinnya yang tak keruan sejak perempuan bernama Lee Hyun itu muncul di hadapannya. Ingatannya kembali ditarik pada masa saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah, di mana ada sosok Yoon Hyunjung di sana.
Lee Hyun adalah cetakan persis dari sosok Hyunjung yang masih melekat kuat di ingatan Yoongi. Matanya yang jernih, hidung yang ramping, tarikan senyum yang lembut. Semua nyaris sama, hanya dengan guratan yang berbeda. Lee Hyun memiliki kesan dewasa yang kuat. Entah itu memang pembawaan dari dirinya, atau kesan itu tercipta karena polesan make up yang melapisi wajahnya.
Setelah merasa cukup berhasil mengendalikan diri, Yoongi menyusul ke kamar. Hyun belum selesai sebab masih terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi. Selagi menunggu, Yoongi memeriksa laci-laci dari dua nakas yang berada di masing-masing sisi ranjangnya. Ia berharap menemukan satu saja alat pengaman untuk apa yang akan dilakukannya dengan Hyun nanti.
Di studio, Yoongi menyembunyikan cukup banyak. Di laci paling bawah samping meja komputernya, ditutupi dua kotak wadah ponsel. Walau Yoongi tidak bisa dibilang terlalu sering melakukannya—paling banter dua kali seminggu, tapi tidak ada salahnya berjaga-jaga.
Sayangnya, Yoongi yang tak pernah berpikir akan melakukannya di tempat tinggalnya sendiri, jadi tak punya satu cadangan pun di rumah. Padahal seingatnya, Yoongi pernah menyimpan satu—entah di mana—sebagai jaga-jaga untuk situasi seperti sekarang.
Namun tidak ada di semua laci yang Yoongi buka. Ia malas mencari lagi hanya demi satu pengaman, terlebih Hyun sudah keluar dengan balutan bathrobe. Rambutnya yang basah dibebat dengan handuk yang digulung tinggi di atas kepala.
"Kau punya pengering rambut? Aku tidak menemukannya di kamar mandi."
Yoongi tidak mengatakan apa pun, hanya berbalik ke ruang wardrobe yang masih menjadi bagian kamarnya dan mengambil pengering rambut di sana. Ketimbang di kamar mandi, Yoongi cenderung lebih suka melakukan perawatan diri setelah pembersihan di ruangan tersebut. Mengeringkan rambut salah satunya.
"Terima kasih," ujar Hyun begitu menerima pengering rambut yang Yoongi ulurkan.
"Aku mandi dulu." Yoongi akhirnya mengucapkan sepatah kata, lalu menyingkir dari hadapan Hyun menuju kamar mandi.
"Oh ya," Yoongi berujar lagi. Langkahnya terhenti di depan pintu kamar mandi. Yoongi dan Hyun pun berbalik di saat yang bersamaan kemudian. "Omong-omong, aku tak punya pengaman. Kukira tadi masih ada persediaan."
Hyun tak kuasa menahan senyum. Yoongi adalah pelanggan paling sopan sejauh ini.
"Aku bersih, dan ya... tetap aman meski kau nanti mengeluarkan di dalam. Aku menaruh perhatian yang cukup untuk tindakan preventif dengan gaya hidupku yang seperti ini."
Yoongi mengangguk kaku—lagi—sebelum benar-benar berlalu ke kamar mandi, menyembunyikan wajahnya yang mungkin telah berubah serupa kepiting rebus. Merasa seakan wajahnya memanas, Yoongi segera menanggalkan pakaian dan menyalakan shower.
***
Well... segitu aja spoilernya ya. Jangn banyak-banyak. Biar penasaran. Biar menebak-nebak mereka pake gaya apa pas entar Yoongi kelar mandi. Jangan sampe kelewat pokoknya ya...
Nyesel nanti....

YOU ARE READING
E-BOOK PROJECT
RandomThis work provides information about e-book project. Fanny Apriyana ? 2020