Apa yang kamu rasakan saat bisa menjadi pacar seorang lelaki yang kamu cintai? Pasti bahagia, bukan?
Dan itulah yang Merza rasakan. Awalnya dia begitu bahagia karena bisa berpacaran dengan Regan, dan tak peduli dengan sikap dingin cowok itu padanya...
"Aku bisa mencintaimu dalam waktu satu hari. Namun aku tidak bisa melupakanmu dalam waktu sesingkat itu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- P e r i s h a b l e -
21. Ungkapan?
***
"Halo, cantik. Long time no see," sapa cowok dengan senyum miring yang tercetak pada wajahnya itu.
Merza tercengang, mengapa cowok brengsek ini mengganggunya lagi?
Belum siap keterkejutannya, mobil yang ia tumpangi tiba-tiba berhenti, tangan Merza lantas bergerak cepat ingin membuka pintu, namun sial, cowok tadi ternyata sudah berpindah duduk disampingnya.
"Apa-apaan lo?! Turunin gue sekarang!" teriak Merza, tapi ternyata ucapannya barusan tidak mengubah ekspresi wajah cowok itu, dia tetap melihat Merza dengan senyum menggoda.
"Nggak ketemu beberapa hari, lo makin cantik aja," ucap Gio seraya menyentuh pipi Merza, dan langsung dihempas kasar oleh Merza detik itu juga.
"Jangan macem-macem lo ya!"
Seketika Gio memasang wajah berpikir, dia lalu mendekatkan wajah ke arah Merza, "Kalo gue mau macem-macem, gimana?"
Plak!
"Whoaa, gila gila, lo ditampar bos!" seru cowok yang mengemudikan mobil, dia tertawa karena sebelumnya tidak ada perempuan yang berani menampar Gio.
Cowok itu tersenyum sinis, dia memiringkan wajah sedikit menatap Merza, "Lo nampar gue?"
"Iya! Kenapa? Nggak kerasa? Mau gue ulang?" balas Merza berani. Mungkin jika kini dia berhadapan dengan lelaki bertopeng, dia akan diam seribu bahasa. Jangankan berbicara, melihatnya saja Merza takut-takut.
Oke, Gio akui Merza memang tidak seperti cewek-cewek yang pernah dia temui. Dia bahkan tak juga takut setelah kejadian pada malam itu.
"Simpen aja tamparan lo buat nanti. Karna mungkin.., lo bakal nampar gue berulang kali?" balas Gio seraya menyeringai, membuat bulu kuduk Merza berdiri melihatnya.
Merza menatap Gio penuh selidik, cewek itu semakin menjauhkan diri dari Gio hingga tubuhnya menempel sempurna pada pintu mobil.
Melihat itu Gio pun tak tinggal diam, dia kembali bergerak mendekat ke arah Merza hingga cewek itu mendorongnya agar menjauh.
"Heh, jangan macem-macem lo ya!" teriak Merza lagi, dia berulang kali menepis tangan Gio yang hendak merangkulnya. Namun bukannya mendengarkan, cowok itu malah tertawa. Benar-benar brengsek, menyesal rasanya mengapa Merza bisa bertemu manusia seperti ini.
"Lo jangan galak gitu dong sama gue. Lagian muka gue nggak kalah ganteng kok dari mantan lo," katanya dengan penuh percaya diri. Hingga Merza ingin muntah mendengarnya.