“Nana bisa bertahan sampai saat ini pasti karena Bunda juga orang yang kuat”
—Na Yoona—
****
Jaehyun menghentikan mobilnya. Jaemin turun dan mulai melangkahkan kakinya memasuki area pemakaman dengan Jaehyun yang berjalan di belakangnya. Sebelumnya, Bae Irene memberitahunya jika bunda Jaemin dimakamkan tidak jauh dari jalan masuk dengan nama Na Yoona.
Jaemin melangkah perlahan, sedikit ragu. Perasaannya tidak karuan. Jaemin merasa bahagia karena pada akhirnya ia menemukan sosok bunda yang telah melahirkannya. Namun, disamping itu Jaemin merasa hatinya terasa sakit di waktu yang bersamaan.
Na Jaemin menghentikan langkahnya ketika sepasang pengelihatannya mendapati satu buah batu nisan yang bertuliskan Na Yoona. Jaemin mulai berjongkok dihadapan bundanya, dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.
"Bunda ... ini Nana ... anak kandung yang Bunda tinggalkan .... "
Jatuh sudah air matanya. Sekuat mungkin Jaemin menahannya, tetap saja air mata itu jatuh. Sementara Jaehyun, memilih diam dan membiarkan Jaemin mencurahkan semua isi hatinya.
"Akhirnya Nana bisa menemukan bunda .... "
Jaemin mulai memegangi batu nisan milik sang ibunda, lantas meraba tulisan yang sedikit timbul di atas batu nisan.
"Bunda tahu ... sekarang Nana sudah delapan belas tahun. Nana sudah besar. Meskipun, ada sedikit masalah dalam hidup, tetapi Nana tetap bersyukur. Nana tahu, Nana bisa bertahan sampai saat ini pasti karena bunda juga orang kuat."
Jaehyun mengelus punggung Jaemin. Suaranya yang mulai parau membuatnya khawatir.
"Bunda tidak perlu khawatir ... Nana tidak sendiri. Ada Jisung, ada ibu, ada Kak Jaehyun juga. Meskipun Nana ingin bertemu bunda, tetapi Nana lebih ingin melihat bunda bahagia di sana. Doakan Nana, ya, Bunda .... "
Jaemin mengakhiri perkataannya, lantas menyeka air mata yang entah sejak kapan membanjiri kedua pipinya.
"Bunda ... Nana pamit dulu, ya. Nana janji akan sering berkunjung ke rumah bunda."
Jaemin berdiir, melirik Jaehyun sekilas lantas melangkahkan kakinya meninggalkan area pemakaman.
"Langsung pulang, Na?"
Jaemin hanya mengangguk dengan seidkit senyuman di bibirnya menjawab pertanyaan Jaehyun. Suasana hatinya sedang tidka baik-baik saja. Emosinya seakan dibuat naik turun hanya dalam satu hari, Jaemin merasa ... sedikit lelah.
—oOo—
"Jeno!"
Jeno terperanjat ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan lebih terkejutnya lagi ketika Jeno melihat ayahnya yang berlari dari ambang pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
About J [NOMIN] END?
FanfictionFANFICTION JENOxJAEMIN (NCT) *** "Penyesalan terbesarku adalah menyakitimu, Na." *** WARNING??? Cerita ini bergenre bxb. Yang merasa homophobic dan bukan lapak kalian, silahkan skip tanpa meninggalkan hujatan. Terimakasih? Star publish 1 April 2021...