Silahkan pakai kostum badutnya yorobun;)
Semua rahasia bakal mulai terungkap dari mulai part 20. Jadi, silahkan siapkan mental kalian:)
Happy reading, guys><
***
Seampainya di rumah sakit, Jeno langsung di bawa ke UGD. Luka luarnya terlihat tidak terlalu parah, tetapi mereka khawatir jika terjadi sesuatu yang lebih buruk dari perkiraan, ditambah lagi keadaan Jeno yang tak sadarkan diri membuat Jaemin kalang kabut.
"Duduk dulu, Na," bujuk Haechan merangkul pundaknya pelan. "Jeno bakal baik-baik aja."
Sedari tadi, Jaemin terus jalan bolak balik di depan UGD yang membuat Haechan tak tahan untuk menyuruhnya duduk. Meskipun sempat menolak, tetapi pada akhirnya Jaemin menurut dan duduk menunggu hasil pemeriksaan dokter dengan keringat dingin yang memenuhi sekujur tubuhnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Jeno sampai seperti ini?" gumam Jaemin sembari menyisir rambut dengan kesepuluh jarinya.
Mark yang tengah berdiri di samping pintu melirik Haechan, memberinya kode untuk menenangkan Jaemin sekaligus memberinya sedikit penjelasan. "Na, gue rasa apa yang diperkirakan Renjun itu bener."
Jaemin menoleh. "Maksudnya?"
"Renjun menduga dalang dari kejadian yang menimpa Jeno adalah Jungwoo."
"Jungwoo membenciku, kenapa Jeno yang menjadi sasarannya?" tanya Jaemin tak habis pikir.
"Gue rasa apa yang menimpa Jeno gak sesederhana itu," ujar Mark ikut dalam pembicaraan hingga mereka berdua menoleh dan Mark mulai berjalan hingga berdiri di depan keduanya. "Jeno kuat, rasanya gak mungkin dia kalah dari Jungwoo. Kecuali ... ada pihak lain yang terlibat."
"Aku tidak mengerti," kata Jaemin pelan. "Kenapa Jungwoo sebenci itu padaku sampai-sampai harus melibatkan Jeno? Salah apa aku sama dia?"
Mark dan Haechan saling melirik. Mereka tentu mengetahuinya. Mengetahui alasan kenapa Jungwoo begitu membenci Jaemin, meskipun menurut mereka berdua Jungwoo tidak lebih dari orang yang kehilangan akal sehat.
"Na ... sebenarnya ada yang mau gue bilang."
Jaemin kembali menoleh dengan kedua mata sembab. Raut wajah Haechan terlihat lebih serius.
"Sebenarnya, alasan Jungwoo benci sama lo itu karena—"
"Di mana Jeno?!!"
Seseorang tiba-tiba saja dating, memangkas perkataan Haechan. Sosok itu tak lain adalah ayahnya Jeno, Lee Donghae. Mark yang meneleponnya menggunakan ponsel milik Jeno, karena Jaemin begitu kalang kabut mengkhawatirkan kondisi Jeno.
"Om tenang dulu, Om! Jeno masih ditangani dokter," kata Mark menahan Donghae ketika ia hendak masuk menerobos UGD.
"Anak saya baik-baik saja, 'kan?"
Mereka saling melirik, ingin menjawab tetapi belum ada keterangan pasti mengenai kondisinya kini. "Kita berharap yang terbaik buat Jeno, ya, Om," ujar Haechan menimpali.
Ketika mendapat telepon itu, Donghae sedang rapat bersama dengan staf perusahaan untuk membahas perkembangan kantor. Tiba-tiba Jeno meneleponnya dan tidak biasanya menelpon di jam kantor.
Namun, yang ia dapatkan justru kabar buruk mengenai anaknya yang masuk rumah sakit. Tanpa pikir panjang lagi, Donghae langsung pergi meninggalkan rapat dan menancap gas menuju rumah sakit yang diberitahu oleh Mark.

KAMU SEDANG MEMBACA
About J [NOMIN] END?
FanfictionFANFICTION JENOxJAEMIN (NCT) *** "Penyesalan terbesarku adalah menyakitimu, Na." *** WARNING??? Cerita ini bergenre bxb. Yang merasa homophobic dan bukan lapak kalian, silahkan skip tanpa meninggalkan hujatan. Terimakasih? Star publish 1 April 2021...