抖阴社区

Y

19 3 0
                                    

RTH S2

- White Room -


Beberapa tahun berlalu, kini tahun 2019.

Dey sudah berada di kursi akhir Sekolah Menengah Pertama. Umurnya 14 tahun, postur badan Dey ramping, namun menjulang tinggi. Seperti Dey biasanya, ia terkenal anak yang jenius di sekolahnya, banyak perempuan yang menggemarinya, juga banyak teman dan musuh.

Sifatnya tidak berubah, ia masih sering menangis, mau itu kesalahan kecil atau besar sekalipun. Meskipun, Dey lemah, ia masih sama cerdiknya seperti dulu. Ada banyak solusi yang bisa ia selesai, meskipun harus menangis lebih dulu. Dey juga jarang dibuli karena ia aktif mengikuti alur kakaknya dulu, Dey berhasil mendapatkan jabatan sebagai ketua OSIS, ahli dalam olahraga yang berhubungan dengan raket, pintar dalam seni musik, dan dance. Tidak lupa, prestasi dalam kelasnya mendapatkan nilai yang sangat sempurna.

"Dey, kita bertemu lagi disini." Kelas Dey kedatangan siswi baru dari Jepang. Siswi itu adalah Acha, teman Dey di sekolah dasarnya. Dey tersenyum ramah, ia juga bahagia bisa bertemu tuan putrinya dulu. Sangat ingat, ketika Acha pertama kali memberi mahkota mainan ke Dey.

"Senang bertemu Acha juga." Senyum Dey yang imut.

"Sejak kapan kamu punya lesung pipi?" Acha memiringkan kepalanya.

"Sejak kamu menyadarinya, Cha." Senyum Dey sekali lagi.

Hahaha, tawa mereka berdua di halaman sekolahnya. Mereka duduk di rumput hijau sembari menatap langit yang cerah.

• • •

Tahun 2015 silam.

"Ini bukunya, lumayan berguna juga untukku." Vin menyodorkan buku tebal ke robot Mex.

"Apa kamu akan kembali bersama kami?" Tanya robot Mex.

"Tidak, sepertinya tidak. Aku ingin bebas, disana sepertinya terlalu banyak peraturan. Lagipula, disana tidak ada manusia juga, kan." Vin menolak.

"Vin, sedih sekali dengarnya. Tapi, baiklah jika itu kemauanmu." Robot Mex memeluk kaki Vin.

"Kamu mau menyentuh wajah, tampanku?" Percaya diri Vin.

"Ah, tidak, tidak." Malu-malu robot Mex.

Vin terkekeh, dan mengangkat robot Mex. "Kau suka aku, kan. Aku sudah tahu dari awal, itulah alasanmu tidak ingin aku pergi, dan tidak meninggalkanku sendiri di gedung itu. Kamu menungguku, bahkan mengikutiku ke dalam toilet." Vin mengelus robot Mex.

Robot Mex, meleyot seketika. "Ternyata kamu lebih canggih dariku, aku jadi malu."

Vin tersenyum tipis. "Aku tidak akan berterimakasih padamu, karna kamu sudah mengajarkanku mencuri. Juga mendukungku." Ledek Vin.

Robot Mex diturunkan kembali. "Aku belum menyentuh wajahmu, Vin." Melas robot Mex.

Vin lagi-lagi terkekeh. "Hehe, iya. Aku lupa." Vin kembali mengangkat robot Mex yang cukup berat.

Salam perpisahan mereka, dengan robot Mex menyentuh wajah tampannya Vin. "Terimakasih banyak, sudah mengerti perasaanku." Kata robot Mex terharu. Vin mengangguk pelan, menurunkannya kembali.

Sebuah portal galaxy pun menghilang bersama robot Mex. Vin berbalik, menghela nafas, dan berjalan ke kantor polisi.

"Kamu lapar, nak?" Kata pak polisi yang sedang mengintrogasi Vin. Melihat Vin menyantap bento dengan lahap.

Robot The HumansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang