I (Don't) Need Your Love

Happy Reading!!! Don,'t forget too vote and follow!.

.

.

.

Flasback on

Gadis itu bernama Ay, entah siapa nama lengkapnya yang jelas itu panggilannya. Dia tetangga baruku, gadis yang ramah, baik hati, dan menggemaskan. Aku menyukainya. Sangat malahan.

Ay itu gadis ceria serta periang, setiap hari Ay─ gadis bersurai hitam dengan rambut di cepol dua itu akan bermain ke rumahku di temani boneka koala yang di peluknya menggunakan tangan kiri, Ay mengajakku bermain bekel, masak-masakkan, bermain boneka, dan petak umpet.

Tapi anehnya aku mau-mau saja dan sangat senang ketika bermain bersama Ay, walaupun aku tahu permainan yang aku mainkan bersama Ay itu permainan untuk perempuan.

Ah.., aku mencintai sosoknya, walaupun aku tahu masih kecil dan belum layak mengenal cinta-cintaan.

Aku hanya ingin Ay bersamaku selamanya, tapi agaknya keinginanku itu mustahil kerena..

"Enam..."

Seorang anak laki-laki berhitung, menyenderkan tubuhnya di pohon mangga, menutup kedua matanya menggunakan lengan.

"Tujuh.."

Gadis kecil itu terkikik, berlarian ke sana ke mari, menggaruk kepalanya tanda bingung.

"Delapan..."

Gadis kecil berumur 6 tahun itu berdecak, mencari tempat bersembunyi yang aman untuk di gunakan nya.

"Udah apa belum!?"

"Belum!" Sahut gadis kecil itu.

"Sembilan.."

Gadis kecil itu tersenyum gembira kala mendapatkan tempat yang aman untuk bersembunyi, gadis kecil itu bersembunyi di balik pohon rambutan milik tetangganya yang terletak di tepi jalan.

"Seratus!!"

Alvaro mengakhiri sesi menghitungnya dengan hitungan yang seharusnya sepuluh menjadi seratus.

"Siap tidak siap aku cari ya?!"

Tidak ada sahutan.

Alvaro sudah mencari ke dalam rumah, belakang rumah, dan rumah gadis itu. Tetapi tidak ada.

Alvaro yang tadinya tersenyum pun melengkungkan bibirnya karena tak kunjung menemukan tempat persembunyian gadis itu "Ah, di mana Ay bersembunyi? Susah sekali aku menemukannya"

"Ay!"

"Ayy!!"

Seseorang memanggil Ay, suara itu terdengar di telingga Alvaro. Alvaro kembali tersenyum lebar dan menghampiri suara itu, tak lama senyuman Alvaro kembali luntur.