抖阴社区

Chapter 27

53 17 0
                                        

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.

Setelah diberi persetujuan secara tidak langsung oleh Olivya, jika tubuhnya rela diapa-apakan dalam arti didonorkan pada yang membutuhkan serta orang tua Ayona yang awalnya sempat marah pun pada akhirnya mencoba ikhlas akan musibah ini.

Orang tua Olivya yang menanggung malu pada saat itu langsung mensetujui jika ginjal anaknya akan ditransplantasi kan pada Ayona.

Dan kini Ayona sedang mengalami operasi berada di dalam ruangan yang tertutup oleh tirai hijau, orang tua Ayona mau pun teman-teman Ayona yang sedang duduk menunggu diruang tunggu selalu memanjatkan doa kepada tuhan agar operasi tersebut berjalan lancar tanpa ada kendala apa pun.

Syukurlah. Operasi yang membutuhkan waktu sekitar lima jam an itu akhirnya selesai tanpa halangan sedikit pun. Dokter Ridwan berkata jika Ayona harus beristirahat paska selesai operasi dan masih dalam pengaruh bius total hingga lima hari kedepan.

Keluarga serta teman-teman Ayona selalu setia menunggu gadis itu sadar, ruang pasien itu penuh dengan barang-barang hasil jenguk an orang-orang untuk Ayona.

"Gimana? Ayona udah siuman belum Tan?" Alvaro bertanya, melihat Laras merespon dengan sebuah gelenggan, Alvaro menghela nafas.

Padahal hari sudah lewat dari apa yang Dokter itu ucapkan. Ya ini adalah hari ke tujuh, dimana Ayona masih berada didalam sana dengan mata yang masih terpejam rapat.

"Aku boleh masuk ke dalam enggak Tante?"

Laras mengangguk tersenyum hangat, jujur ia tersentuh akan sikap Alvaro yang rajin menjenguk anaknya setiap hari "Masuk aja.. temenin Ayona, tante mau pulang bentar buat ambil baju ganti"

Alvaro membalas senyuman itu, memegang gagang ruang inap Ayona, lalu mendorongnya hingga terbuka, setelahnya ia masuk kedalam sana dan kembali menutup pintunya rapat.

Alvaro membawa dirinya untuk duduk ditepi ranjang Ayona, ia mengambil nafas dari hidung lalu dikeluarkan lewat mulut. Tersenyum tipis Alvaro memandang Ayona dengan senyuman yang terpatri indah disana

"Sampai kapan lo masih tetep tiduran disini Na?" Ia mulai mengobrol satu arah.

Mengusap surai gadis itu lembut Alvaro melanjutkan "Enggak ada niatan buat bangun gitu?"

Alvaro tetap mempertahankan senyumannya "Enggak kangen gitu sama gue? Sekedar buat meluk? Kasih ciuman hangat?"

Alvaro menggeleng sendiri seolah ia memang betul-betul bisa berkomunikasi dan terhubung dengan Ayona "Sama sekali enggak ada?"

"Oh.. gitu ya..." gumamnya sambil mengangguk-angguk kan kepala nya.

"Ini"

Alvaro meletakkan paper bag berisi gaun biru langit yang indah dengan sepucuk kertas undangan pernikahan, diatas nya tertulis namanya bersanding dengan seorang gadis yang amat dicintai nya.

Ia menatap sendu Ayona yang terbaring dengan alat pembantu pernafasan menutupi hidung dan bibir pucat pasi nya. "Gue ada undangan pernikahan yang spesial buat lo, dateng ya.. awas kalo enggak. Nanti gue sedih"

Alvaro mengenggam tangan dingin Ayona, mengecup punggung tangan nya lamat-lamat lalu berujar "Ada urusan penting yang harus gue urus sekarang. Gue pergi dulu awas ya, pas gue nikah lo belum bangun-bangun juga"

Melepaskan tangan mungil nan dingin dengan selang infus yang menjalar itu, ia menegakkan badannya. Alvaro melambaikan tangan nya sebentar dengan gerakan pelan lalu, perlahan menurunkan nya dan berjalan menuju pintu dan menghilang dibalik sana.

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang