抖阴社区

12. jealous

4 2 0
                                        

Happy Reading


Jaemin melangkah kan kaki nya kedalam rumah megah milik keluarga nya. rasa sakit itu datang kembali. Laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap itu segera berlari menuju kamar nya dilantai dua mengabaikan suara orang tuanya yang entah sejak kapan berada dirumah ini.

Saat berangkat sekolah tadi rumahnya masih terasa sunyi, hanya ada Jeno dan bibi shin. Namun saat kepulangan nya mereka datang lagi.

Dua orang yang selama ini ia rindukan...

Jaemin bukan bermaksud tidak sopan mengabaikan orang tuanya. Namun rasa sakit itu benar-benar harus segera ia tangani.

Laki-laki itu segera mengambil sesuatu di dalam laci nya. menelan nya tanpa air.

Setelah rasa sakit nya mereda, jaemin membuka pintu kamar nya menuruni anak tangga satu persatu dengan perasaan gelisah.

Harusnya tadi ia menjumpai kedua orang tuanya--- namun, saat itu juga jaemin tidak bisa menahan rasa sakit nya.

"Apakah ini yang kamu pelajari selama ini? " Tukas ayah nya dengan dingin. Saat jaemin sudah berada dihadapan Kedua orang tuanya.

Jaemin terdiam, laki-laki itu terus menunduk.

"Maaf..." Hanya itu yang bisa dikatakan nya.

Ibu jaemin na jaehwa tersenyum, bukan senyuman ibu pada umumnya, namun senyuman yang menusuk .

"Maaf katamu?apa perilaku mu yang tadi pantas untuk dimaafkan?" Tukas nya.

Jaemin terdiam. Laki-laki itu semakin menunduk.

"Aku tadi..."

"Apa?" Potong ayahnya dengan cepat.

"Apa seperti ini jaemin perlakuan mu pada orang yang lebih tua?" jaemin menggeleng dengan cepat.

"Apakah aku mempelajarimu seperti ini!!" Suara ayahnya semakin meninggi. Anak itu hanya bisa menggeleng. Rasanya ingin berbicara saja rasanya sangat sulit, seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam tenggorokan nya.

"Ayah aku...--- Apa?!"

"Mau membela dirimu yang jelas-jelas salah dimataku! Dari tadi aku memanggil nama mu tapi kamu selalu berlari seperti menghindar dari kami jaemin!" Tekan ayahnya.

Rasanya jaemin ingin menangis sungguh... jaemin memang seorang laki-laki namun jika diperlakukan seperti ini oleh orang tuanya apakah jaemin akan terus terlihat kuat? laki-laki itu juga memiliki sisi yang rapuh.

"Bahkan etika yang selama ini kami ajarkan tidak sedikit pun kamu terapkan!" Disaat-saat seperti ini jaemin ingin merasakan sosok ibu yang berada disampingnya memeluk nya erat, membelanya, mengucapkan kata-kata penyemangat.

Namun...

Bukan seperti ini takdirnya, imajinasi hanya dalam angan. Realita menampar nya dengan sangat keras. Seolah-olah ia tidak patut dikasihani... Seolah-olah semuanya menginginkan kan nya pergi.

Jaemin hanya butuh mereka... sosok yang selalu menyemangati setiap ketakutan dan kesakitan datang menghampiri nya.

"Jangan bicara. Aku muak mendengar penjelasan mu!" Sarkas ibunya.

[1]. Salju PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang