抖阴社区

Retrace 18 - A lonely wolf

71 9 1
                                    

 Kayu-kayu besar itu diturunkannya sendiri dari kereta kudanya, disusun bertumpuk disamping halaman untuk di potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan dijual ke bordon. Otot-otot lengan nya yang besar membuat kayu yang dibawanya terlihat ringan, meski begitu berat bagi kedua anak muda yang ada disana mendorong dengan kedua tangan mereka. Peniel telah terlatih melakukannya selama bertahun-tahun. Hyunjin dan Han, memisahkan kayu-kayu kecil yang berkualitas baik dan sedang, lalu mengikat mereka dengan tali agar mudah dikirim ke kota.

"Kalau kalian sudah selesai, ambil makanan di meja dan pulanglah. Sisanya bisa kukerjakan sendiri." Ujar Peniel, sambil mengusap keringatnya. Kedua anak itu mengangguk.

Han mengambil se-ember air dari kran disamping rumah, kemudian memberikan minum pada kuda yang berwarna hitam legam itu. "Yah, minum-minum. Kau sudah bekerja dengan keras, aku juga harus makan jadi minumlah yang banyak!" serunya dengan lantang. Ceria seperti biasanya. "Oh lihat kulitmu yang berkilau itu, kau sungguh tampan kuda, tapi aku lebih tampan." ocehnya lagi.

Hyunjin menyerahkan catatan sortir kayu-kayu itu pada peniel. Ia selalu mengerjakannya dengan baik sehingga peniel tak perlu mengecekknya. "Letakan saja dimeja," perintahnya. "Hari ini gerhana akan datang, pastikan kalian semua di dalam rumah dan mengunci pintu ketika malam datang." ujar Peniel. Hyun mengerti betul setiap peristiwa yang akan terjadi, Ia selalu penuh dengan persiapan. Tapi sebagai orang dewasa, Peniel tetap harus mengingatkan mereka.

"Lebih seperti aku harus menjaga Han, kan?" gurau Hyun.

"Jaga dirimu sendiri juga." pungkas Peniel. "Gerhana menelan dunia ke dalam kegelapan. Kita selalu tidak mengetahui apa yang terjadi dibalik kegelapan. Kegelapan adalah tempat yang sangat mengerikan, ilmu sihir, perjanjian dengan iblis, dan banyak hal yang tak bisa kau terima. Jika kau terjebak di dalamnya, dan kau tak bisa melihat apapun disana, tak memiliki cahaya atau seseorang bersamamu kau harus lari sekencang-kencangnya." Peniel menatap Hyunjin yang mendengar dirinya berbicara dengan tenang. "Itu kata mereka, tapi tidak ada salahnya diikuti."

"Mereka siapa?"

"Orang-orang terdahulu."

"Nenek moyang?"

Peniel mengangkat bahunya, "Mungkin."

Hyunjin menghela nafas. Terkadang, Peniel juga suka berbicara entah kemana arahnya. "Apakah Kak Seonghwa akan kembali hari ini?" tanyanya tiba-tiba. Hyun tak pernah bertanya, tapi perasaannya selalu saja tidak tenang.

"Kukira kau sudah siap berpisah dengannya." jawab Peniel.

Seminggu setelah perpisahan mereka, meski Hyun telah memiliki firasat bahwa mungkin Ia takkan berjumpa dengan Seonghwa untuk waktu yang lama. Tetap saja, selama masih banyak rahasia yang tersimpan diantara mereka, tak bisa sedikitpun Ia memikirkan kakaknya dengan hati yang gembira. "Bagaimanapun dia hanya pamit ke Bordon, tidak jauh dari sini. Peniel, apa kau tak berkeinginan untuk mengantar kami ke Bordon?"

"Setelah apa yang terjadi hari itu, bukankah kau tahu dia sedang dalam masalah yang besar ketika dua dari temannya datang dan memberinya pelajaran? Mungkin saja dia kembali ke kawanannya dan menyelesaikan masalahnya. Tunggulah sedikit lebih lama lagi."ujar Peniel, mencoba menenangkan Hyunjin. "Daripada memikirkannya membuatmu gelisah, kau juga harus pikirkan dirimu sendiri. Apa kau akan terus berada disini? Bagaimana dengan keluargamu? Ayahmu? Mungkin saja mereka juga sedang mencarimu. Bagaimana jika kau juga mencari mereka? Lalu kalian akan bertemu di persimpangan selama pencarian. sehingga segalanya akan sedikit lebih jelas."

Hyunjin, sesungguhnya tak pernah memiliki pemikiran untuk mencari mereka terlebih dahulu. Malam itu, segalanya memang kacau. Pada akhirnya, cerita yang sesungguhnya adalah mereka sama-sama dalam kondisi yang gawat di malam saat tragedi itu berlangsung. Sama-sama saling menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain. Meski penciuman mereka lebih tajam dibanding manusia biasa, benar bahwa fakta jalan tak selalu sebagaimana kita memikirkannya. Mungkin saja, ada kondisi yang membuat Hyunjin dan keluarganya tak bisa menemui satu sama lain selama ini. Sama seperti Seonghwa yang menyelesaikan urusannya, sepertinya Hyun juga harus menyelesaikan apa yang selalu di pendamnya selama ini.

H E G E M O N Y  I BOOK 1 - The Falling ConcordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang