[Novel bisa dibeli di Shopee @anpublisher]
Kisah cinta ini seperti tteokbokki hangat yang siap dinikmati. Dengan gabungan rasa pedas, manis, gurih dan.. bikin nagih(?) siap memanjakan siapapun yang akan menikmatinya dengan perasaan bahagia yang mel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan tanyakan bagaimana perasaan Jungkook saat ini. Sesaat setelah Soojin menutup panggilannya, pikiran Jungkook sudah dipenuhi hal-hal negatif.
Apa yang terjadi dengan Jiyeon? Apa dia baik-baik saja? Kemana Soojin akan membawa kakaknya?
Dan yang pertanyaan yang paling menghantui pikiran Jungkook adalah, apa Jiyeon seperti ini karena dirinya (lagi)?
Jungkook mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menyalip mobil sana sini, mendahului mobil yang berukuran lebih besar dari mobilnya. Seandainya Jimin ikut, sudah dipastikan ia akan muntah di dalam mobil.
Jungkook berinisiatif untuk pergi ke Rumah Sakit terdekat dari rumah Jiyeon. Berharap Soojin memang membawanya ke sana.
Dua puluh menit waktu yang ia tempuh untuk sampai di Rumah Sakit.
'Semoga Soojin benar ke sini,' harap Jungkook dalam hati.
Dari parkiran dia berlari kecil untuk mempercepat langkahnya. Sungguh, Jungkook tak ingin membuang waktu sedetik pun.
Dengan napas yang terengah-engah, serta raut wajah Jungkook yang terlihat panik, dia segera ke meja receptionist untuk menanyakan pasien yang bernama Kim Jiyeon.
Pesona seorang Jeon Jungkook memang tak bisa diabaikan begitu saja. Buktinya, beberapa suster yang sedang lalu-lalang, sempat terdiam sebentar hanya untuk memandangi wajah tampan itu.
"Permisi, apa ada pasien baru bernama Kim Jiyeon? Wanita. Usianya dua puluh empat tahun. Sepertinya.. dia diantar seorang pemuda tadi. Apa dia ada di sini??" tanya Jungkook tak sabar.
"S-se-sebentar. Saya cek dulu, Tuan." Dua orang wanita yang bertugas di balik meja receptionist sedikit salah tingkah karena pria di hadapan mereka.
"Ada, Tuan. Nona Kim Jiyeon baru saja masuk ke kamar nomor 246. Mari saya antar.." kata suster tersebut.
"Tidak perlu. Cukup beri tau saja posisi kamarnya dimana."
"Ah, baik. Dari sini, lurus saja, lalu belok ke kanan, setelah melewati lift belok ke kiri. Kamarnya ada di sebelah kanan," jelas suster.
"Kamsahamnida." Jungkook membungkuk sekilas dan langsung berjalan cepat menyusuri jalan sesuai arahan suster tadi.
Syukurlah, ternyata feeling Jungkook benar. Soojin memang membawa kakaknya ke sini. Jungkook sedikit lega karena bisa segera menemui Jiyeon.
"Jungkook hyung?? Bagaimana kau bisa tau aku di sini?" Soojin menyambut kedatangan Jungkook dengan ekspresi bingung.
"Aku hanya mengira-ngira saja. Ternyata benar kau membawanya ke sini. Bagaimana keadaan Jiyeon?? Apa yang terjadi?"
"Entahlah hyung.. tadi pagi saat kami ingin sarapan, aku melihat nuna sudah tergeletak pingsan di dapur. Aku langsung bawa dia ke sini naik taxi," Soojin menyandarkan tubuhnya di kursi. Disusul Jungkook yang ikut duduk di samping Soojin.