抖阴社区

?#28 Twenty eight

2.6K 335 126
                                        

Rosé POV

Perasaan, gue gak pernah bayangin hal-hal mesum deh pas mau tidur.

Biasanya mimpi gue selalu high-class. Kayak jadi istri sultan, selebritis, Princess dan bahkan jadi bangsawan Inggris. Gak ada tuh yang namanya mimpi making love sama Jeffrey, gak ada. Tapi kok semalam mimpi gue bisa kek gitu, ya? Apalagi nyeri dan sakitnya terasa nyata.

Ketika gue hampir bangun, gue ngerasa ada hembusan hangat di leher gue. Tapi itu apaan anjir? Itu bukan angin dari kipas angin kan? Jelas-jelas di kamar gue, gue pake AC.

Belum lagi gue ngerasa kek lagi meluk sesuatu tapi baunya mirip bau parfum Jeffrey.

What's going on, right now?

Untuk memastikan apa yang terjadi, gue pun berusaha membuka mata. Dan yang pertama kali gue liat adalah wajah Jeffrey yang masih tertidur memeluk gue.

Gue terdiam sejenak. Ngapain Jeffrey pagi-pagi buta ke apartemen gue? Udah gitu ikut tiduran lagi. Mana gue belum mandi, jangan-jangan nafas gue bau jigong. Bisa-bisa pingsan dia deket-deket sama gue.

"Jeff, kamu ngapain disini?" Ucap gue sambil menyibakkan selimut yang menutupi tubuh gue dan tubuh Jeffrey.

Dan lo tau apa yang paling bikin gue jantungan? Gue ngeliat punya Jeffrey sedang berada di dalam punya gue. Berarti apa yang gue rasain semalam bukan mimpi, itu benar-benar nyata terjadi.

Seketika gue berteriak kencang sambil mendorong kuat tubuh Jeffrey hingga dia bangun dari tidurnya.

"Ros, kamu kenapa?!"

"Harusnya aku yang nanya! Apa yang udah kamu lakuin sama aku?! Kenapa kita jadi kaya gini?!" Teriak gue dengan mata berkaca-kaca.

Gue ga tau mau mengekspresikan kekecewaan gue kayak gimana lagi. Gue bener-bener shock. I lost my virginity, I lost my crown. Meskipun gue tidur sama orang yang gue cinta, tapi gue tetep gak rela kenapa dia harus merampas kehormatan gue ketika gue dan dia belum terikat hubungan apa-apa?

"Rosie..." Panggilnya pelan.

Dengan mata sembab gue menatap dia, "Kenapa, Jeff? Kamu udah puas memperkosa cewek mabuk?" Tanya gue sambil mengeratkan selimut yang menutupi tubuh telanjang gue.

Jeffrey menatap gue dengan tatapan gak percaya, "semalam aku cuman nanya, aku gak pernah memaksa kamu, justru kamu yang mengajak aku untuk ngelakuinnya, Ros. We are like this because we both want to do it."

"Gak ada yang di paksa dan ga ada yang memaksa disini," sambungnya lembut.

Gue memegang kepala gue yang terasa berat dan pusing, "Kalau aku kehilangan kendali harusnya kamu berusaha buat mengontrol aku, Jeff. Jangan malah ikut-ikutan terbujuk! Sekarang gimana? Gimana kalau aku hamil, gimana kalau orang tua kita tau apa yang udah kita lakuin?!" Tanya gue dengan tangisan histeris.

Gue adalah salah satu cewek yang kalau ada masalah bawaannya pengen bernegatif thinking aja. Gue takut, gue takut kalau seandainya yang terjadi gak sesuai dengan yang gue ekpetasikan.

"Besok lusa kamu harus ikut sama aku,"

"Kemana?" Tanya gue.

"Fitting baju pernikahan. I promised to marry you and you agreed to marry me. Jadi, kita akan segera menikah." Ujar Jeffrey sembari memegang wajah gue.

"Gak usah khawatir ya, gak usah menyesali apa yang udah kita lakuin. Aku cinta sama kamu dan kamu tau itu. Kita akan menikah dan aku akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi sama kamu."

MY BIGGEST REGRET?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang