Hubungan Changmin dan Juyeon, yang lahir dari sebuah kesalahan.
?? Remake ?? A Romantic Story About Serena karya Santy Agatha, 2013
Warning bxb, mpreg, mature, 18+
? floreapetals, 2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Ruangan itu gelap.
Gelap dan sunyi, hingga bunyi klik ketika Changmin menutup pintu terdengar keras. Dengan gugup Changmin menelan ludah.
Kenapa sepi? Kemana Juyeon?
Apa Juyeon mungkin pulang ke rumahnya? Apa mungkin dia tidak tahu kalau Changmin belum pulang? Syukurlah kalau begitu kejadiannya.
Changmin berusaha menenangkan dirinya, tapi tetap saja tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya menghadapi apa yang akan terjadi, seperti hitungan mundur penantian sebuah bom yang akan meledak saja.
Dan bom itu memang meledak.
Dalam hitungan beberapa menit pintu terbuka, tidak, bukan terbuka, tapi terdorong dengan kasarnya, lampu-lampu menyala.
Juyeon tampak begitu menakutkan, matanya menyala-nyala, rambutnya acak-acakan, bahkan pakaiannya yang biasanya selalu elegan dan rapi tampak kusut masai. Yang pasti, Juyeon kelihatan begitu murka mendapati Changmin berdiri diruang tamu apartemen itu, hanya menatapnya.
Dengan gerakan kasar dia meraih pundak Changmin dan mengguncangnya begitu keras sampai Changmin merasa pusing.
"Kemana saja KAU?!" teriak Juyeon lepas kendali.
Changmin berusaha menjawab, tetapi kepalanya terasa pusing karena Juyeon mengguncangnya.
"Aku mencarimu ke segala penjuru, kau tahu?!" Juyeon masih berteriak.
"Semua rumah sakit bersalin di kota ini aku datangi satu persatu, tapi tidak ada kamu! Kemana saja KAU?"
"Juyeon, kalau kau terus mengguncangnya seperti itu, dia akan muntah sebentar lagi."
Sebuah suara tenang terdengar dibelakang Juyeon, membuat Juyeon terpaku, seolah-olah baru menyadari kehadiran sosok dibelakangnya.
Sunwoo berdiri dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya di dinding dekat pintu, sepertinya menikmati pemandangan Changmin yang didamprat oleh Juyeon.
Juyeon menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, berusaha mengontrol emosinya.
Sialan benar Ji Changmin! Sialan benar lelaki ini!
Tidak tahukah dia betapa hati Juyeon dicengkeram ketakutan yang amat sangat ketika mencoba menghubungi Changmin dan menemukan bahwa ponselnya mati?
Beribu pikiran buruk tadi berkecamuk didalam benak Juyeon. Bagaimana kalau Changmin kecelakaan? Atau dia menjadi korban kejahatan? Bagaimana kalau Changmin terluka parah dan tidak dapat datang kepadanya untuk meminta pertolongan?
Dan sekarang, menemukan Changmin berdiri di ruang tamu apartemennya, tanpa kekurangan sesuatu apapun, membuat Juyeon dibanjiri perasaan lega yang amat sangat.