Answer keys in your eyes
Setelah berdesak-desak membelah kerumunan manusia rusuh dilapang, akhirnya anak-anak dibolehkan bubar memasuki kelas masing-masing untuk menghias kelas dan berswafoto.
“Akhirnya beres juga Pak Tama bercerita,” ucapnya lega.
Sheeravien berjalan menyusuri koridor sepi, ia sengaja menunggu anak-anak rusuh itu masuk kelasnya masing-masing, karena Sheeravien tak mau jika harus bersusah payah desakan dengan yang lainnya.
“Ah iya manik-manik dari Papa tadi mana ya?” Sheeravien bergumam.
Tiba-tiba langkahnya terhenti dan meraba saku untuk mencari sesuatu yang baru saja teringat
“Ahh cantik nya, Papa dapet dari mana ya? Tapi kok kaya barang antik ya,” gumamnya sendiri dan bertanya pada rumput-rumput yang bergoyang.
Sheeravien berdecak kagum dengan manik cantik itu, meskipun terlihat usang tetapi tetap cantik bila ia pakai ditangannya.
(ringtone iphone berdering keras)
Ponsel Sheeravien berdering dan menampilkan nama Alyya Laurels Pratama dilayarnya, tampak sahabatnya itu tak sabar akan melihat riasan manja diwajahnya nanti.
“WOY VIEN LO DIMANA?!” teriak disebrang sana.
Terkejut akan suara teriakan disana, Sheeravien menjauhkan ponsel nya dari telinga, karena bisa-bisa pecah gendang telinga Sheeravien.
“Eh bego! Lo teriak dikuping gue, lo kira ni kuping gendang dangdut bisa lo teriakin,” gerutu Sheeravien.
“MAAF KANJENG DISINI BERISIK, BURUAN DAH, BENTAR LAGI MULAI NIH MAU FOTO, ENAK BANGET LO KAGA IKUT BERES-BERES!” teriak Alyya, tetap dengan nada tinggi yang bisa memecahkan gendang telingganya, namun kali ini Sheeravien memamklumi karena memang benar sangat bising disana, dan ia lupa sejak tadi malah melamun di koridor sepi.
“Iya gue bentar lagi ke kelas,” pungkasnya kemudian dimatikan panggilan tersebut dan segera pergi ke kelas.
Namun bagai tertimpa gajah dari langit, tiba-tiba Sheeravien menabrak seseorang yang berpostur cukup kekar dan tingginya melebihi dia bahkan Papanya sedikit.
“Lo jalan yang bener kenapa, baru belajar jalan lo?!” sindir lelaki jangkung yang baru ia tabrak barusan, tak lama mengulurkan tanggannya untuk membantu Sheeravien berdiri.
“Ah iya sorry kali, lagian lo gapapa kan, gue yang sakit jadi ga usah sewot,” timbalnya dengan tak kalah dinginnya, lalu menerima uluran tangan sang lelaki.
“Thanks, gue cabut sekali lagi sorry,” ucapnya singkat dan berlalu meninggalkan lelaki jangkung itu.
“Udah salah sewot pula,” gumam lelaki tadi dalam hati,
Cling!
Kilapan cahaya dari pantulan benda dibawah mengusik lelaki tersebut, ia melihat manik-manik berwarna putih dengan perpaduan warna pink.
“Cantik sih, tapi jadul amat koleksinya, gue balikin aja siapa tau jimatnya,” ucapnya asal dan bergegas ke rooftop sekolah untuk bolos dan merokok (Adegan tidak untuk ditiru reader's;))
.
.
.Kelas XII IPA 3
Setelah berpusing ria memikirkan pose bergaya dan tak nyaman akan riasan wajah yang Alyya pakai diwajahnya, Sheeravien menghembuskan napasnya dengan kasar, padahal hanya sekedar berfoto dan memakai gincu berwarna pink dibibirnya serta polesan blush on berwarna peach dipipinya, karena memang Sheeravien satu-satunya cewe anti kamera apalagi merias wajahnya. —cewe pemenang dalam menghela napas kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHEERAGA [On Going]-revisi
Teen Fiction[Follow sebelum baca] Rekayasa alam bawah sadar merupakan wujud mengerikan bagi seorang gadis bernama Sheeravien Alexandra, namun bertemunya dengan pria yang membuatnya semakin jatuh kedalam alam bawah sadarnya, Sheeravien mulai menerima takdirnya...