抖阴社区

15

47 5 6
                                        

02 Juli 2021, Pukul 18.00 WITA
Aimere, Nusa Tenggara Timur

Perjalanan dua hari satu malam mereka tempuh, akhirnya membuahkan hasil, banyak kejadian terjadi selama perjalanan, mulai dari mabuk darat, laut hingga aksi receh dari Elan dan Alyya.

Sesuai dengan sebelumnya mereka rencanakan pada saat meeting, Deon mengarahkan Pak supir berhenti di penginapan kecil namun cukup lah untuk mereka sekedar berteduh dan beristirahat.

“Bentar lagi kita sampai di penginapan, simpan barang-barang yang sekira nya perlu disimpan di penginapan, untuk peralatan mendaki tetap simpan disini aja biar nanti gak ada yang ketinggalan okay, paham?” jelas Deon.

“Oke bro,” ucap mereka serempak.

“Buat Alyya sama Sheeravien tetap ikuti kita, kalo mau foto-foto bilang ya biar kita temenin,” lanjut Deon.

“Bagi tugas aja bro, siapa yang harus jagain mereka berdua, kalo ga jelas gitu nanti kalo ada apa-apa pada ogah-ogahan,” usul lelaki bongsor yang duduk di belakang.

“Ide bagus, ya udah Alyya biar urusan gue dan She-” ucap Deon namun langsung di potong Fero.

“Aelah usaha mulu lo, gue juga mau. Vien lo sama gue ya?” ujar Fero, “Ga dapet Alyya bole lah temennya,” lanjutnya.

“Emm oo-” jawaban Sheeravien kali ini Alyya sela.

“Eh Sheeravien sama Raga, ya kan Ga?”

“Gapapa sama si Fe-”

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Raga melihat Alyya sudah melotot sampai terlihat ingin keluar bola matanya, Raga terpaksa meng-iyakan

“Gajadi deh Fer, Sheeravien milik gue lo jagain si Elan aja noh,” sambung Raga dan hanya mendapat raut wajah kecewa Fero.

Mendengar Raga yang mengucapkan kata ‘milik gue’ Sheeravien membelalak kan matanya tak menyangka.

Rasa nya campur aduk, entah Sheeravien harus bahagia atau meruntuki nasib buruk untuk menahan hasrat ingin membunuh Raga, saat kalanya Raga mengusili dirinya lagi.

“Ini sebagai ucapan maaf gue karna udah nampar lo malam itu, tapi inget kalo lo macem-macem bukan cuma gue tampar, tapi gue ganti juga tu leher jenjang lo pake leher tokek,” bisik Alyya pada Raga saat semua anak-anak mulai turun dari bus.

“Dih apa maksud lo, lo kira gue suka sama tu bibir lemon?” sambung Raga dengan menyebut nya bibir lemon, karna Sheeravien sangat ketus dan sering memberinya muka masam.

What?!  Bibir lemon apa maksudnya? Sheeravien yang melihatnya hanya memicingkan mata, ia curiga sepertinya baru saja terjadi kesepakatan dari sabahatnya itu.

“Woy ngapain lo bisik-bisik hah? Lo mau culik gue ya? Terus jual ginjal gue?” ucap Sheeravien sok histeris.

Raga dan Alyya hanya memandangi Sheeravien, membuat gadis yang baru saja bersuara semakin curiga dan merasa terintimidasi.

“Ahh atau jangan-jangan kalian mau cabulin gue?” teriak Sheeravien sembari menyilangkan lengannya di dada.

“Berobat lo.” ujar Raga dan Alyya bersama.

Mereka berdua kemudian berlalu meninggalkan Sheeravien yang hanya memasang muka imutnya.

“Apa yang mereka mau dari gue, gue masi kecil, belum bisa apa-apa hiks”

.
.
.

Beberapa dari mereka sudah memasuki kamar nya masing-masing, hanya untuk melakukan aktivitas pribadi atau mungkin sekedar menyejukan diri dan berbincang santai.

SHEERAGA [On Going]-revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang