"Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Jiyang, aku tidak akan tinggal diam. Nyawa di balas nyawa, ayah."
***
Sebuah ruangan yang di tempati kedua orang berbeda gender itu memang cukup luas, ibu Yoongi yang menyarankan keduanya untuk satu ruang rawat.
Bukan hanya mempermudah teman-teman keduanya saat menjenguk, tapi juga memudahkannya untuk melihat bagaimana kondisi sang anak dan gadis yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri.
Tak bisa dipungkiri jika pertama kali mendengar putranya kecelakaan Ny. Min shock sampai jatuh pingsan, di tambah lagi dengan Yoongi yang di diagnosa mengalami kebutaan.
Kakinya sudah sangat lemas, dan mendengar Jiyang yang sering mendapat perlakuan kasar dari orang tauanya, serta penyakit mematikan yang gadis itu idap. Entah bagaimana lagi kakinya itu bisa berdiri, sekarang saja Ny. Min harus menggunakan kursi roda untuk membantunya berjalan.
Rasanya kesedihan itu masih ada sampai sekarang, mengingat keduanya masih terbaring dengan mata yang seolah enggan untuk terbuka.
"Pa. Gimana sama donor kornea mata Yoongi, Udah ada yang cocok? Mama takut Yoongi gak bisa lihat selamanya." Khawatiran itu jelas terpati di wajah Ny. Min, siapa yang ingin jika anaknya mengalami kebutaan? Tidak ada.
Tn. Min menghela nafas, di sini memang dia yang paling tenang saat mendengar kabar buruk tentang sang anak, mungkin dari situ juga Yoongi dapat sifat tenang sang ayah.
"Kita lihat aja nanti, dokter pasti akan melakukan yang terbaik ma." Katanya lembut, menjeda. "Lagi pula donor kornea mata itu membutuhkan waktu yang tak sedikit, mungkin satu bulan paling cepat."
Mendengarnya Ny. Min mengendus. "Itu papa tahu, prosesnya satu bulan buat urus ini itu. Mama itu mau yang terbaik pa, lebih cepat lebih baik."
"Lagi pula kalo gak ada pendonor yang cocok di Korea, kita bisa berusaha daftar di luar negri, sekalian bawa Jiyang buat pengobatannya." Lanjut sang ratu lebih dominan, membuat raja terdiam.
Agaknya sang raja mulai bosan dengan pembicaraan ini, pasalnya sejak dokter mendiagnosa Yoongi, istrinya itu seakan tidak ada jeda untuk berbicara masalah yang sama dan berulang-ulang.
"Iya, papa ikut saja" acuhnya, kembali fokus pada koran dan kopi di depannya.
Ceklak
Pintu ruangan itu terbuaka, menampakan Hoseok dengan sudut bibir berdarah di sana. Ny. Min mengerjap, menutup kembali mulutnya yang sudah siap menceramahi sang suami yang terlalu acuh.
"Apa gak ada kerjaan lain anak muda jaman sekarang, bikin orang tua khawatir." Sindir Ny. Min, menatap garang Hoseok yang hanya menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa gatal.
Hoseok membungkuk, "habis dari mana kamu? Astaga Hoseok bibir kamu sampai sobek, pa! Separah apa pergaulan anak muda sekarang?!"
Yang menjadi bahan pembicaraan hanya meringis, apa tidak terlalu heboh hanya untuk luka kecil seperti ini? Hoseok hanya mampu terkekeh. Yeah! setidaknya masih ada orang yang peduli padanya dan sang adik, dan artinya masih ada yang harus dia syukuri.
"Tante tidak perlu khawatir, ini hanya luka kecil. Tak sakit sama sekali, mungkin sedikit... perih?" Merasa terancam, Hoseok mengalihkan pandangannya, enggan melihat wajah Ny. Min yang menatapnya tajam.
Niatnya tadi ingin membantu Tn. Min dari omelan istrinya, tapi dia yang sekarang mendapat omelan luar biasa dari ibu temannya itu.
Hoseok menikmatinya saja, sudah lama juga dia tidak mendapatkan perkataan pedas seorang ibu. Apa lagi ini Ny. Min, apa dia juga akan di omeli hingga satu jam lebih? Seperti saat dulu dia dan Yoongi membuat suatu kesalahan.
Tidak bisa di sebut kesalahan juga sebenarnya, apa memandikan kucing yang tercebur air kotor adalah salah? Niat Hoseok dan Yoongi kecil hanya ingin membantu saat itu.
"Ini Taehyung, Seokjin, Namjoon, Jungkook, mereka kemana? Beli makanan kok lama banget. Berempat lagi, kaya orang double date." Sindirnya lagi, kali ini bukan tentang Hoseok maupun Tn. Min.
Tapi empat sekawan yang sudah hampir satu jam belum kembali, tidak tahu saja jika Ny. Min sudah mulai bosan. Biasanya jika ada Taehyung, keduanya akan bergosip-gosip ria. Entah itu mengenai pakaian, sepatu, sikap Yoongi, dan masih banyak lagi.
Hoseok kembali buka suara, mengambil duduk lesehan di karpet berbulu dekat makanan, dia sedikit lapar. "Jimin gak ikut mereka, Tan?"
"Iya, katanya harus jemput pacarnya dulu. Mau di ajak ke sini mungkin?" Adu Ny. Min, sedikit demi sedikit dia bangkit dari kursi rodanya, dia ingin ke kamar mandi.
Tok
TokkSuara pintu di ketuk membunyarkan lamunannya, dia dan Tn. Min mendongak. Keduanya kompak menyerit bingung, bukan karena teman-temannya sudah datang membawa satu kantung penuh berisikan makanan.
Melainkan mereka juga membawa seseorang ke sini, "Tn. Lee?"
Pria yang di sebutkan namanya mengangguk, kebetulan tadi dia tidak sengaja berpapasan di pintu masuk dengan Taehyung dan yang lain.
Atensi Tn. Lee jatuh pada Jiyang. Sebagai pendonor saham di rumah sakit ini, Tn. Lee tidak hanya sekali dua kali berkunjung kemari.
Dan bertepatan dengan itu, dia tak sengaja mendengar pembicaraan para perawat yang menangani gadis malang yang mendapatkan kekerasan fisik itu. Hatinya saat itu tergerak, menghampiri kedua perawat itu lalu mendengarkan cerita lengkapnya.
Dari banyaknya luka lebam hingga penyakit yang gadis malang itu derita Tn. Lee tahu, siapa yang menduga jika gadis malang itu tak lain dan bukan adalah Jiyang, teman anaknya yang beberapa kali dia pernah bersitatap langsung.
"Jung Hoseok? " Hoseok mengangguk menanggapinya, "bisa bicara sebentar? "
To Be Continue _

KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You, Min! √
FanfictionKwon Jiyang memiliki kehidupan yang buruk, Ayahnya selalu menghukumnya dengan cara memukul, setiap kesalahan kecil yang Jiyang buat esok harinya sudah dipastikan akan terdapat luka memar juga lebam yang mengerikan. Hoseok melihatnya muak, walaupun h...
Chapter 28
Mulai dari awal