Gabriel merasakan sakit yang menusuk di pelipisnya, seperti ada seseorang yang menancapkan paku ke dalam tengkoraknya. Kepalanya berdenyut keras, mulutnya kering, dan tubuhnya terasa seperti habis dipukul oleh sekumpulan preman.
Ia mengerang pelan, mengangkat satu tangan ke kepalanya sambil memijat keningnya dengan gerakan malas. Saat tubuhnya sedikit bergerak, ia mendengar bunyi tulang-tulangnya yang bergertak, seakan protes karena tidur dalam posisi yang tidak manusiawi semalaman.
Sial. Apa yang terjadi semalam?
Dengan susah payah, Gabriel membuka matanya, meski cahaya yang masuk dari sela-sela tirai terasa seperti siksaan neraka untuk bola matanya. Ia menghela napas berat, mencoba mengumpulkan kembali ingatan samar yang berserakan di kepalanya.
Bar...
Alkohol...
Lantai dua...
Muntah...
Kamar...
Ia hampir saja berhasil menyatukan kepingan memorinya ketika-
"AAAAAAAAAAAAAAH!!!"
Suara jeritan melengking meledak di sebelahnya, menusuk telinganya tanpa ampun.
Gabriel yang masih dalam keadaan setengah sadar nyaris terjun dari tempat tidur saking terkejutnya. Tubuhnya menegang, matanya kini terbuka lebar, jantungnya seolah ingin melompat keluar dari dadanya.
Dan di sanalah Margaret Brooklyn duduk dengan mata membelalak, wajahnya pucat, dan nafasnya tersengal seakan baru saja melihat setan.
Gabriel belum sempat memproses apa yang terjadi ketika-
"AAAAAAAAAAAAAAH!!!"
Margaret berteriak lagi.
Kali ini, Gabriel juga ikut berteriak.
"ARGHHH! APA-APAAN KAU, WANITA?!!"
Margaret mengangkat telunjuknya ke arahnya, matanya melebar, napasnya tersengal. "KAU!! KENAPA KAU DI SINI?! DAN KENAPA KAU-"
Baru saat itu Gabriel sadar.
Ia bertelanjang dada.
Dan yang lebih buruk-ia berada di ranjang yang sama dengan Margaret.
Sialan.
Gabriel buru-buru menarik selimut yang menutupi separuh tubuhnya dan menatap Margaret dengan ekspresi shock dan kebingungan yang sama. "Tunggu, kenapa KAU juga di sini?!"
Margaret meraba-raba tempat tidur, seolah mencari sesuatu untuk dilempar ke kepala Gabriel. "Jangan tanyakan itu padaku, brengsek! AKU YANG HARUSNYA BERTANYA!"
Gabriel mengusap wajahnya, mencoba menenangkan pikirannya yang kini berputar lebih cepat daripada semalam. "Sial, aku tidak ingat apa-apa..."
Margaret menatapnya dengan tajam. "Oh, kau tidak ingat?! Aku pun tidak ingat! Tapi jelas-jelas aku TIDAK PERNAH tidur dengan pria yang aku benci!"
Gabriel mendengus. "Hebat. Aku juga tidak pernah tidur dengan wanita yang suka berteriak di pagi hari seperti sirene kebakaran."

KAMU SEDANG MEMBACA
BRUTAL SCANDAL
Romance????? ??? ??????? ??? ?????? ???? ????.? Gabriel Ruston dan Margaret Brooklyn adalah dua CEO yang dikenal ambisius, dingin, dan tak terkalahkan dalam dunia bisnis. Namun, tekanan pekerjaan yang terus menghantui mereka...