Di dalam mobil rindu hanya diam, memandang ke arah luar di balik jendela mobil
"Maaf.."
Hanya kata itu yang bisa Dimas ucapkanRindu pun hanya diam, dia tidak mau bicara sama sekali dengan cowok jangkung yang duduk di sebelah nya ini
"Maaf in gue, gue... gue.. engga sengaja" Dimas mulai menunjukkan wajah sendu nya, penuh rasa bersalah yang mendalam
Rindu menutup telinga dengan kedua tangan nya sambil menundukkan kepala ke bawah
Sama sekali tidak mau mendengar apa-apa lagi, rindu merasa jijik dan merasa kotor jika dekat Dimas saat ini, rasa trauma itu terus mengguncang jiwa nya"Lo kenapa?"
Tak ada sahutan apa-apa dari rindu, hingga tiba-tiba tubuh rindu jatuh lemas menghantam bagian depan mobil
Dimas pun kaget dan langsung menepikan mobil nya"Hey .. lo kenapa?" Dimas menepuk-nepuk pipi rindu pelan berusaha menyadarkan rindu yang tiba-tiba pingsan
"Rindu"
Dimas membaca name tag di seragam rindu
Tanpa berlama-lama Dimas langsung melajukan mobil nya ... membawa rindu yang masih belum terbangun***
Dimas menggendong rindu ala bridal style , membawa ia ke dalam rumah nya
Rumah dimana tempat dimas merenggut kesucian rindu.Bukan tanpa alasan, Dimas bermaksud ingin rindu di periksa oleh dokter keluarga nya
Karena kalau harus ke rumah sakit pasti akan panjang cerita nya."Siapa yang sakit dimas?"
Pandangan dimas masih terpaku pada rindu yang terbaring lemah
"Tolong periksa teman saya dok, dia pingsan di mobil saya tadi"
Tanpa banyak bertanya dokter Aryo mulai memeriksa rindu secara teliti
"Gimana dok? Dia kenapa?"
Sorot mata dimas menunjukkan bahwa dia sangat khawatir dengan gadis yang terbaring lemah ini.
"Sepertinya dia hanya kelelahan saja, melihat raut wajah pasien, seperti tidak tenang
Apa dia mempunyai tingkat kecemasan yang berlebihan, atau kah pasien habis mengalami kejadian buruk?
ketakutan terhadap hal tertentu? Atau sebuah pemicu dari trauma dari kejadian yang telah ia alami?""Ketakutan..trauma...."
gumam dimasDimas mengingat kejadian seminggu yang lalu, ternyata perbuatan nya membuat gadis ini terguncang, Dimas merasa kalau dirinya adalah orang yang paling jahat, semua ini akibat perbuatan nya yang tidak bisa d maafkan.
"lalu saya harus bagaimana dok?"
"Untuk sekarang kita pantau terus , jika kecemasan berlebihan atau rasa ketakutan akibat pemicu dari trauma nya ini terus terulang dan semakin memburuk maka pasien harus segera mendapatkan perawatan khusus, saran saya hubungi psikolog/psikiater untuk lebih lanjutnya,
Dan untuk sekarang pasien hanya harus istirahat yang cukup, bantu pasien melupakan kegelisahan nya,
Nanti saya rekomendasikan kalau perlu dokter psikolog yang bagus"Dimas pun mengangguk mengerti dengan perasaan nya yang sekarang menjadi campur aduk tidak karuan.
"Dok Jangan kasih tau papa soal ini ya....
Dimas engga mau, mereka tau tentang dia"Dokter Aryo hanya tersenyum simpul, ia mengerti dan pasti ia akan merahasiakan ini dari papa dimas ataupun keluarga baru nya, karena bagi dokter Aryo dimas sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri, apapun yang dimas minta pasti dokter Aryo bantu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
General FictionMaaf.." Hanya kata itu yang bisa Dimas ucapkan Rindu pun hanya diam, dia tidak mau bicara sama sekali dengan cowok jangkung yang duduk di sebelah nya ini "Maaf in gue, gue... gue.. engga sengaja" Dimas mulai menunjukkan wajah sendu nya, penuh rasa b...