抖阴社区

FIVE

47.2K 1.7K 228
                                        

"Pangeran dan Tuan Puteri-nya sebentar lagi lewat. Jangan sampai ada yang terlewat." Suara Abigail memecah keheningan.

Gue memperhatikan keadaan sekitar, kok nggak ada pangeran? Pangeran berkuda gitu, kok nggak ada ya? Tadi Abigail bilang ada Pangerang sama Puteri. Tapi kok nggak ada ya?

"Eits.. bentar lagi lewat sini." Bisik Abigail pelan, gue menoyor kepala abigail pelan. "Ngapain sih lo?"

"Ahelah, itu liat depan lo, siapa yang lewat?"

Yang lewat cuman ada kak Gilang sama kak Maura? Ada yang special? Nggak ada!

"Nggak ada Pangeran! Bohong aja lo, Bi." Kezelll. Ini mah namanya pembohongan.

"Ih maksud gue tuh Pangerannya kak Gilang, Puteri-nya itu kak Maura."

OH!

"Oh iya, gimana perkembangan hubungan lo sama kak Gilang?" Gue memasukkan siomay kedalam mulut, saus kacang ditambah aci yang kenyel emang bikin ketagihan. Sungguh deh. Apalagi kalau makannya bareng sama Vito, cailah makin nikmat aja. Tapi boong. Enggak deng, barusan gue juga boong bilang ini boongan.

"Ya gitu."

"Ya gitu gimana?" Abigail sibuk mengunyah, "ih jorok, lo tuh cewek tapi makan kayak kuli."

"Ye terserah gue dong, masalah banget buat lo." Balas Abigail sengit.

Gue memutar bola mata kesal, "ihh gimana hubungan lo sama kak Gilang?" Ulangnya.

Sumpah ya, kalau bukan temen baik, mulutnya udah gue sumpel kali tuh sama sendok. Ngomongnya kenceng banget lagi, untung aja disini lumayan rame. Kemungkinan buat kedengeran sampe ke orangnya sangat tipisss.

"Ya gitu."

"Terus aja lo ngomong ya gitu, sampe bumi jadi bentuk love."

Gue terkekeh malas, "kepo."

"Lo deket sama kak Gilang, Ca?" Gue langsung menghadap ke Vito, uh hampir aja si cowok manis ini gue lupain sesaat.

Gue menggeleng.

"Terus?" Tanyanya lagi. Ah, kepo banget kamu maz.

"Lo beneran pengen tahu banget, ya?"

"Enggak juga sih. Kan kita temen, masa gue nggak boleh tahu?"

Gue terkekeh pelan, "lo cembukur ya?"

"Cembukur? Apaan tuh?" Tanya Abigail, "cemburu Bi. Yaelah masa bahasa gaul, lo nggak tahu sih?"

"Ya gue kan bukan anak gaul!"

"Jangan geer. Biasa aja." Sambung Vito secara cepat, gue mengangguk pelan. Iyain aja deh, biar dia seneng. Hehe.

Hening. Gue tuh nggak suka deh, tiba-tiba jadi hening kayak gini. Masa sih harus gue terus yang ngajak ngobrol? Hellaw. Ogah.

Brak!!

Gue terkesiap, memegang jantung gue yang tiba-tiba deg-degan setengah mampuz, siapa sih yang gebrak meja?

Abigail menyeringai, "kamu kenapa, Bi?"

Loh? Itukan suara kak Maura, pliz deh jangan bilang kalau dia lagi duduk dibangku yang sama kayak gue. Plis, jangan bilang iya...

"Nggak apa-apa kok kak, abisnya sepi."

Gue memutar bola mata kesal, "yuk lah pergi. Gue udah selesai nih."

"Yah tapi gue belum selesai. Tunggu ya?"

Friendzone?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang