Cerita tentang mereka yang mencintai satu sama lain namun terhalang tembok yang sangat tinggi.
Tentang mereka yang saling menyayangi dan takdir mempersatukan mereka di waktu yang tepat.
"Keesokan paginya seperti biasa, mereka melakukan sholat tahajjud dan shubuh berjamaah."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Setelah selesai sholat shubuh berjamaah, mereka berdoa agar dikaruniai keturunan yang baik, shaleh dan taat pada perintah agama."
"Dan merekapun mandi lalu bersiap untuk mengunjungi Madinah."
"Sebelum pergi ke Madinah, mereka mengunjungi Ka'bah untuk bermunajat yang terakhir kalinya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lalu setelah itu mereka memandang Ka'bah dari jauh."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mas, kamu tahu tidak, aku sangat bahagia, karena akhirnya aku bisa mewujudkan salah satu mimpiku untuk datang ke Mekkah." kata Starla sambil meneteskan air mata bahagia.
"Ra, jangan sedih, mas juga bahagia karena akhirnya kita bisa menikah dan hidup bersama, meski pada awalnya hubungan kita sulit karena perbedaan keyakinan tapi itu tidak menjadi halangan untuk kita bersama." kata Fynn sambil menghapus air mata istrinya.
"Mas, aku sangat beruntung memiliki mu sebagai imamku, meski kamu mualaf tapi aku merasa kamu yang selalu menuntunku untuk selalu berada di jalan yang benar dan tidak menyimpang." kata Starla sambil tersenyum pada suaminya.
"Mas juga beruntung memiliki istri spek bidadari seperti mu, semoga kita berjodoh selamanya ya dan pernikahan kita langgeng." kata Fynn pada Starla sambil tersenyum.