[ HASIL NILAI UJIAN KELAS XII-IPA 2 SMA ANGKASA ]
PERINGKAT PERTAMA DIRAIH OLEH:
1. Sandi Erfansyah, Dengan Nilai 100 Disemua Mata Pelajaran.
PERINGKAT KEDUA:
2. Alena Dengan Nilai 98PERINGKAT KETIGA:
3. Wulan Dengan Nilai 95Dan seterusnya.
"Alhamdulillah." Sandi mengucap syukur, sambil mengusap wajah dengan telapak tangan. Ia tersenyum tipis. Tidak sia- sia belajarnya selama ini.
Perjuangam selama masa sekolah. Dibuly, dicaci maki, dan diangap bakteri.
Mendapatkan hasil yang memuaskan. Sekarang, ia harus selangkah lebih maju lagi. Merubah nasib hidupnya sendiri. Sebuah piala dalam kemiskinan.
Jery mencekram kertas ujian erat. Nilainya anjlok di bawah KKM. Ia menatap tajam Sandi dari kejauhan. Ada rasa iri di dalam lubuk hati.
"Sandi, lo selalu rebut apa yang gue mau sialan!" umpat Jery, kemudian berjalan meninggalkan kerumunan.Acara kelulusan sudah dimulai. Semua siswa-siswi yang lulus angkatan 2023 ini tampak cantik dan tampan. Dekorasi pangung pun tidak kalah megah di tengah lapangan.
"Bismillahi rahmani rahim Ya Alllah, mudahkan lah langkah hidupku. Bantu aku supaya Ibu bangga di sana." Sandi menghela napas perlahan. Ini adalah hari yang ia tunggu.
Hari terakhir masa sekolah. Setelah itu Sandi akan pergi jauh. Ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Australia.
Kemeja putih, yang dilapisi jas hitam, juga sepatu pantofel sudah melekat sempurna di tubuh Sandi.
Rambut hitam legam ditata serapih mungkin. Dia mengunakan sedikit make up agar tidak terlihat begitu hitam dekil.
"Hallo semua, masih semangat 'kan guys?" sapa seorang audice laki-laki pada penonton. Mereka menjawab dengan kompak.
Sandi duduk di salah satu kursi paling belakang. Sengaja, supaya tidak menjadi tatapan publik.
Susunan acara perpisahan sudah hampir selesai. Tinggal pelepasan balon ke udara yang belum.
Namun, secara tiba-tiba geng Jery naik ke atas pangung. Raja buly itu terseyum manis, pada semua penonton. Membuat kaum hawa berteriak histeris memuja ketampanannya.
"Hallo guys, kenalin nama gue Jery dari kelas XII IPA 2. Yaps bener, yang hari ini kelulusan." Jery tidak melepaskan tatapan mata dari si gendut yang duduk di barisan belakang.
Jery tersenyum manis. "Untuk Adik-Adik kelas gue yang tercinta, terima kasih kalian udah mau menghadiri acara ini."
"Gue bakal kenalin seseorang sama kalian," kata Jery membuat penonton penasaran.
Terutama kaum hawa, yang menduga bahwa seseorang itu adalah pacarnya.
"Kalian tahu?" tanya Jery pada penonton, sambil berjalan sedikit maju di atas pangung.
"Dia orang paling spesial di kelas kami.
Dia lucu, gendut, dan pendek. Pokoknya gue jamin, deh. Kalian bakal naksir berat sama dia!" ucap Jery begitu bangga."Dan orangnya adalah ... dia!" Jery menujuk Sandi dari kejauhan tidak lupa terseyum simpul. Seolah mereka adalah teman akrab.
Sedangkan di sana, tubuh Sandi membeku di tempat. Firasat mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk sekarang.
Sandi hendak lari. Namun pundaknya sudah ditahan terlebih dulu oleh seorang pemuda. Siapa lagi, jika bukan geng Jery.
"Eh, kok, udah buru-buru pergi. Nggak sabar, ya naik ke atas pangung? Tenang aja, lo bakal jadi paling ganteng haha!" Si pemuda berambut ikal menarik kasar lengan Sandi menuju ke atas pangung.
Jery terseyum miring, mengengam satu butir telur busuk.
"Guys, dia orangnya. Nah, kebetulan dia sekarang ulang tahun. Kita bantu merayakan, ya!" alimbi Jery padahal hanya ingin mempermalukan Sandi di depan umum.
Empat orang teman Jery, bertugas membagikan satu butir telur busuk pada setiap penonton. Tubuh Sandi bergetar hebat, keringat dingin mulai bercucuran.
"Ayo dong, bantuin dia lepas baju!" suruh Jery pada temannya.
Seorang siswa berkulit kuning langsat, melepas paksa celana Sandi. Menyisakan celana kolor hitam. Tidak upa juga melepaskan jas serta mencoret kemeja putih Sandi memakai spidol merah.
Bertuliskan "Stupid"
Ia mendorong Sandi lebih maju ke depan pangung. Sedangkan gerombolan Jery mundur perlahan.
"NAH, SEKARANG LEMPAR DIA!" teriak Jery, membuat penonton itu melempari Sandi dengan telur busuk.
"HAPPY BIRTHDAY GENDUT!" seru teman- teman Jery kompak.
Sandi tidak bisa melawan. Semua guru yang meyaksikan malah tertawa, seolah mengangap candaan semata.
Sorakan ramai penuh tawa membuat Sandi ingin menangis. Belum cukup kah selama ini ia disiksa oleh mereka? Dan sekarang masih dipermalukan di depan umum?
Tidak sampai di situ saja. Mereka menyiram tubuh Sandi memakai air kotor juga tepung. Sekarang wajah Sandi sudah tidak berwujud lagi. Kotor, bercampur busuk menjadi satu.
Mereka tertawa bahagia, di atas penderitaan orang lain.
Hanya pasrah, yang bisa Sandi lakukan saat ini. Diam-diam ia meratab dalam batin tetiba ingat almarhum sang ibu.
Andaikan Ibu masih ada, Sandi akan menceritakan betapa buruk kelakuan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Boy
Teen FictionSingkat saja, hanya impian kecil seorang remaja laki-laki yang berusaha merubah hidupnya diabang kehancuran mental. Entah sampai kapan, dia mampu bertahan. "Mau tahu, kenapa gue benci sama lo? Karna muka lo itu menjijikan sialan!" Satu tamparan men...