Nayara mengedip ngedip-kan matanya, menahan air matanya yang sudah menggenang. gadis itu meremas kedua tangannya kuat, Tertunduk kearah bawah.
"sana pergi! Ga ada waktu buat ngurusin kamu!"
Nayara segera beranjak dari sana meninggalkan Liza yang kembali melanjutkan aktivitas memasak nya. kebetulan, Moza keluar dari kamarnya dengan kondisi rambut yang acak-acakan sehabis bangun dari tidur.
Gadis itu berjalan berlawanan arah dengan Nayara, menatap intens sang adik dari bawah sampai atas. Moza mendekat kearah Liza di sana memeluk tubuh sang Mama hingga Liza pun membalas pelukannya.
Nayara yang melihatnya pun hanya bisa tersenyum tipis. Mengapa seolah tak adil, mengapa selalu Moza yang manja? Dia juga butuh di manja.
"Kamu laper ya sayang? Sini makan yuk, mama masak nasi goreng nih!"
"WOW!!! kelihatannya enak, Ma!"
Nayara kembali melanjutkan langkahnya, seakan tak mendengar obrolan mereka yang begitu menusuk hati nya. Ia sama sekali tak memperdulikan mereka yang sedang makan bersama di meja makan sana. gadis itu berangkat dengan hanya berbekal kan buku serta peralatan tulis yang lain. Tanpa membawa perut yang kenyang serta uang saku.
Ia melangkah keluar dengan memegangi perutnya, "Semoga tahan sampai pulang sekolah nanti."
Perlu di ketahui jarak sekolah Nayara membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai jika menaiki kendaraan. Namun, jika berjalan kaki akan membutuhkan waktu 25 menit itupun jika sambil berlari.
Nayara mengulum bibirnya dalam-dalam, mengeratkan tangan pada pegangan tasnya dan siap berangkat dengan berjalan kaki.
"Bismillah ...."
🌷🌷🌷
Gadis dengan tas ransel yang sudah robek itu terus berlari di saat waktu sudah menunjukkan pukul 06.50, yang di mana 10 menit lagi bel akan berbunyi dan itu akan menjadi mimpi buruk baginya jika terlambat.
ia terus berlari tanpa menghiraukan sekitar nya. Tangan nya terus mengeratkan tas nya agar tidak goyang kesana kemari saat dia berlari. keringatnya nya mulai bercucuran, namun dia tak peduli, bisa masuk kelas tepat waktu saja dia sudah bersyukur.
Bruukk!!!
Sial. Gadis itu terjatuh ketika ia tak sengaja menabrak seseorang hingga membuat nya jatuh sedikit terpental. Ia mengusap-usap keningnya karena nyeri, serta memeriksa beberapa luka di tangan nya. Gadis terpaku pada sepasang kaki panjang yang berdiri tepat dihadapannya. Mata gadis itu melirik dari bawah hingga atas, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat wajah seseorang itu.
kedua matanya melotot, tangan nya meremas kuat ujung roknya nya. Ia mengucek kedua matanya kasar memastikan apakah dia tak salah lihat?
Arga. Cowok berstelan seragam putih abu-abu itu sudah berdiri di hadapan Nayara yang masih terduduk di sana. Menatap tajam kearah gadis itu. Ia menepis nepis kan seragamnya menggunakan tangan, seraya terus menatap horor kearah Nayara yang tertunduk.
Gadis itu berdiri perlahan namun ia tak berani sedikit pun menatap wajah Arga. Ia meneguk Saliva nya kasar, keringat dingin nya mulai bercucuran, tangan tangan mungilnya terus meremas rok nya hingga lecek.
"Punya mata gak!"
Nayara sedikit tersentak dengan nada tinggi Arga, "M-maaf."
"Maaf lo aja ga cukup buat bersihin baju gue yang kotor!" sentak Arga menaikan nada bicaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nayara [ TAHAP REVISI ]
Teen Fictionapa itu bahagia? apa itu cinta? apa itu keluarga? "tak sepenuhnya keluarga dapat memberikan kebahagiaan. keluarga bagaikan jurang, tak sepenuhnya keluarga dijadikan sebagai tempat mengadu. menurut ku keluarga lah yang membuat ku menderita" -Jeevica...
BAB 16??
Mulai dari awal