抖阴社区

01 || MBS

2.4K 176 0
                                        

Seorang remaja bermata ruby dengan topi berlambang petir, tengah berdiri di sebuah gedung sekolah menengah sembari memainkan ponselnya. Namanya adalah Halilintar, sang penguasa elemental petir ini tengah menunggu keenam saudaranya yang tak kunjung menyusul nya keluar.

"Ck, kemana mereka semua, seharusnya mereka sudah keluar sekarang" keluh nya.

Tak lama 5 orang remaja datang menghampiri mereka. Remaja-remaja itu adalah adiknya, Gempa, Blaze, Ice, Duri dan Solar.

"Maaf kak kami terlambat" ujar Gempa.

"Taufan mana?" Tanya Hali yang menyadari bahwa salah satu adiknya tak berada disana.

"Woi! Maaf ya, bikin kalian nunggu" ujar Taufan yang baru saja datang menggunakan hoverboard nya.

Ke-enam remaja itu menatap Taufan yang baru bertanya dengan tatapan terkejut.

"Kalian kenapa ngeliatin gitu?" tanya Taufan.

"Kamu kenapa" ujar Hali.

"Oh i-ini... Tadi jatuh pas olahraga"

Aku harap mereka tidak curiga semoga mereka tidak curiga.

"Astaga kak Upan kebiasaan sih" celetuk Duri.

"Hehe... Sorry" kekeh nya.

"Sudah lah, ayo pulang biar Duri obatin luka kakak dirumah"

"Tidak perlu, aku baik-baik saja, ini hanya luka kecil, tidak perlu buang-buang tenagamu." ujar Taufan.

Akhirnya Duri mengalah, toh tak ada gunanya berdebat dengan kakak nya yang satu ini, jika dia sudah menolak maka tak ada lagi yang bisa ia lakukan. Setelahnya Gempa, Ice Duri dan Solar berjalan terlebih dahulu meninggalkan Hali bersama duo trouble maker di belakang.

Halilintar terus menatap Taufan dengan tatapan curiga ia sedikit tidak percaya dengan ucapan Taufan sebelumnya.

"Woi gledek! Udah sih gak usah ngeliatin gua mulu, iya gua tahu kalau gua tuh ganteng gak usah terkesima gitu" ujar Taufan dengan kepercayaan diri setinggi langit.

"Pfttt" Blaze menahan tawa mendengar ocehan kakaknya itu.

"Dih kepedean" ujar Hali lalu pergi menyusul keempat adiknya yang sudah lebih dulu pergi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malamnya, Gempa diam-diam membicarakan suatu hal dengan Taufan ketika Halilintar tak ada dikamar.

Bagus, kak Hali sedang tak ada didalam aku bisa menanyakannya sekarang.

"Kak Tau..." panggil Gempa. Taufan segera bangkit dari tempat tidurnya dan melirik kearah Gempa.

"Ya? Ada apa Gem?"

"Soal luka itu... Pasti-"

"Ya kau benar, tapi mau bagaimana lagi kita tidak bisa melawannya. Jika kita melawan akan jadi masalah, yang terpenting adalah jangan biarkan adik kita mengalami hal yang sama dan jangan biarkan Hali tahu masalah ini"

"Tahu soal apa?" kedatangan Halilintar tiba-tiba membuat Taufan dan Gempa menjadi gugup.

"Ah, i-itu..." Taufan terdiam ia tak tahu harus mengatakan apa pada Halilintar.

"Ah! Kak Tau tidak sengaja menukar kotak bekal Ice dan Solar."

"Eh? I-iya benar, aku yang salah memasukkan bekal Ice dan Solar.

Matilah aku bagaimana jika dia mendengar percakapan ku dan Gempa.

Semoga kak Hali percaya, semoga kak Hali percaya atau aku dan kak Tau akan dapat masalah.

"Jadi kau pelakunya ya." ujar Hali.

"Maaf Li gak sengaja" sahut Taufan. Manik biru nya kini bertatapan langsung dengan manik ruby milik Halilintar. Ya Hali sebenarnya bisa melihat ada sedikit ketakutan di mata Taufan.

"Hei Fan"

"I-iya?" jawab Taufan gugup.

"Kau tidak dengar? Blaze dan Duri terus memanggilmu dari taman belakang" ujar Hali. Taufan mengernyit, ia lalu memfokuskan pendengaran nya kearah jendela yang langsung mengarah ke taman belakang.

"Ah benar, kalau begitu sampai jumpa nanti, bye bye" Taufan lalu pergi meninggalkan Halilintar dan Gempa dikamar mereka.

Gempa masih diam ditempatnya ia menatap Hali yang juga menatapnya dengan tatapan heran.

"Kak Hali?" panggilnya lirih.

"Hmm"

"Kakak tidak marah? Apa kakak mendengar pembicaraan ku dan Kak Tau?"

"Untuk apa marah? Dan bukan kah kalian sudah mengatakan padaku apa yang kalian bicarakan?" ujar Hali yang makin merasa heran dengan sikap kembarannya ini.

Gempa lalu mengangguk paham, ia lalu tersenyum kepada Hali. Hali makin merasa heran dengan sikapnya.

"Kak Gem, Solar mencarimu" ujar Ice yang baru datang.

"Baiklah, aku akan kesana. Kak Hali... Maaf" ujar nya lirih diakhir kalimatnya.

Gempa lalu pergi bersama dengan Ice meninggalkan Halilintar sendiri. Hali lalu berjalan ke arah jendela, darisana ia bisa melihat trio troublemaker yang sedang bermain di taman belakang.

"Kak Hali! Ayo main sini! Liat nih kak Blaze beliin Duri balon" ujar Duri sembari memperlihatkan balon yang ia pegang.

Padahal mereka semua tahu kalau Hali itu Glophobia tapi tetap saja mereka selalu mendekatkan benda di padanya.

yang terpenting adalah jangan biarkan adik kita mengalami hal yang sama dan jangan biarkan Hali tahu masalah ini」

Ia tiba-tiba teringat dengan ucapan Taufan sebelumnya. Ya, Halilintar mendengar pembicaraan kedua saudaranya itu, Tapi ia memilih untuk berpura-pura tidak tahu mengingat kedua saudaranya itu tak ingin ia tahu.

Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan dariku?

"Jika kalian tak ingin memberi tahu ku, maka aku akan mencari tahunya sendiri"






Tbc

***

Gimana guys pendapat kalian tentang bab pertama ini?
Aneh ya😞 maaf baru belajar soalnya😅

Tapi tenang guys author bakal tingkatkan lagi supaya cerita jadi lebih menarik jadi jangan lupa kasih masukan ya guys

𒈔See you in the next part𒈔

My Brother's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang