抖阴社区

[30]. LUMINESCENCE

8.7K 330 27
                                    

Happy reading!

***

Zevesh pulang dengan keadaan memprihatinkan. Seluruh tubuhnya babak belur dengan darah yang sudah terlihat mengering di sudut bibirnya.

Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena gagal mencegah Cesha lari darinya. Kakinya yang diinjak dan ditendang Arthur membuat ia tidak bisa berlari cepat. Untuk itu ia hanya bisa pasrah ketika Cesha masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkannya begitu saja.

Persetan dengan Nes. Untuk hari ini ia membiarkan gadis itu pergi, tapi setelah memastikan hubungannya dengan Cesha baik-baik saja ia akan menghancurkan gadis itu sampai ke akar-akarnya.

Zevesh memutuskan untuk pulang lebih dulu. Niatnya setelah membersihkan diri nanti ia akan pergi ke rumah Cesha lalu membujuk gadis itu agar mau mendengarkan penjelasannya.

Hatinya sedari tadi terus berbisik meyakinkan, jika hubungannya dengan Cesha belum berakhir. Dan tidak akan berakhir sampai kapanpun.

Begitu Zevesh berjalan tertatih memasuki rumah, Agnetha menyambutnya dengan raut terkejut. "Zevesh! Kamu kenapa?!" Agnetha menyentuh wajah penuh lebam Zevesh, namun Zevesh menyentaknya dengan kasar.

Tanpa sepatah kata Zevesh terus berjalan. "Sayang, siapa yang buat kamu kayak gini?" tanya Agnetha khawatir.

Walau Zevesh tak menghiraukannya, Agnetha terus mengikuti langkah Zevesh. "Kamu dari mana? Siapa yang pukul kamu?"

"Dari semalam kamu nggak pulang, Mommy khawatir sayang."

"Berisik!"

"Zevesh—"

Zevesh menghentikan langkahnya. Ia menoleh, memandang Agnetha datar.

"Sejak kapan?" Zevesh menaikkan satu alisnya, "sejak kapan Mommy peduli?"

Agnetha bergeming. Lidahnya kelu dan hal itu berhasil membuat Zevesh terkekeh, "tidak usah sok peduli!"

Zevesh berbalik. Agnetha dengan cepat mencekal lengannya, "Mommy selalu peduli sama kamu. Selama ini Mommy selalu merasa bersalah karena harus meninggalkan kamu sendirian, Maaf. Maaf karena Mommy tidak ada di samping kamu sedari dulu." Agnetha berbicara parau. Air matanya menetes. Hatinya seakan diremas begitu keras saat Zevesh tidak mau berbalik menghadapnya.

"Zevesh, tolong maafkan Mommy. Mommy sayang sama kamu nak."

"Bullshit!" lirih Zevesh, hampir tidak bisa di dengar Agnetha.

"Apa yang harus Mommy lakukan supaya kamu memaafkan Mommy?"

Zevesh menyeringai, sedikit tertarik mendengarnya. Ia berbalik, Agnetha otomatis tersenyum. "Jadikan Cesha milikku selamanya."

"Maksud kamu?" bingung Agnetha. Bukankah Cesha sudah menjadi kekasih Zevesh. Lantas apalagi yang putranya khawatirkan.

"Tebus kesalahan Mommy dengan Cesha. Selama ini hanya Cesha yang selalu ada di sisiku. Maka buat Cesha agar selalu bersamaku selamanya. Jangan biarkan Cesha pergi sejengkal pun dari hidupku. Maka setelah itu aku akan memaafkan Mommy," jelas Zevesh datar.

Zevesh melanjutkan langkahnya, namun sebelum itu ia berujar, "bila perlu Mommy ancam Cesha agar tidak mau meninggalkanku!"

Agnetha memandang punggung Zevesh yang perlahan hilang dari jangkauannya. Tangannya bergerak mengambil ponsel yang ada di saku blazernya.

"Chintya, bisa kita bertemu? Ada suatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu."

***

LUMINESCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang