Hai, guys..
Selamat membaca..
ENJOY, GUYS..
Drrt..
Drrt..
Drrt..
Suara deringan ponsel Christy dari kamar, terdengar sampai telinga Zee yang berada diruang utama. Gadis itu tengah menonton TV.
"Christy?? Ada yang nelpon tuh!!" teriak Zee saat suara deringan itu tak kunjung berhenti.
"Iya!!" teriak Christy menyahuti.
Gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi pun segera meraih ponselnya yang berada diatas meja belajar.
"Mami?" gumam Christy pelan saat membaca nama yang tertera dilayar ponselnya.
Tanpa fikir panjang, Christy pun mengangkat telpon tersebut. Christy terdiam menunggu suara dari seberang telpon.
"Halo? Sayang?" seru sang Mami dari seberang telpon.
"Mami?" gumam pelan Christy menyahuti.
"Sayang? Mami minta maaf, ya. Mami gak pamit langsung ke kamu. Keadaan kamu gimana? Udah mendingan?" tanya Aya terdengar khawatir.
"Iya, Mam. Aku udah sembuh, kok. Mami jangan khawatir." jawab Christy seadanya.
"Syukurlah. Oh iya, Sayang? Mami minta maaf.. banget sama kamu. Mami belum bisa pulang minggu ini. Mami harus kerja ke luar kota. Kamu gapapa kan disana?" tutur Aya merasa bersalah.
"Iya, Mam. Gapapa, kok. Disini aku gak sendiri juga. Ada Zee yang nemenin aku. Mami gak usah khawatir." jelas Christy.
"Hufft.. Mami lega dengernya. Kamu jaga kesehatan disana ya, sayang."
"Iya, Mam. Mami juga jaga kesehatan. Jangan terlalu kecapean. Jaga pola makan Mami juga, yah. Christy sayang Mami."
"Iya. Mami juga sayang kamu, Christy. Ya udah ya, sayang? Mami gak bisa lama-lama telpon kamu, udah mau pemotretan soalnya. Bye, sayang." pamit Aya kemudian.
"Bye." jawab Christy. Sambungan telpon pun terputus.
Christy terdiam menatap ponselnya. Ia menatap sendu layar ponsel dengan walpaper foto dirinya bersama sang Mami. Gadis itu sangat merindukan sosok malaikat yang selalu ada dan selalu menemaninya semasa dulu.
Kini, Christy kehilangan semua perhatian dan waktu kebersamaan mereka, semenjak sang Mami sibuk dengan pekerjaan dan dunia permodelingannya.
Tanpa terasa, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Christy segera menyeka air mata tersebut. Ia mengadahkan wajahnya agar air matanya itu tidak semakin membanjiri pipinya.
•••
Ditempat lain. Wanita yang baru saja mematikan ponselnya, menghela nafas panjang. Rasa bersalah semakin melanda fikirannya.
"Ini sudah saatnya anak kamu tau yang sebenernya. Kasian dia, selalu kamu bohongi seperti ini." seru seorang pria tepat dibelakangnya.
"Tapi, Mas. Aku belum siap lihat reaksi dia setelah tau semuanya." wanita itu terlihat cemas dan khawatir.
"Tapi, kamu juga gak bisa terus-terusan sembunyiin semua kenyataan ini dari dia. Kamu harus beritahu dia secepatnya."
"Aku cuma takut, dia gak bisa nerima semua kenyataan ini. Aku takut, dia benci sama aku setelah tau semuanya." wanita itu terlihat gelisah dan semakin bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Mine [END]
Fanfiction21++ (DEWASA) !!! WARNING !!! Dilarang keras bagi remaja dibawah umur!! Kawasan 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! Bagi yang HOMOPHOBIA dilarang keras membaca cerita ini. Semua yang ada didalam cerita ini, hanya kehaluan author saja. Jangan dibaw...