Feli harus berjuang menghadapi tingkah laku para sepupunya yang sering kali di luar kendali. Baik di sekolah maupun di rumah, mereka selalu bersama, menciptakan kisah penuh warna yang tak pernah membosankan.
Layaknya kepingan puzzle, masing-masing m...
Selama ini, Feli lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku atau binge-watching drama Korea sampai lupa waktu. Namun, setelah tanpa sengaja mencuri dengar percakapan Daffa dengan coach-nya tentang jadwal olahraga, tiba-tiba rutinitasnya terasa membosankan. Penasaran setengah mati, Feli mulai kepo dan menyusun rencana cerdik. Besok paginya, ia pura-pura tidak sengaja bertemu Daffa di dapur. Dengan gaya sok santai ala undercover agent, Feli membuka obrolan tentang gaya hidup sehat, berharap bisa menggali lebih dalam soal dunia olahraga yang selama ini asing baginya.
Tak disangka, Daffa langsung nyaut dengan semangat. Ia mulai cerita tentang program latihan barunya dan betapa serunya nge-gym bareng teman-teman. Feli yang awalnya hanya ingin sok-sokan ngobrol, malah jadi kepancing antusias. Dalam hati, ia sudah membayangkan dirinya berubah jadi atlet dadakan. Dengan mata berbinar dan semangat 45, Feli memutuskan: besok dia bakal ikut olahraga!
...
Pagi itu, rumah kami lebih ramai dari stasiun kereta di jam sibuk. Devan dan Nathan, duo koki amatir, sibuk di dapur menciptakan mahakarya kuliner yang entah bisa dimakan atau tidak, sementara Kak Ian alias Damian berdiri di belakang mereka seperti chef Gordon Ramsay versi lokal, siap mengomel tiap kali ada bahan makanan yang tidak diperlakukan dengan hormat. Dapur lebih mirip medan perang mini, lengkap dengan adonan bertebaran di meja dan wajah Devan yang sudah seperti kena ledakan tepung.
Di kamar sebelah, Vero, Rey, dan Rafa sedang intens beradu strategi di game favorit mereka. Setiap kali ada gol spektakuler, suara sorak-sorai mereka mengguncang seisi rumah, membuat siapapun yang tidak ikut main merasa seperti tinggal di stadion sepak bola.
Sementara itu, di pojokan ruang tamu, Javas dan Jevan dua CEO masa depan tetap setia dengan laptop masing-masing. Hari libur bukan alasan bagi mereka untuk berhenti berkarya (atau lebih tepatnya, berhenti scrolling dan mencari ide bisnis yang makin nyeleneh). Entah bagaimana, di tengah diskusi serius mereka, tiba-tiba muncul ide untuk bisnis jasa antar snack tengah malam khusus buat orang yang suka begadang. Gila? Iya. Tapi mereka serius.
Di sisi lain, Nevan dan Marvin memilih cara hidup lebih santai. Mereka rebahan di sofa, nonton film, dan sesekali berdebat soal plot yang menurut mereka kurang masuk akal. "Masa karakter utama bisa selamat jatuh dari lantai 50 cuma gara-gara nyangkut di jemuran? Logika mana ini?" komentar Marvin dengan ekspresi penuh kekecewaan.
🐯
Dua jam berlalu, dan Feli mulai merasa bosan. Ia sudah mencoba semua alat olahraga, dari treadmill sampai dumbbell, bahkan sempat melakukan pose-pose aneh di depan cermin, mencoba meniru influencer fitness yang sering ia lihat di Instagram. Saat sedang asyik dengan gaya ala-ala model gym, tiba-tiba Daffa keluar dari ruang ganti dan langsung terdiam melihat keanehan yang terjadi di depannya.
"Lo lagi ngapain, Fel?" tanya Daffa dengan alis terangkat, jelas menahan tawa.
Feli yang kaget hampir menjatuhkan handphone-nya. "Eh, enggak ngapa-ngapain kok, Kak! Cuma... uhm... stretching!"
Daffa tertawa sambil menggeleng. "Stretching apaan, itu lebih mirip gaya superhero mau terbang."
Merasa malu tapi tetap berusaha cool, Feli buru-buru mengalihkan topik. Sebelum pulang, mereka pun memutuskan untuk mengabadikan momen itu dengan selfie bareng. Siapa sangka, dari yang awalnya hanya ingin sok-sokan ngobrol soal olahraga, sekarang Feli malah jadi excited buat mulai latihan beneran.
...
Keesokan harinya, Feli beneran nekat berangkat ke gym. Dengan outfit sporty yang masih kaku, dia melangkah masuk sambil merasa jadi karakter utama di film transformasi hidup. Tapi kenyataan langsung menamparnya begitu ia mencoba treadmill dan hampir terpeleset. "Astaga, ini lebih susah dari yang gue kira!" gumamnya sambil mencoba menyeimbangkan diri.
Daffa yang melihat dari jauh cuma bisa geleng-geleng. "Ya ampun, Fel, lo niat olahraga atau mau menciptakan bencana alam di gym ini?"
"Kak lo diem deh, ini baru pemanasan," balas Feli dengan percaya diri yang mulai goyah. Setelah treadmill gagal total, Feli mencoba angkat dumbbell. Tapi baru beberapa detik, lengannya sudah gemetar kayak sinyal WiFi di gunung. "Oke, ini nggak masuk akal. Gimana orang bisa ngangkat ini sambil senyum di Instagram? Mereka pakai kekuatan supranatural atau gimana?" katanya frustrasi.
Daffa ngakak. "Lo pikir fitness itu kayak filter Instagram? Nggak ada yang instan, Fel. Kecuali nyerah, itu sih gampang."
Feli menghela napas panjang, menatap Daffa dengan tatapan penuh tekad. "Dengerin gue baik-baik, Kak. Gue emang cupu sekarang, tapi dalam sebulan, lo bakal liat gue berubah jadi fitness goddess. Lo bakal menyesal pernah ngetawain gue."
Daffa menepuk bahunya dengan penuh drama. "Yaudah, kita lihat aja. Kalau lo berhasil, gue traktir lo boba. Kalau gagal, lo yang traktir gue."
Feli menelan ludah. "Anjir, tekanan mentalnya lebih berat dari dumbbell tadi. Tapi, DEAL!"
Dan begitu lah, perjalanan Feli menuju kehidupan lebih sehat resmi dimulai. Dengan taruhan boba sebagai motivasi utama, tentu saja.
Hasil foto kita berdua:
(Akun Feli)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Akun Daffa)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.