抖阴社区

25. Perkara Roti Basi part 2 [NEW]

41 6 0
                                        

🐯

Di ruang tunggu IGD, suasana antara tegang dan absurd. Nevan terbaring di ranjang, sementara Damian abang sepupunya yang kebetulan dokter sibuk memeriksa dia. Di sekelilingnya, geng panik: Rey, Daffa, Devan, Nathan, Vero, Rafa, Feli, dan Marvin sibuk ngobrol dengan volume tinggi.

"Ugh... perut gue rasanya kayak ada konser metal di dalem!" erang Nevan sambil memegangi perutnya. "Daf, lo kenapa gak buang tuh roti basi?!"

Daffa yang dari tadi digebukin rasa bersalah, cuma bisa garuk kepala. "Sumpah, Nev, gue LUPA! Gak nyangka bakal ada korban!"

Nathan menyodorkan segelas air. "Udah, minum dulu. Jangan drama lo."

Vero nyipitkan mata, curiga. "Bang Daf, lo sengaja taruh di kulkas buat jebakan, kan? Jujur aja, nih."

"Anjir, fitnah lo berat banget! GUE MAU BUANG!" Daffa langsung pasang mode pembelaan diri. "Lagian, siapa suruh si Nevan ngegasak makanan orang sembarangan?"

Vero cengengesan. "Oh, jadi feeling gue salah ya? Ya udah, sori bos."

Sementara itu, Damian masih fokus sama Nevan, ngecek perutnya pake stetoskop. "Tenang, semua. Nevan cuma keracunan ringan. Efek roti basi. Tapi dia bakal aman."

Marvin geleng-geleng kepala. "Serius, Nev? Lo lapar apa survival mode? Kok sampe makan roti ga liat bentuk?"

"Untung ada Bang Ian di sini pas free," timpal Rey. "Gue udah siap manggil dukun santet tadi!"

Feli langsung nonjok lengan Rey. "Bang, kita di rumah sakit, bukan settingan film horor!"

"Tau, Fel! Tapi tadi panik banget! Untung lo masih idup, bro," Rey ngakak, bikin Nevan mendengus kesal.

Feli menghela napas panjang. "Udah ah, jangan diperpanjang. Yang penting Kak Nevan masih hidup."

Devan, yang dari tadi cuman mantau, akhirnya buka suara. "Gue masih gak paham. Lo gak curiga bau roti itu, Nev? Masih dimakan aja?"

Nathan ikut menambahkan, "Lo doyan makanan expired apa gimana, Van?"

Nevan manyun. "GUE GAK SE-OMNIVORA ITU, OKE?! Itu lapar insting, bukan disengaja!"

Damian tepuk-tepuk pundak Nevan. "Yaudah, intinya lo istirahat. Jangan makan asal lagi, dan jangan pegang HP dulu biar cepet pulih."

Nevan langsung manyun. "Tapi Bang....."

"Gak ada tapi-tapian." Damian udah tegas duluan.

Tiba-tiba HP Rey bunyi. Feli ngintip layar HP-nya, nunjuk ke video call yang masuk. "Bang, ada telepon! Wajah panik detected!". Layar HP menampilkan wajah khawatir Javas dan Jevan.

"REY! Gimana Nevan?" Javas hampir ngegas.

Jevan tambah panik, "Gue dari tadi deg-degan, cuy! Kerjaan gak fokus!"

Rafa, tanpa ragu, langsung nimpalin, "Salahin Bang Daffa aja, Bang."

Daffa yang lagi nyender di tembok langsung tegak. "ASTAGA, RAF! GUE UDAH MINTA MAAF BERKALI-KALI, LO MASIH NYALAHIN GUE?! Gue tabok lo lama-lama. 😡"

Damian ngelus dada. "Udah, udah. Fokus ke Nevan dulu. Bang, Jev, Nevan udah aman. Lo berdua balik kerja aja."

Javas tiba-tiba dapet ide cemerlang. "Dengar, gimana kalau kita pasang alarm di kulkas? Jadi kalau ada makanan basi, alarmnya bunyi!"

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang