Cinta Sang Prajurit (END)

Selamat membaca..

Misi telah mereka selesaikan, pasukan 404 delta akhirnya dipersilahkan pulang setelah menjalankan tugas lebih dari 2 bulan dan hampir 3 bulan.

Mereka semua dikumpulkan di landasan penerbangan, kali ini mereka berangkat kembali 8 pasukan. Tetapi 2 diantara mereka adalah jasad pasukan terbaik 404 delta.

Cristian dan arifin tidak lagi menjadi pilot penerbangan, mereka akan dipiloti langsung pasukan AU yang dipercaya oleh komandan divisi di Suriah.

"Lapor, pasukan 404 Delta telah menyelesaikan misi di Suriah. Dan akan kembali ke tanah air. Laporan selesai." Ucap gito sebagai pemimpin sementara pasukan 404 delta memberikan laporan terakhirnya.

"Laporan diterima, terimakasih atas dedikasi kalian untuk negara. Kami turut berduka cita atas meninggalnya kedua pasukan 404 delta. Semoga kalian sampai ke tanah air dengan selamat." Ucap sang komandan yang melepas keberangkatan mereka.

Sang komandan memeluk satu persatu anggota 404 delta, para pasukan dari tim tersebut tidak bisa menahan air mata mereka yang keluar tanpa izin.

Tangisan dan kesedihan masih menyelimuti mereka. Kepulangan mereka bukanlah kesenangan, tetapi sebuah tangisan atas kepergian dua orang terbaik yang dimiliki 404 delta dan juga pasukan terbaik TNI AD.

Hari itu sangat kelabu bagi mereka, didalam pesawat semua anggota masih terpukul dengan kepergian 2 anggota mereka. Bersama dengan jasad keduanya berada di dekat mereka.

Gito yang juga ikut sedih, saat itu dia menguatkan dirinya untuk tidak menangis lagi. Dia juga menguatkan teman-temannya.

"Sudah, kita tidak bisa terus menangisi ini. Sampai kapanpun mereka akan terus menjadi anggota tim kita." Ucap gito menguatkan semua anggota 404 delta.

Mereka melihat ke arah gito, mereka sangat terkejut sama senyuman gito. Bukan senyum kesenangan, tapi senyuman kesedihan menurut mereka.

"Benar kata gito, kita tidak akan bisa menangisi ini terus. Kasihan dio dan kapten dewangga, mereka tidak akan senang melihat kita terus bersedih." Ucap aran yang perlahan ikut menguatkan teman-temannya.

Anggota lain yang mendengar ucapan gito dan aran menjawab dengan anggukan saja. Mereka pun saling menguatkan satu sama lain.

"Tapi siapa yang akan menjelaskan ini kepada keluarga mereka?" Tanya freya yang sudah menghapus air matanya.

"Biar aku saja kak, aku tahu kalian tidak akan kuat untuk menjelaskan ini kepada keluarga mereka. Aku tahu tangisan kalian akan pecah saat bertemu keluarga mereka." Ucap gito menawarkan dirinya.

"Aku tahu sebenarnya kamu juga rapuh letnan gito. Tapi kamu berusaha untuk kuat dihadapan kita semua, mungkin kamu anggota baru disini. Tapi kamu terus menguatkan kami, tanpa memikirkan kesedihan di dalam hatimu. Aku bangga denganmu letnan dua infanteri freygito. Aku akan menjadikanmu sebagai panutanku di dunia militer ini." Monolog hati cristian.

"Kamu benar-benar menahan sedihmu gito, kamu yang harusnya kami kuatkan gito. Tapi malah kamu yang menguatkan kami, walaupun kamu baru bergabung dengan kami. Tapi sebenarnya kamulah yang paling kehilangan, kamu sudah menganggap kapten dewangga sebagai keluargamu. Kamu rapuh tapi kamu yang menjadi orang yang membuat kami kuat kembali." Monolog aran.

"Kami bangga padamu gito, kamu berusaha terlihat kuat disaat kamu sebenarnya sangat rapuh. Terimakasih letnan gito." Monolog freya.

"Aku bangga padamu letnan, kamu prajurit terkuat saat kita semua rapuh kehilangan 2 orang prajurit terbaik." Monolog arifin.