抖阴社区

26. Demi Oracle

Mulai dari awal
                                    

“Apa katamu? Gila! Hah, kurang ajar. Seharusnya sedari awal aku tidak jatuh cinta padamu, kamu berengsek. Jennie tidak layak untukmu!” Tatapan tajam Irene begitu dingin. Ia menggigit jarinya sendiri hingga berdarah lalu satu tangannya itu terkepal di udara, membuat tanda membangkitkan aliran es yang menjalar dari bahu hingga ke pergelangan tangan. Namun, ada yang berbeda, hingga Tiffany yang melihat tindakan adiknya memperingati.

“Irene, jangan gegabah!”

Ini kali pertama Irene mengeluarkan kekuatan yang tak biasa, warna es tersebut berubah menjadi merah. Semerah darah. Kelopak es mekar seperti bunga, menampilkan kengerian dan merubah suhu disekitar semakin terasa mencekik. Kedinginan merambat hingga ke tulang, Tiffany panik. Tetapi, tak ada yang berani bergerak dari kursi. Saat Jennie memerintahkan untuk duduk, mereka tak berani membantah. Tidak seperti Irene yang tampaknya memang memiliki masalah dengan si mantan kekasih. Dia tidak takut jika dihukum Jennie.

Tak menggubris ucapan si kakak, Irene terus mengejar Lalisa yang berusaha menghindar. “Kamu pikir, kamu segalanya? Beraninya kamu mencium Jennie. Mulai hari ini hubungan kita tidak ada lagi!” berkata dengan satu napas, Lalisa malah mengerutkan dahi. Meski keadaannya terjepit, dia masih dengan santai membalas.

“Kupikir kita sudah putus sedari kemarin.” Lalisa malah tidak berpikir bahwa Irene masih menganggapnya sebagai kekasih meski tak ada kata putus diantara mereka.

Semenjak malam kebangkitan Jennie, keduanya tahu mereka memang tidak bisa bersama. Seolah Irene berubah dari gadis anggun dan cantik, kini dia lebih mirip seperti singa betina gila. Siapa yang mau memiliki kekasih seperti ini? Kemarin sepertinya Lalisa buta, temannya ini memang punya sikap brutal yang tidak orang lain tahu. Dia bahkan mengejek dirinya sendiri yang mengatakan Irene adalah gadis tercantik di dunia.

Irene yang mendengar kata-kata santai Lalisa semakin menjadi murka. Dia berteriak, melemparkan tinjuan keras membuat es di pergelangan tangannya meluncur dalam jumlah besar. “Aku tahu kamu memang hanya ingin tubuhku!”

Es tersebut mekar membentuk beberapa jaringan tajam. Menghantam dinding, merobohkan bangunan, hampir sebagian sisi telah luluh lantah. Pemilik kafe menatap nanar pemandangan disana, dia tidak akan membiarkan orang-orang ini masuk lagi. Sekalipun mereka membawa Oracle!

Lalisa yang masih dipenuhi akal sehat tak mau melawan, walau begitu bergerak tanpa perlawanan membuatnya harus menerima pukulan yang besar. Dinding yang roboh menjepit setengah dari pergelangan tangan Lalisa, gadis itu terkulai lemas diatas lantai. Menatap Irene yang telah siap menyerang lagi.

“Kamu pikir aku tidak berani membunuhmu, ini untuk semua hal yang sudah kuberikan padamu dan aku akan mengambilnya kembali!” Dalam satu tarikan napas, Irene kembali mempersiapkan pukulan. Kali ini targetnya adalah wajah Lalisa, jika gadis itu tidak lagi memiliki wajahnya, sedikit terluka atau cacat, Jennie pasti tidak akan tertarik untuk menatapnya. Ya, kemarahan Irene pada Lalisa entah mengapa begitu tinggi.

Dia tidak pernah melihat Jennie begitu tersipu dan gagap terhadap yang lain. Tapi, tadi. Irene jelas melihatnya sendiri. Kedua mata Jennie yang terkejut, menampilkan cahaya yang berbeda. Tidak seperti saat gadis itu dicium oleh kakaknya atau Seulgi Kang beberapa menit lalu. Jennie terlihat seolah dia hanya tidak mengira Lalisa akan berani melakukan itu, berbeda dengan kedua orang lain. Jennie benar-benar terkejut dan terkejut. Dia tidak tersipu. Seulgi bahkan menerima kemarahan si Oracle atas perbuatannya. Tetapi, Lalisa tidak.

Karena keterikatan yang mereka punya, Irene tahu yang lain juga sadar akan hal ini. Ada yang berbeda, jika itu Lalisa. Oracle mereka memang tidak pernah berbicara padanya tapi, itu tidak terlihat seolah Jennie juga membencinya. Lalu, kata-kata Niki yang memantik rasa cemburu mereka sedari tadi kini tertuju pada Lalisa seorang.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang