抖阴社区

30. Tamu tak diundang

388 67 5
                                    


ORACLE
Lazy_Monkey

|||

Vote & komen


------------------------------🌹----------------------------




















Waktu berlalu begitu cepat, hari mulai beranjak sore seiring keributan terdengar dari ujung barat hingga ke timur. Sesekali juga, suara menguap menemani kebosanan disekitar. Jennie sedang bersandar malas di atas kursi lipat, ada satu meja di samping kiri berisi hidangan buah-buahan yang sedari tadi gadis itu kunyah dengan cara paling enggan untuk mengunyah.

Enaknya menjadi Ratu. Diatas tower menara kayu yang tak terlihat, ada sebuah kursi, satu meja penuh hidangan yang dipersiapkan tim penyelenggara agar si Oracle tidak merasa bosan. Jennie hampir yakin, tugasnya dalam pertempuran ini hanyalah untuk menjadi pajangan belaka.

Namun, begitu. Jennie sangat menikmati waktu kemalasan ini. Kedua matanya sesekali tertutup, mengantuk. Setiap kali Jennie ingin tertidur, suara teriakan dari anak-anak yang sedang bertempur membuatnya terbangun dan kesal. Pada akhirnya, Jennie hanya duduk sambil bersandar pada kursi lipat, memetik buah anggur yang manis untuk dia makan.

“Ini mungkin akan selesai hingga malam tiba, mengapa mereka lama sekali berperang?” Karena tak ada teman, Jennie jadi berbicara sendiri sambil menyaksikan melalui penglihatan terbuka, sayap barat dan timur masing-masing kelompok terlihat imbang. Sayap kiri Sparta kalah, sementara sayap barat daya Hoplite mendapatkan skor yang sama. “Apa rencana dua orang ini sebenarnya?” Dahinya berkerut lucu.

Pasalnya, baik Lalisa maupun Seulgi memilih untuk membuat jeda hingga saat ini. Mereka membangun kamp, pertempuran ini memang tidak ada batas waktu. Tapi, mengapa keduanya malah menunda kemenangan? Kelompok Seulgi maju dengan tujuh puluh orang di belakang, sementara kelompok Lalisa tak lebih dari setengah kelompok Seulgi. Hebatnya Kim Jisoo membuat pengaturan yang baik. Sayap kiri dan kanan Sparta kini mengepung dari dua sisi dalam jarak aman, menunggu pergerakan Hoplite.

Dilain tempat di selatan base utama Hoplite, ada Irene disana dengan tiga puluh orang prajurit petarung jarak jauh. Dalam jumlah, kini milik Lalisa jelas kalah. Para pertarung sayap kiri dan kanan Hoplite mengepung dari dua sisi ke base tengah, sama halnya dengan pihak lawan, para Hoplite memilih menunggu.

Dalam segi pertarungan individu, kekuatan Lalisa jelas lebih unggul. Tetapi, keberadaan Irene di base utama seperti momok besar yang tak bisa diacuhkan begitu saja. Terakhir kali Irene dapat memukul mundur Lalisa dengan mudah di kafe. Ini mungkin akan menjadi waktu yang ditunggu-tunggu gadis Bae itu agar dapat menghancurkan Lalisa melalui pertempuran.

“Ah, aku bosan sekali. Haruskah aku membantu?” Jemarinya mengetuk-ngetuk pinggiran meja, akan tidak adil jika si Ratu turun tangan hanya untuk membantu salah satu dari kelompok.

Tapi, Sparta yang di komando penuh oleh Lalisa terlalu sedikit, peluangnya sangat kecil untuk menang, Jennie jadi agak khawatir. Jennie menggelengkan kepala, dia tidak boleh bermain curang. Sekalipun dirinya mengkhawatirkan yang satu ini. Mencoba mengalihkan isi kepalanya dari keraguan untuk bergerak atau tetap duduk disana menikmati kemalasan. Jennie mengambil satu buah anggur lagi, mengunyah sambil bergumam menyakinkan diri.

Hingga kedua mata kucing gadis itu menyipit, menatap di kejauhan yang sunyi. Hutan telah menyambut kehadirannya maka, seisi alam itu memberinya angin sejuk yang membuat Jennie selalu merasa mengantuk.

Namun, saat ini. Angin disekitar tiba-tiba berdesing, menggoyangkan dahan-dahan pepohonan, seolah pohon-pohon tersebut tengah gemetar ketakutan. Sekumpulan burung terbang meninggalkan dahan, layaknya terusir dari tempat mereka sendiri. Jennie berpikir, apakah mungkin para penonton di aula menyadari pemandangan ini juga? Namun, tampaknya hanya Jennie yang dapat melihat dan merasakan. Hawa disekitar yang berbeda menyadarkan Jennie bahwasannya dia tengah berada di dalam ilusi sihir. Seseorang membentuk formasi agar tak terlihat.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang