抖阴社区

27. SPARTA VS HOPLITE

Mulai dari awal
                                    

“Oracle selamat datang! Tolong dukung Sparta!"

“Hoplite! Oracle, Hoplite akan memenangkan pertarungan ini untukmu! Kami akan berusaha, meskipun kami harus menggiling daging kami untuk sampai padamu.”

Tepat saat itu, kerumunan mulai terdengar ricuh. Suara-suara tersebut mengalihkan perhatian mereka, anak-anak lain sibuk membungkuk membuka jalan menyambut seseorang yang baru saja datang. Sosok Jennie Addams terlihat, membawa dua buah bendera melambangkan dua simbol kelompok prajurit Sparta serta Hoplite. Namun, ada bendera lain yang tergulung di dalam bendera-bendera itu, yang tidak mereka ketahui. Dia hanya tersenyum membalas setiap sapaan teman-teman angkatan, entah mengapa Jennie mulai terbiasa dengan segala pujian. Jennie hanya tertawa menatap anak-anak angkatannya yang berteriak seperti cacing kepanasan.

Mereka begitu bersemangat, padahal fungsi Jennie hanya berdiri sembari memegang bendera nanti. Dia memiliki benteng kecil di tengah hutan. Dan tidak ada yang tahu kejutan lain yang akan datang setelah itu, Jennie hanya mengiyakan saja kata-kata mereka. Semudah mereka dapat mengambil bendera dari kedua tangannya saja.

Jennie berhenti sebentar, lalu berkata. “Baiklah, semangat. Jangan sampai kalian menggiling daging kalian sendiri, aku tidak mau kalian terluka.”

Beberapa anak laki-laki terhuyung ke belakang sembari memegang dada, hampir pingsan menerima senyuman manis serta balasan perhatian dari Jennie Addams. Sementara ke-enam orang yang melihat itu mendengus, mati-matian menahan rasa cemburu.

Jisoo dengan kesal berkomentar. “Aku ingin sekali mengikatnya, jika dia bukan Oracle. Perhatiannya membuat anak-anak sinting itu tinggi hati. Oh, bisakah Oracle kami berhenti tersenyum?” dia berkata dengan frustasi. “Lalu mengapa, dia terlihat begitu cantik dengan pakaian itu? Sial!” Jisoo mengusap dadanya pura-pura pingsan, disambut Wendy yang langsung menyentil dahi gadis itu.

Lalisa hanya diam, mencoba mengalihkan tatapan serta debaran jantungnya yang semakin menggila. Ini kali pertama dia begitu terpukau melihat seseorang dengan gaun kolot begitu. Jennie begitu cantik dan wajar anak-anak mulai terlihat ingin pingsan dan bahkan merelakan diri mereka mati di tengah pertempuran hanya untuk mendapatkan perhatian Jennie.

“Ayo segera bersiap.” Lalisa berkata, menggunakan penutup kepala besi. Jennie tidak mendekati mereka, dia hanya memanggil Niki dan Daehwi dengan lambaian tangan. Kedua anak itu langsung berlari ke arah Jennie, menyesatkan tatapan sinis para penjaga yang tak bisa mendekat.

Si Oracle jelas masih marah pada mereka dan Lalisa tahu, jadi dia ingin memfokuskan diri pada pertarungan kelompok.

“Aku pikir, aku akan benar-benar mati hari ini. Jennie masih marah pada kita.” Rosie yang cemberut sementara yang lainnya menggangguk. Seulgi bergegas mengikuti apa yang Lalisa lakukan, mengabaikan kebodohan teman-temannya yang sudah tahu Jennie masih marah tapi, masih pula mengatakan omong kosong.

“SPARTA!” Lalisa telah pergi dari kelompok kecil itu, dia berteriak memanggil semua prajuritnya. Kim Jisoo dan Wendy mau tak mau ikut bergabung, sementara Seulgi telah berpindah melakukan hal yang sama seperti Lalisa, memanggil para prajurit Hoplite.

Kelompok akhirnya terbagi, mendengar masing-masing komandan memanggil. Mereka membentuk barisan, Jennie akhirnya ditinggal sendirian ketika Niki bergabung dalam kelompok Seulgi, sementara Daehwi pergi ke sisi sayap kelompok Lalisa.

Si pria melambai itu bertugas menjaga pos di tepi barat daya hutan sebagai healer cadangan. Sementara Niki bertugas menjaga pos pada sayap timur di posisi yang sama. Masing-masing healer tingkat bawah diletakkan di beberapa pos terpencil. Sementara yang terkuat berada di benteng utama.

“SIAPA KITA?!”

“SPARTA! SPARTA! SPARTA!”

Teriakan prajurit Sparta menggema, membuat lonjakan semangat tak biasa. Jennie berada di depan, di tengah-tengah mereka. Ini adalah tradisi baru. Dua kelompok saling berbalas yel-yel, dan si Ratu menatap kedua kelompok tersebut sebagai penghormatan sebelum bertarung.

“HOPLITE!” Suara Seulgi tak mau kalah. Kini tatapannya berubah menjadi serius. Dia berjalan dari sisi ujung ke ujung untuk membangun semangat para prajurit. Dia melirik ke arah Lalisa lalu mengalihkan pandangan pada Jennie yang berdiri seperti seorang Ratu, dia adalah segalanya dan semua anggota kelompok berusaha menarik atensinya.

Namun, tatapan Jennie tak pernah berpaling dan Sparta, bukan, lebih tepatnya pada Lalisa Manoban yang berdiri dengan serius dan gagah mengacungkan pedang ke langit memanggil semangat para prajurit. Seulgi cemberut, dia benar-benar cemburu kali ini.

“KAMI, HOPLITE! KAMI, HOPLITE!”

“KALAHKAN DAN MENANGKAN!” kata Seulgi seperti raungan yang mewakili isi hatinya, para prajurit Hoplite berteriak seolah pita suara mereka ditarik keluar. Jennie pada akhirnya menoleh, dan tatapannya bertemu dengan kedua mata Seulgi.

Suara gemuruh satu sama lain saling beradu namun, dalam adu tatapan itu, Jennie dapat membaca gerak bibir Seulgi yang mengirimkan pesan padanya.

“Aku akan mengalahkannya dan tolong lihat aku juga.”

Bulu mata Jennie bergetar, dengan dingin dia mengalihkan tatapan, kini menatap lurus ke depan. Lalisa tidak pernah berusaha untuk menunjukan apapun, seperti memintanya untuk melihatnya. Namun, Seulgi Kang. Seulgi yang tahu tentang apa yang Jennie inginkan, tidak akan pernah mau kalah. Dan entah mengapa, kali ini. Jennie akan membiarkan hal itu.

Dia harus melihat keduanya berusaha.





















ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang