抖阴社区

30. Tamu tak diundang

Mulai dari awal
                                    

Jennie bangkit dari kursi malas, berdiri separuh bersandar diantara tiang tower menara. Matanya dengan tajam menatap sosok dengan jubah hitam menutupi kepala yang berdiri di tengah-tengah hutan, jelas mengarahkan pandangan padanya. Jika ini Jennie Addams yang dulu, dia mungkin akan takut dengan hal-hal seperti itu. Jennie akan berpikir, ada seorang psikopat yang tengah menunggunya untuk turun dari menara berniat ingin membunuhnya.

“Siapa kamu?” Ada jejak antisipasi dalam nada suaranya, Jennie menolak kemungkinan akan adanya tamu tak diundang masuk ke dalam gerbang universitas Oracle.

Namun, paman Marco telah mengingatkan terlebih dulu. Jika itu benar, sosok ini pastilah bukan tamu acara yang tersesat. Dia terlihat seperti makhluk kolot dari masa lampau. Jubah hitam dengan kemisteriusan yang membawa aura gelap disekitar. Pantas semua makhluk di dalam hutan gemetar, auranya membuat Jennie merasa sedikit terintimidasi.

Sosok itu tidak membalas. Dia hanya berjalan mendekat dan mendekat. Tak ada kejelasan apakah dia perempuan atau lelaki. Kepalanya terus menunduk, wajahnya tak terlihat. Namun, seuntai bulu keperakan tersembul dari jubahnya. Apakah itu rambut atau mungkin...makhluk ini setengah binatang?

Karena tak ada jawaban, Jennie berseru. “Lancang! Berhenti disana!” Suaranya mewakili superioritas, mengalun indah namun, terasa berat seperti gunung.

Suara merengek dari makhluk-makhluk hutan menyebar, dahan-dahan pohon kembali bergoyang berkat tekanan yang diberikan. Langkah kaki sosok itu berhenti tepat saat Jennie berseru marah, tekanannya membuat sosok tersebut mengeluarkan suara geraman tak biasa.

Melihat ini, Jennie menyadari posisinya masih mampu untuk menekan keberadaan sosok beraura gelap disana. Jennie pada akhirnya memutuskan untuk turun berubah menjadi kupu-kupu, terbang ke bawah lalu kembali dalam wujud fana. Jaraknya dengan sosok itu hanya sekitar sepuluh meter, dia menatapnya dengan pandangan menyelidik.

“Kuulangi, siapa kamu?”

Seseorang yang mampu membuat ilusi sihir untuk menutupi apa yang terjadi disekitar pastinya adalah seseorang yang menguasai ilmu magis tingkat tinggi. Ketika Jennie menyebutnya lancang, gerakannya dipukul mundur beberapa langkah dan sosok itu jelas tidak membuat reaksi bahwa dia menurut. Sosok itu menggertakkan gigi pada Jennie, dimana Jennie merasa tertantang.

Jeda hening cukup lama, antisipasi meningkat dan ketegangan disekitar begitu mencekam. Jennie berusaha untuk terlihat tidak terpengaruh. Sejauh apapun kekuatannya, hal-hal tak terduga bisa saja terjadi. Dalam konteks keadaan mereka yang tengah melakukan pertempuran, sosok ini mungkin bisa membuat kekacauan dan mengganggu acara yang tengah berlangsung.

Sosok itu pada akhirnya bergerak, kedua tangannya melepas jubah yang menutupi kepala. Wajah seputih tepung dengan mata hitam serta rahang yang tajam terlihat. Rambutnya panjang melewati bahu berwarna perak. Dari wujud tersebut, Jennie masih kesulitan untuk membedakan apakah dia laki-laki atau perempuan. Ketegasannya melambangkan maskulinitas namun, wujudnya yang berambut panjang memancarkan keanggunan. Jennie menatap dengan seksama, memikirkan segala kemungkinan dan merasa dirinya cukup mengenali wajah ini.

“Oracle...” Suaranya berat, yang pada akhirnya membuat Jennie dapat menentukan jenis kelamin sosok ini. Dia seorang pria. Sosok itu menunduk sedikit, ada keengganan di dalam mata hitamnya yang terlalu jelas hingga Jennie menyadari, bahwa dia merasa sulit untuk menundukan kepala pada orang lain yang lebih tinggi.

“Kawasan ini bukanlah kawasan yang bisa dikunjungi orang asing. Katakan siapa kamu dan apa keperluanmu kemari.” Mengabaikan tatapannya, Jennie memilih untuk bertanya apa maksud kedatangannya.

“Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya ingin mengantarkan pesan.” Dia berkata, mata hitamnya bersinar menampilkan kecemerlangan tak biasa. Sedikit terkejut, Jennie dapat melihat taring runcing berkilau ketika dia berbicara.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang