抖阴社区

36. Oracle yang perhatian

Mulai dari awal
                                    

“Terima kasih pada paman Kang.” Tiffany mendelik sinis pada Seulgi yang malah tersenyum. Padahal ayahnya yang dipuji tetapi, dia yang justru besar kepala.

Jennie baru saja menyanjung si pak walikota, dan bukannya meremehkan kekuatan walikota Ravenfield tersebut. Tiffany hanya tidak senang karena Setile Kang dan Seulgi telah mengambil peran terlebih dulu hingga Jennie terlihat begitu percaya diri untuk menjamin perut mereka yang mengenaskan. Tiffany bahkan mampu mengeluarkan uang banyak untuk melayani si Oracle. Dia hanya tidak suka mendengar Jennie ingin melayani mereka.

“Oh, berhenti menatap sinis satu sama lain. Mulai saat ini hingga kedepannya, kalian harus akur. Atau tidak, aku akan memberi pengaturan yang ketat. Mungkin lebih baik jika kalian ditugaskan secara berpasangan.” Jennie hanya bercanda sambil memicingkan kedua mata. Namun, reaksi salah satu dari mereka agak mengejutkan.

“Aku bisa menerima jika dipasangkan dengan Jisoo.” Rosie menyahut sementara Jisoo berdecak pelan, hendak memukul kepala gadis itu yang pandai menghindar. “Meski aku mulai jatuh cinta padamu, Jennie. Aku tahu, aku tidak layak. Jika kamu ingin menentukan kami berpasangan dengan siapa, kumohon berikan Jisoo untukku.” Dia tidak melupakan cinta pertamanya, meski hatinya mengambang dan berat sebelah.

Jennie tertawa geli. “Usulan yang bagus. Kalian terlihat cocok.”

“Tidak!” Jisoo berteriak keras, mendesah jijik. “Tolong jangan dia, kamu boleh menghukumku jika aku membuat kesalahan, Jennie. Tapi, tolong jangan buat aku berpasangan dengan orang ini!” Dia menunjuk Rosie dengan jijik. “Terlalu lengket seperti lintah." katanya dan Rosie cemberut. “Aku bisa menerima kalau itu Wendy.”

Kali ini Wendy yang menolak keras sambil memutar mata. “Oh, please. Aku tidak tertarik. Seumur hidupku, aku tidak tertarik dengan anak-anak dari keluarga Kim.”

“Hei, itu tidak sopan!” Taeyeon berseru tak terima.

Wendy memilih mengabaikan Taeyeon, lalu kembali menatap Jennie. “Jika kamu memaksa, aku bisa menerima jika itu Irene atau dirimu Oracle. Hatiku agak bimbang dengan dua wanita cantik omong-omong.” Mengedipkan mata menggoda, membuat Seulgi memasang wajah ingin muntah.

“Aku tidak mau dengan siapapun, aku hanya ingin Jennie!” Irene yang keras kepala, mengeluarkan suara. Dia bahkan tidak melihat Lalisa sebagai alternatif. Sangat lucu melihat gadis satu ini benar-benar menghapus seluruh perasaannya pada si mantan.

“Konsep berpasangan macam apa yang kalian pikirkan sebenarnya?” Jennie mendesah pelan lalu tertawa. Mengibaskan telapak tangan, lantas berbalik. “Ayo kembali dan pergi makan, aku ingin membicarakan banyak hal dengan kalian.” katanya, anak-anak itu menurut. Bangkit dari duduk mereka dan mengikuti Jennie. Namun, Jennie menyadari satu orang masih belum bergerak dari tempatnya sedari tadi.

Jennie menoleh kembali ke belakang, memanggil dengan lembut. “Lalisa, sampai kapan kamu akan duduk disana? Kemari.” Secara jelas dan gamblang, Jennie menyodorkan tangannya dari kejauhan. Mereka yang mendengar panggilan lembut itu hanya diam mengatupkan mulut rapat-rapat, tak ingin membuat masalah baru meski jelas cemburu berat.

Lalisa yang sedari tadi menundukkan kepala, memainkan jari-jarinya sendiri seperti anak kecil kini mendongak. Kedua matanya berkaca-kaca, dia pikir Jennie masih marah. Tapi, gadis itu memanggilnya untuk datang.

“Mm!”

“Ayo berjalan sambil menggenggam tangan satu sama lain!” ujar Jennie gembira.

Baik Taeyeon, Tiffany, Seulgi serta yang lain memutar mata. Lalisa berlari menghampiri Jennie, menggenggam tangannya, terlihat jelas bahagia. Namun, Jennie lebih adil. Dia meminta semua orang berjalan beriringan sambil menggenggam tangan satu sama lain, kini Taeyeon pikir mereka tampak seperti anak balita yang baru saja reuni di taman bermain. Konyol. Tapi, itu cukup menenangkan rasa cemburu semua orang. Berjalan bersama, saling menggenggam.

ORACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang