Pembukaan hari ini bagaikan deja vu lagi dan lagi. Itupun disebabkan oleh kedua temannya yang membobardir berbagai pertanyaan sesaat Casphia menghampiri kedua gadis yang memang selalu menunggunya di taman FISIP.
"Dia sendiri yang nawarin dan gak mau ditolak. Daripada mobil gue dijual, nanti gue pake apa buat ke kampus?" ucap Casphia menjelaskan kepada temannya yang sudah bereskpresi menyebalkan seperti menggodanya, padahal ia dan Hector hanyalah teman. Sama seperti Regan. Bukankah berteman itu wajar?
"Lo kenapa, sih? Emang gue gak boleh temenan sama cowok? Masa gue cuma boleh temenan sama kalian?" gerutu Casphia akhirnya mengutarakan isi hatinya.
"Ya, boleh, sih. Cuma khusus kasus lo beda, Cas," balas Giselle diangguki oleh Agnes yang ikut berucap, "Lo bebas kok temenan sama siapa aja, tapi Regan sama Hector itu gak bisa lo anggep temen gitu aja."
"Kalian sendiri nyuruh gue udahan. Sekarang gue temenan sama mereka malah mandang kalau gue ada apa-apa sama mereka. Mau kalian apa?" kata Casphia merasa kesal juga lama-lama dengan tingkah labil temannya.
Agnes dan Giselle saling pandang. Apa yang diucapkan Casphia ada benarnya. Sebenarnya, mereka berdua maunya apa, sih?
"Sorry, Cas. Maksud gue bukan gitu. Gue juga gak berniat dukung lo lagi kalau lo emang mainin cowok. Maaf, kedepannya gue gak gitu lagi," sesal Giselle menyentuh tangan Casphia yang sedang menganggur di samping paha.
"Gue juga minta maaf, Cas. Gue gak tau kalau kita ternyata di mata lo kayak orang labil, padahal maksud kita gak gitu. Maaf," ungkap Agnes memeluk Casphia dari samping.
Mengapa mendadak menjadi sesi deeptalk begini? Hari masihlah pagi, astaga.
"Santai. Gak usah mellow gini. Ini masih pagi. Mending fokus kuis, oke?" bujuk Casphia langsung disetujui oleh kedua temannya.
"Tapi tumben banget Hector anterin cewek. Kayaknya baru kali ini gue liat dia deket sama lawan jenis, deh," ujar Giselle seraya berjalan bersama menuju kelas.
"Gak mungkin," balas Casphia ikut menimbrung.
"Eh, tapi serius, Cas. Gue yang gak pernah ketinggalan gosip, baru kali ini Hector mau anter cewek ke kampus, padahal cewek-cewek yang dirumorin deket sama Hector aja gak pernah kayak lo," timpal Agnes membuat Casphia merasa ragu.
"Kenapa?" bingung Casphia membuat Agnes kembali mengeluarkan suaranya.
"Dari yang gue denger Hector itu tiap dideketin cewek selalu ngejauh. Mau itu ceweknya cakep, bening, body goals, atau nyerempet ke perfect pasti ditolak. Walaupun lo confess juga udah pasti ditolak. Boro-boro confess, ngomong berdua aja gak mau. Kalau mau ngomong sama Hector minimal harus ramean. Kayak awal lo ketemu kan Hector bareng terus sama Eric," jelas Agnes membuat Casphia mengangguk paham.
"Kampretnya juga gue pernah diceritain sama Eric kalau dia sampai dibilang pacaran sama Hector karna berdua terus di mana-mana," dengkus Giselle, tetapi Agnes tertawa kecil. "Makanya itu dia dapet julukan gay karna gak mau sama cewek."
"Gue sama Hector partner kerja. Kenapa pada heboh?"
"Haduh, Cas. Poinnya bukan di situ!" greget Agnes menghela napasnya kesal.
"Poinnya itu karena elo." Giselle menunjuk Casphia sampai mereka berhenti berjalan. "Elo yang cewek bisa deket sama Hector sampai dianterin ke kampus, padahal dia gak ada urusan ke kampus. Ngerti?"
"Bener! Apalagi lo itu suka koleksi cowok dan mereka mikir, masa seorang player kayak lo bisa gaet Hector? Sedangkan mereka cewek baik, sopan, intinya nyerempet ke perfect aja kagak bisa dapetin Hector yang speknya hampir mirip sama mereka?" timpal Agnes menjelaskan secara panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Teen FictionCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...