"Kalau gak berantem, bukan Hector namanya, Nes," sahut Giselle dibalas dengan gelengan kepala oleh Agnes.
"Itu cowok kayaknya makin hari makin nyebelin," dengkus Agnes ikut melirik Hector yang sudah akrab sekali dengan Arlo.
Setelah mengendalikan amarahnya, Casphia menghembuskan napas pelan. "Lo pada kemana aja?"
"Ini, nih, Giselle! Dia salah gate! Mana dari ujung ke ujung," adu Agnes sambil mendorong pelan lengan Giselle.
"Ya maaf, gue lupa kalau gate tujuh itu di sini, bukan di situ," ucap Giselle sambil menggaruk alisnya sekilas.
"Yang penting udah di sini semua, kan? Bentar lagi mau flight," kata Casphia sambil melihat jam di tangan kanannya.
"Lo gak kepanasan pake masker, Cas?" tanya Giselle melihat Casphia yang sudah kembali memakai masker baru yang disediakan di dalam tas selempangnya.
"Gak usah ditanya, jawabannya udah ada. Nih," jawab Agnes sambil menunjukkan keringat di pelipis Casphia.
"Aduh, emang susah, ya. Followers lo juga makin naik akhir-akhir ini karena lo ikutan buat video TokTik," Giselle merasa prihatin kepada temannya itu.
"Udah resiko, mau gimana lagi," jawab Casphia santai.
"Iya, sih," cicit Giselle.
"Yaudah, yuk! Lupain itu karena pas sampe sana lo bisa bebas dan main sepuas lo tanpa perlu takut!" seru Agnes disambut anggukan dari kedua temannya.
Mereka berenam pun akhirnya menuju tempat check-in dan menunggu beberapa menit sebelum panggilan datang. Barulah mereka mulai memasuki pesawat. Mereka duduk di kelas bisnis.
Duduk sesuai pasangan masing-masing, terkecuali Agnes dan Arlo.
Akhirnya, Casphia bisa bernapas lega. Maskernya ia lepas, begitu juga topinya. Dia mengambil tisu yang sudah disiapkan untuk mengelap keringat di wajahnya. Benar-benar cuaca panas di negara ini sangatlah ekstrim!
"Mau minum gak?" tawar Hector kepada Casphia yang masih sibuk menyalakan kipas mini itu.
Tatapan Casphia seolah berkata, "Serius lo nanya gitu?" Ia melirik Hector sejenak yang kemudian langsung memberinya minuman segar yang dibawa oleh pramugari tadi.
"Thanks," kata Casphia setelah mengambil gelas berisi es itu. Rasanya luar biasa sekali saat tenggorokan keringnya dibasahi oleh es, memberi sensasi segar yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
"Cas, hadep sana dulu," perintah Hector menunjuk ke arah jendela dengan dagunya. Casphia menurut, masih memegang kipas dengan tangan kiri dan minuman di tangan kanan, membelakangi posisi Hector.
Dengan gerakan yang tampak sudah terlatih, meski sebenarnya baru beberapa hari terakhir berlatih, Hector mulai mengikat rambut Casphia agar gadisnya tidak kepanasan. Ia juga mengelap keringat yang masih tersisa di leher Casphia.
"Done," ucap Hector dan Casphia pun kembali ke posisi awalnya dengan gelas yang sudah kosong.
Kedua temannya itu memperhatikan interaksi mereka dari samping tanpa sepengetahuan Casphia. Namun, Hector tahu dan memilih untuk tidak peduli. Saat ini, yang paling penting baginya adalah Casphia, bukan tatapan penuh arti dari kedua teman dekat Casphia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introverts to Extroverts
Teen FictionCassia adalah gadis pendiam dengan trauma masa lalu yang membuatnya sulit mempercayai orang. Namun, hidupnya berubah saat ia tiba-tiba terbangun di dunia yang asing. Bukan ruang kelas sekolah barunya, melainkan ruang kelas perkuliahan yang sama sek...
xxxi. excitement
Mulai dari awal