Panggilan untuk Erhan, Deon, Keisha, Bara, Gizella dan Reina. Segera ke ruang guru, secepatnya!
Lebih tepatnya ruang BK, tempat murid-murid yang sudah melanggar peraturan sekolah. Ke-enam siswa/siswi itu sekarang sudah berada di ruangan tersebut bersama Pak Agus yang sedari tadi tak henti-hentinya mengoceh.
"Bandel!"
"Susah dibilangin!"
"Bolos terus!"
"Mau jadi orang bodoh!"
Pak Agus satu persatu menjewer telinga Erhan, Deon, Keisha, dan Bara.
"Kalian juga! Susah di atur, mau jadi apa?!" bentak Pak Agus memicingkan mata kearah Gizella dan Reina.
"Warnain terus rambutnya!" komentar Pak Agus, tidak suka melihat rambut Reina.
"Kalian sudah kelas dua belas, sebentar lagi ujian. Mau kan lulus dari sekolah ini?"
"Mau Pak!" jawab mereka serempak.
"Makanya belajar!" tegas Pak Agus dengan suara nyaring membuat ke-enam murid nakalnya yang berada di ruangan spontan menutup telinga mereka.
"Dan untuk kamu Erhan! Jangan mentang-mentang karena papa kamu donatur di sekolah ini, kamu jadi semena-mena. Saya tahu Kendrick seperti apa orangnya, makan dari itu berikan surat ini untuknya!"
Erhan terpaku melihat surat panggilan orang tua di atas meja depannya. Sorot matanya menunjukkan ketidaksukaan. Satu persatu dari mereka mendapatkan surat tersebut. Setelah itu diijinkan keluar dari ruangan.
Gizella dan Reina sudah bersiap-siap hendak pulang, akan tetapi langkahnya dihadang oleh Erhan.
"Apalagi sih!" ketus Gizella.
"Ini terakhir kalinya lo bolos, gue gak mau lo juga ikut-ikutan jadi cewek bandel."
"Lo gak punya hak buat ngatur-ngatur gue! Terserah gue dong mau apa."
"Lo pasti dimarahin bokap lo karena surat ini!"
"Gak usah sok perduli deh, mau gue dimarahin pun itu bukan urusan lo!" Gizella menarik Reina, segera membawanya pergi dari hadapan Erhan dan teman-teman cowok itu.
Deon menepuk pundak Erhan. Pandangannya tak luput dari dua gadis yang baru saja pergi mengabaikan mereka.
"Yang sabar ya bro."
*
"Suratnya dibuang lagi?" Gizella melihat Reina membuang surat yang baru mereka dapat dari Pak Agus.
"Hmm, mau dikasih ke siapa juga. Gak mungkin kan gue kasih ke Oma, yang ada dia tambah sakit-sakitan." jawab Reina, mengingat kedua orangtuanya sudah berpisah dan sekarang hidup bersama keluarga masing-masing dan Reina ditelantarkan, tinggal bersama Omanya.
"Gue mau ikut ke rumah lo boleh kan?"
"Boleh kok, yuk!" ajak Reina dengan senang hati.
Sesampainya di rumah Reina. Oma Farra tersenyum, menyambut hangat kedatangan cucunya.
"Gizella apa kabar?" tanya Oma Farra memeluk erat Gizella, meskipun sedikit susah karena beliau menggunakan kursi roda.
"Alhamdulillah baik Oma. Oma sendiri gimana, baik kan?"
"Iya, Oma baik."
"Oma udah makan Mbak?" tanya Reina pada Mbak Jumi. Mbak Jumi mengangguk.
"Terus jaga pola makannya Oma ya Mbak, sebab Reina gak bisa sama Oma terus jadi Mbak harus jaga Oma baik-baik!"

KAMU SEDANG MEMBACA
GUARDIAN DEVIL
Teen FictionGizella Wiratama, cewek yang dicap badgirl oleh teman-temannya. Ditambah isu mengatakan gadis itu seorang pembunuh. Membuat semua orang semakin menjauhinya. Satu hal yang harus kalian ketahui, Gizella sangat membenci anak kelas unggulan di sekolahny...