"Cepetan buka Bi!" teriak Claudia lantang. Ia terus saja mendesak Bi Ayu untuk membuka pintu kamarnya yang di kunci dari luar. Begitu juga Sri yang ikut turut membantu mencarikan kunci cadangan.
"Iya non sebentar, ini bibi lagi cari kuncinya."
"Gak becus banget sih!" bentaknya.
Tak lama kemudian datanglah Valdi bersama teman-temannya. Sri segera membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk. Sri juga memberitahukan Claudia yang terkunci di kamarnya. Karena tidak mendapatkan kuncinya, alhasil jalan satu-satunya ialah dengan mendobrak pintu itu. Setelah pintu terbuka, Kimi dan Nea panik melihat Claudia terikat di atas ranjangnya beserta seragam sekolah. Sudah bisa di tebak ini pasti ulah Gizella. Mereka membantu melepaskan ikatan tali di tangan dan kaki Claudia.
"Gizella sialan!"
"Udah, kamu tenang ya." Valdi duduk di samping Claudia, lalu memeluk gadis itu.
"Valdi sakit," rintihnya seraya mengadukan semua perbuatan Gizella, terutama wajahnya yang kena cakar.
"Nanti kita obatin ya," ucap Nea, mencoba menenangkan sahabatnya yang nampak awut-awutan.
"Kita harus kasih pelajaran ke anak jalang itu!"
"Liat aja, malam ini dia pasti dihukum sama papi. Gue pasti akan kasih tau perbuatannya!" kata Claudia penuh kebencian. Lihat saja, ia akan mengadukan semua apa yang sudah Gizella lakukan agar gadis itu dihukum.
Disaat yang lain sibuk menenangkan Claudia, tanpa mereka sadari Septian nampak menahan amarah sedari tadi. Cowok itu jadi banyak diam. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Malam ini gue harus temuin dia!" ucap Septian dalam hati.
*
"Iya, terimakasih kembali mbak." Reina menghela nafas panjang. Pelanggan terakhir, akhirnya beranjak juga dari tempatnya. Jujur saja, gadis itu sudah lelah. Hari ini kafe sangat ramai pengunjung sampai ia harus lembur dari jam biasanya.
Teman satu kerjaannya yang bernama Sonia mengubah papan open menjadi closed. Cukup sudah waktu mereka bekerja hari ini dan waktunya untuk beristirahat.
Raut wajah lelah itu sedikit tergantikan dengan raut wajah sumringah karena mengingat hari ini tepat ia gajian. Karena Reina paling terakhir menerima duit gajian, alhasil ia ketinggalan sendirian. Teman-temannya yang lain sudah pada pulang.
Gadis dengan warna rambu cokelat itu bersiap-siap memasang helmnya. Akan tetapi pergerakan itu terhenti kala melihat kedatangan seseorang yang paling ia benci di muka bumi ini.
"Ikut gue!" titah orang itu. Membawa paksa Reina masuk ke dalam mobilnya.
"Lepas! Gue gak mau!" Reina cukup kuat untuk memberontak sehingga pegangan di tangannya terlepas. Gadis itu mengambil ancang-ancang bela diri. Karena sebelumnya ia pernah ikut karate, itupun karena laki-laki di depannya ini. Reina ikut latihan bela diri untuk melindungi dirinya dari predator jahat di depannya sekarang ini. Dan lihat, predator itu kembali berulah. Dia kembali menganggu Reina.
Cowok itu mendekat dan Reina berhasil memberikan satu pukulan di wajahnya.
"Mundur! Atau lo gue abisin!"
Mendengar apa yang Reina ucapkan membuat cowok itu terkekeh.
"Yang ada lo yang gue abisin Rei," ucapnya yang membuat bulu kuduk merinding.
"Ngapain lo kesini?"
"Pengen ketemu lo," jawab cowok itu, kemudian tanpa tahu diri melawan Reina. Padahal ia tahu perempuan bukan lah lawan seimbang untuk diajak berkelahi. Hanya saja ia ingin mengunci pergerakan gadis itu. Dan sengaja tidak mengenai pukulannya di tubuh Reina. Reina yang kewalahan berhasil dibopongnya agar masuk ke dalam mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUARDIAN DEVIL
Teen FictionGizella Wiratama, cewek yang dicap badgirl oleh teman-temannya. Ditambah isu mengatakan gadis itu seorang pembunuh. Membuat semua orang semakin menjauhinya. Satu hal yang harus kalian ketahui, Gizella sangat membenci anak kelas unggulan di sekolahny...