"Mana Gizella," pinta Erhan lemah lembut.
"A-anu i-itu eem...."
Erhan melangkah lebih dekat, sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan. Saat gadis itu ingin mundur, tangan Erhan melingkar sempurna di pinggangnya. Membuat kedua mata Gizella terbelalak. Gadis itu cepat melepaskan. Sial, jantungnya berdetak kencang.
"Apaan sih pegang-pegang!" sinisnya galak.
"Lo kok keliatan gugup gitu, oh apa sepatu gue ilang," tebak Erhan tepat sasaran.
Mendengar ucapan Erhan membuat Gizella spontan memegang kedua tangan cowok itu. Gadis itu meminta maaf, ia mengaku bersalah dan menceritakan semua apa yang terjadi.
"Padahal itu sepatu baru, kesayangan gue. Gue minta lo cuciin malah lo ilangin, gimana sih," gerutu Erhan seraya memasang tampang sedih. Rasanya sangat lucu melihat ekspresi Gizella saat ini yang merasa bersalah.
"Erhan maaf," cicit Gizella. Yang mana tangannya masih tak lepas dari memegang tangan Erhan. Tentu saja hal itu membuat cowok di depannya merasa senang.
"Gue udah jaga motor lo baik-baik tapi balasan lo ke gue gini. Tega banget sih."
"Erhan please jangan marah. Gue juga gak tahu kenapa sepatu lo bisa gak ada di tempat waktu gue jemur. Maaf..." Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Tatapannya mengarah kepada Erhan.
"Gue marah nih," sahut Erhan pura-pura ngambek. Ekor matanya melirik Gizella.
"Ya trus gimana dong! Bukan gue yang ilangin sepatunya tapi Claudia. Marah sama dia lah, minta ganti rugi ke dia sana!" cerocos Gizella frustasi seraya memutar bola mata malas dan menyilangkan kedua tangan di dada. Sesekali mendelik tajam.
"Tahu darimana Claudia yang ilangin sepatunya?"
"Lo tahu kan sebenci apa dia sama gue. Gue yakin pasti dia orangnya!"
"Yaudah jangan marah-marah gitulah, ntar cepet tua! Gue maafin lo tapi ada syaratnya," kata Erhan tersenyum culas.
Gizella yang mendengar itu memutar kepalanya menghadap Erhan.
"Syarat lagi? Syarat yang lo kasih tiga minggu yang lalu aja belum selesai. Mau nambah persyaratan lagi, heran gue demen banget sih lo ngerjain gue!"
Erhan terkekeh, tangan cowok itu terulur mengelus kepala Gizella. Dan ditepis langsung oleh sang empunya.
"Syarat lo naik pangkat."
"Maksudnya?"
"Lo jadi pacar gue," bisik Erhan. Kemudian merangkul Gizella, gadis di sebelahnya itupun menolak mentah-mentah.
"Gak sudi!"
"Ini kemauan calon suami, jadi lo gak berhak nolak cantik."
"Gue gak suka sama lo!" sentak Gizella.
"Lo demen cewek ya?"
Mendapat pertanyaan itu semakin membuat Gizella kesal. Puncak kekesalannya naik ke ubun-ubun. Ingin sekali ia menendang jauh laki-laki menyebalkan yang sedang bersamanya ini. Supaya menghilang dari muka bumi. Tangan Gizella terkepal, rahangnya mengetat, sejurus kemudian pukulan mendarat di wajah tampan Erhan.
Bugh!
"Aakhh ...." Erhan meringis usai mendapat tamparan itu.
"Ternyata pemikiran lo sama aja kek anak-anak yang lain!" bentak Gizella, menunjukkan tatapan benci. Gadis itu pun pergi meninggalkan Erhan yang mengusap pipinya.
"Gue minta maaf!" teriak Erhan secepatnya berlari menghampiri Gizella.
"Yaudah kalau lo gak mau jadi pacar gue biar gue aja yang jadi pacar lo," kata Erhan kembali tersenyum, seperti tidak terjadi apa-apa. Cowok tengil itu kembali berulah, yang selalu membuat Gizella mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUARDIAN DEVIL
Teen FictionGizella Wiratama, cewek yang dicap badgirl oleh teman-temannya. Ditambah isu mengatakan gadis itu seorang pembunuh. Membuat semua orang semakin menjauhinya. Satu hal yang harus kalian ketahui, Gizella sangat membenci anak kelas unggulan di sekolahny...