抖阴社区

                                    

“BOCAH EDAN ITU! DIA BIKIN MASALAH APA LAGI!?” [Name] berseru, mengacak-acak rambutnya.

“Dia membunuh Raja Iblis. Tahu.”

“Aku tahu— tapi apa dia tidak selebrasi dulu!? Masa’ habis semuanya kelar, dia langsung modar!?”

“Kau ini, juga nekat tahu.”



“Maksud?” [Name] menghentikan gerakannya. ‘Death’ memutar bola mata dengan malas. “Jika saja kau mau bertahan hidup, mungkin kalian berdua tidak mati.”

DUAGH!!

Penuh amarah.




“NAPE ELO YANG PROTES!? YA, KAU PIKIR 11 TAHUN LEBIH HIDUPKU YANG KUDEDIKASIKAN UNTUK MATI, BATAL GITU!?”



“Tapi, syukurlah.”

Memegang wajahnya yang merah—bekas bogeman, ‘Death’ menaikkan alis.

“... Aku kasihan jika dia hidup lama,” [Name] menopang dagu. “Jika saja dia mati lebih cepat..”

“Kenapa?”

“Semakin kesana, hidupnya semakin parah, semakin buruk untuk hidup. Semakin tak bisa disebut kehidupan lagi.”




“Orang-orang yang ada di hidupnya, semuanya bajingan.” umpat [Name] dengan kesal. Mengingat oknum-oknum look like an angel tersebut.

“Termasuk kau?”

“Benar. Apalagi aku.”

“....” sweatdrop, ‘Death’ tidak tahu harus merespon apa.

Orang ini emang edan.






Ombak yang berdebur menyentuh kaki [Name]. Angin bertiup dengan kencang. “....”


“Lalu? Bagaimana sekarang? Apa waktunya untuk membayar dosa-dosaku?” tawa [Name] pada ‘Death’ yang menatapnya sedikit malas. Menatap pria dengan sleepy eyes tersebut.

Pria dengan darah pada hampir sekujur tubuhnya, dengan aroma tembaga yang samar. Dengan kulit di area wajah yang terkelupas secara mengerikan. Jika ia tak memejamkan mata saat itu, atau tak menghindar sedikit saja. Matanya benar-benar akan rusak.




“Kau akan melakukan apa?”

“Kau tahu..” ‘Death’ menerawang. Lalu tersenyum ramah. “Selamat, [Name] River.”




“Kau sudah menebus semuanya.”

“.... Ha?” [Name] tidak konek. ‘Death’ dengan senyumannya yang aneh, memiringkan kepala. “Apa kau tahu? Seseorang yang hidup dengan dosa di tangannya. Tidak menyerah dengan dirinya, meski sudah menyerah dengan segalanya, dengan nurani yang utuh hingga mati, memilih cara yang paling menyakitkan di detik terakhirnya. Apa itu?”

“... Whoa, apa itu yang dikatakan peramal itu jika aku terlalu berani?”

“Lebih tepatnya, ceroboh, nekat, bodoh pula.”

Ucapan itu menusuk sekali. [Name] terhujam panah fakta. Lalu dia tersadar, memandang wajah ‘Death’.



“Tapi kau tidak naif.”





“....”


“Tunggu, kau mengatakan apa? Aku membunuh para Komandan—”

“Apa kau pikir Komandan tidak membunuh orang-orang sebelum dirimu?”

“.... Oh, now it make sense.”




Teringat kembali.

“.... Bagaimana dengan perang yang kuciptakan, itu tidak adil sama sekali.”

River Flows in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang