抖阴社区

:: 04

151 32 19
                                    





don’t regret this.
i wont

— —


but i’ll say you’re the best
at the worst thing ever.






BENAR-BENAR ya. Wajah dengan mata yang terpejam itu menampakkan amarahnya sekarang, rambutnya yang berkibar, bertahan dari gempuran angin dan gravitasi. Mulutnya terbuka dan berteriak.

“RAVEN SIALANNNNN!!!!”






Perpustakaan.

Aku suka membaca—walau mempelajari hurufnya sangat susah, aku hampir menyerah—tapi tidak ada bacaan tentang sihir, hahaha. Jadi aku memilih membaca sejarah.

Sejarah itu amat menarik.

Menurutku, kenapa sesuatu yang tertulis di sejarah semuanya hampir tidak ada yang masuk akal? Tapi itu benar-benar terjadi. Walaupun meragukan, aku tak ada pilihan selain memilahnya lalu mempercayainya.

Aku tidak percaya semuanya. Orang-orang banyak melebih-lebihkan sesuatu yang biasa.




“...”

Mungkin masalah yang kuhadapi di setiap kota atau desa hanya satu.

Penampilanku. Kurasa.

Aku sering dikira setan, Raven aneh memang, dia membeli baju yang membuatku terlihat seperti penyihir sungguhan—sebuah jubah yang menyentuh tanah dengan lengan yang lebar dan panjang berwarna putih, mungkin dia memikirkan tanganku yang cacat, jika iya, dia cukup perhatian untuk itu—belum lagi wajahku dengan tanda lahir yang aneh begini, mana rambutku putih pula.



Aku sudah seperti hantu. Tidak ... Jangan jangan aku beneran bukan manusia. Karena tertulis bahwa banyak sekali ras yang tertera di buku. Ada Dwarf, Elf, dan Vampire, bahkan Mermaid. Yang benar saja.

Rambutku putih, dengan warna merah di ujungnya. Rambut yang aneh. Tapi aku tidak membencinya.

“Apa kau pakai topeng saja?” itu pertanyaan Raven suatu hari saat ada anak balita di gendongan ibunya tiba-tiba menangis setelah melihat wajahku.

“Tidak mau, aku suka wajahku,” jawabku datar. Terserah jika orang ketakutan, bukan salahku, aku tak peduli.



“... Kepercayaan diri macam apa itu.”







Penjaga Perpustakaan di kota ini juga—kami berpindah-pindah kota betewe, ini sangat seru.

Dia orang yang sinis. Menganggapku gelandangan—atau rendahan?

Wajar sih.


Yah, untung saja Raven berguna di saat-saat begini. Jika uang tidak mempan—dia punya cara lain—merayu orang dengan wajahnya. Mentang-mentang dia punya wajah ganteng.

Wakakakak—itu sangat konyol, pertama kali aku melihatnya, aku menoleh pada Kakak Roh Penjaga dengan tatapan “Hah!?”

Tapi Kakak Roh Penjaga itu hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkatku menjauh—benar juga, ini urusan orang dewasa ya?

Lagipula aku tak tertarik melihatnya lebih lanjut.







Tapi aku senang itu bermanfaat. Berbanding terbalik dengan wajahku yang seperti abis ketiban setrika.

Setidaknya aku berguna untuk menakut-nakuti orang lain.

Orang-orang tidak suka melihatnya. Aneh ... Menurutku luka di wajahku ini—meski menurutku konyol, memang—tapi entah kenapa begitu berkesan.



River Flows in MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang