River Flows in Me

he says i’ll never happy
but it's wrong

— —

it's all worth it.
all of my consequence

RAVEN MENURUNI cadas dengan mudah, tapi tak secepat itu. Sementara [Name] yang dilemparkan dari ketinggian-dia pasti akan merasa air dari jarak yang jauh itu seperti aspal, jadi dia berusaha memperlambat gerakannya.

‘Sialan, konsep terbang dalam sihirku itu sesuatu yang mustahil!’ [Name] mengayunkan tangannya secara acak, justru membuat gelombang riak pada danau. Beberapa teratai—apa iya—terlihat.

Ini karena kepanikan. Dia sedang shock. Dan secara fisika, Raven tidak mungkin sampai lebih dulu. [Name] sedikit terguncang. Tangannya sedikit gemetar.

Raven telah selesai menuruni cadas. Ia melangkahkan kaki dengan cepat. Perlahan ia melangkah pada teratai yang lebar dan berpindah dengan cepat.

Itu cukup keren.

Langkah Raven berhenti. Mata hijaunya, menatap tinggi. Ia sedikit menyunggingkan senyuman.

[Name] berada di ketinggian 17 kaki dari permukaan air. Wajahnya masih memperlihatkan keterkejutan. Nafasnya memburu. Mungkin dia telah melayang selama beberapa saat-saat-saat yang membuatnya shock.

“Rav—”

Terjatuh.

Raven melangkahkan kaki lagi. Tangannya terulur. Tepat sekali, dia menangkap [Name] dengan mudah.

Dengan wajah yang masih pucat, [Name] menghembuskan nafas panjang. Tubuhnya masih gemetaran.

“... Sudah kubilang ‘kan? Aku akan menangkapmu diatas danau.”

“Dasar...” BUAGH!!!!

Raven dipukul.

“AKU AKAN MATI LEBIH DULU KARENA SERANGAN JANTUNG!” [Name] berteriak setelah memukul wajah Raven. “DASAR GURU GILA—”

Berakhir [Name] batuk darah.

[Tapi sepertinya benar, dek, kau sedikit berlebihan]

Roh Penjaga, sepertinya dia melihat semuanya, muncul di dekat mereka, berucap datar. Dia membantu mengusap wajah [Name] yang ternoda darah.

“Leluhur..”

[Kakak, tahu]

“Iya kakak,”

“Tapi, bagaimana kau bisa berjalan diatas teratai ini?” tanya [Name]. Raven memandang kakinya. “Ini victoria amazonica.”

“Ah,” [Name] mengerti, itu teratai terbesar di dunia yang sanggup menanggung beban orang dewasa. Raven menurunkannya dengan perlahan, sekarang dia turun disebelah Raven. Duduk diatas teratai, rasanya menakutkan juga. Permukaan danau tampak jelas.

“.... Mengerikan—” kaki kaki [Name] seketika kaku-melihat pantulan wajahnya di permukaan air. Lemes duluan, ia duduk diatas teratai tersebut, dibawahnya danau yang tidak diketahui dalamnya. Membayangkan dia akan tercebur hingga dasar, [Name] kembali shock.

Nyawanya tinggal setengah.

[Kau sukses membuat anak orang trauma, dek]

Anggap aja balas dendam Deon dari kehidupan sebelumnya. Dia ‘kan dulu sering dijailin [Name]. Mana ampe setengah gila pula.