🌼Minta vote banyak-banyak ya, biar makin semangat nulis & updatenya. Dan jangan lupa komen yang banyak, ya. Karna komentar kalian itu bikin aku makin semangat🙈🌺
Gais, kalau ada typo kalian bisa bantu benerin ya dengan komentar, nanti aku bakal segera ganti.
Instagram : rb_erbe
Tiktok : asupanku123
Jangan lupa follow yak🙈.
Entah berada di mana, Jordan sekarang berada di tempat yang sunyi dan gelap. Ia terlihat panik, karna tempat itu benar-benar sepi. Ia memutar badannya untuk melihat sekelilingnya, sampai di mana ada cahaya yang menenrangi seorang laki-laki yang sedang memunggunginya.
Jordan mengerutkan keningnya, ia seperti mengenal orang itu. Ia pun kemudian memanggilnya. "Hey!" Suaranya menggema.
Seorang laki-laki itupun membalikkan badannya dan ternyata itu Bagas dengan seonggok bayi kecil manis di dalam gendongannya.
"Ba-Bagas?"
Bagas pun tersenyum. "Jordan ini anak Lo." Ujarnya.
Jordan mengerutkan keningnya lalu berjalan perlahan untuk menghampirinya, akan tetapi, anehnya Jordan tak kunjung sampai pada Bagas dan bayinya.
"Gas, Lo jangan menjauh dari gue..." Ujar Jordan.
"Enggak, kok. Lo yang menjauh dari gue, Jor."
Nafas Jordan terengah-engah, ia sangat lelah berjalan menghampiri Bagas.
"Mungkin ini hukuman Lo, Jor." Ujar Bagas.
Jordan bingung. "Hukuman?"
"Iya, hukuman karna Lo udah nyakitin hati gue, gak bisa percaya kalau gue hamil, dan Lo gak bisa menerima anak Lo sendiri." Ujar Bagas dengan raut wajah sedihnya.
Jordan terdiam. "Gu-gue minta maaf sama Lo, Gas."
"Tolong jangan menjauh dari gue. Gue pengen meluk Lo, Gas..."
Bagas tersenyum manis, lalu perlahan tubuhnya mulai pudar dan menghilang.
"Gas? Gas! Jangan tinggalin gue!" Jordan berlutut sambil menangis.
"Aaahhkk!" Jordan teriak
Dan...
Jordan membuka matanya, dengan segera perawat yang menjaganya di ruang ICU itupun memeriksanya. Yap, Jordan melewati masa kritis selama satu minggu.
Jordan masih terdiam tak berkedip dengan air mata yang keluar dari sudut matanya.
"Tuan Jordan?" Perawat itu mencoba menepuk-nepuk tangan milik Jordan untuk memastikan apakah ia sudah sadar atau belum.
"Ba-bagas..." Lirihnya dengan suara seraknya. Tak selang lama setelah dia memanggil nama Bagas, Jordan kembali tak sadarkan diri. Tapi, keadaan Jordan sudah tidak kritis lagi.
.
Malam harinya, di dalam kamar inap. Steven setia menemani sang Daddy yang masih pingsan itu. Jordan sudah di pindahkan ke kamar inap biasa karna keadaanya sudah mulai membaik, tadi itu Jordan hanya pingsan biasa.
Tangan kecil milik Steven terus menggenggam erat tangan besar milik Daddynya. Ia tak ingin tidur, ia akan terus menunggu Daddynya membuka matanya, karna Steven sangat rindu dengannya.
Ada yang membuat Steven tambah sedih, yaitu Uncle Bagas tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi. Sekarang ia hanya sendirian, tak memiliki teman. Steven sangat rindu di marahi oleh Daddynya dan ia sangat rindu akan perhatian Uncle Bagas.
Setelah lama termenung, Steven tiba-tiba melihat tangan Daddynya yang bergerak. Sontak Steven memencet tombol untuk memanggil perawat ataupun dokter.
"Daddy!" Steven mengguncang-guncang tangan Jordan dan kemudian Jordan membuka matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT ADALAH MAUT! SS1 [MPREG] || END ?
Teen Fiction[Dalam penulisan terdapat typo dan kekeliruan, jadi mohon maklum.] Fanfic #SkyNani #mpreg Bahasa non baku & campuran Menceritakan seorang Bagas yang jadi selingkuhan dari pacar sahabatnya sendiri yang bernama Jordan. Sialnya, Bagas kepergok oleh Jo...