Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
"saat aku menggerakkan tanganmu, apa kamu merasakannya?" kata josh saat memeriksa seorang lelaki etiopia di bangsal pemukiman, yang tiba-tiba terserang demam tinggi dan tiba-tiba dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya
"iya dokter... aduh sakit dok" rintihnya saat josh memegang luka akibat pengeboman yang belum sembuh sempurna di bahunya.
"berapa suhu demamnya?" tanyanya kepada leah disampingnya, leah adalah orang pertama yang menemukan lelaki ini tergeletak ditanah dan tidak bisa menggerakkan badannya
"42 derajat dokter"
"ini bukan kelumpuhan leah, dia masih bisa merasakan tubuhnya. bagaimana dengan pencernaannya?"
"dia tidak nafsu makan dokter, selain itu, dia selalu memuntahkan apa yang dia makan"
"berikan dia makanan yang mudah dicerna, yang kaya serat dan zinc. berikan beberapa sendok saja, setiap jam harus diberikan makanan, sampai lambungnya bisa menerima sedikit demi sedikit. pastikan tubuhnya terdehidrasi dengan baik" kata josh sambil menyuntikkan selang infus
"baik dokter" leah mencatat instruksi josh dalam buku catatannya
"apa ada hal lain lagi yang anda rasakan" tanya josh, pasien itu megap-megap membuka mulutnya seolah sangat sulit untuk menggerakkan otot mulutnya, mungkin dia berbicara sesuatu, tapi yang terdengar oleh josh dan leah hanyalah gumaman tidak jelas
"dokter" falley datang keruangan itu, menyampaikan bahwa ada satu tentara yang juga tiba-tiba terjatuh ke tanah, dia tidak pingsan tapi dia seperti tidak bisa menggerakkan tubuhnya. saat josh hendak pergi kesana tiba-tiba lelaki etiopia yang sedang diperiksa itu berteriak histeris, tadi dia seperti bergumam, namun kali ini setiap kata-katanya sangat lantang
"tidak! jangan bunuh aku mandor jangan bunuh aku" dia teriak dengan nafas yang tersengal dan mata yang dipenuhi teror
"paman kamu tidak apa-apa" kata falley yang kaget dan reflek panik memegang bahunya, disisi lain falley mengenal laki-laki ini. tapi lelaki itu tidak mendengar falley, dia malah semakin histeris
"paman, tidak ada mandor disini, kita sudah tidak di camp. kita di negara kita sendiri, kita sudah terbebas dari kerja paksa" berkali-kali falley meyakinkan lelaki itu yang nampaknya linglung dan terus memohon ampun kepada mandor. falley sudah bisa membaca mandor yang dibicarakannya adalah tentara pasoland yang mengawasi mereka, bertahun-tahun yang lalu saat mereka menjadi tawanan kerja paksa di camp paso. hal seperti itu sesekali dilihatnya saat menjadi tawanan kerja paksa, ketika ada anggota keluarga mereka di eksekusi/atau mereka sendiri yang akan di eksekusi tapi sangat takut menghadapi kematian, orang seperti itu biasanya akan reflek histeris, bercucuran air mata meminta ampun, sama seperti lelaki ini
