Haechan memegang handphone milik Renjun dengan erat, tidak jauh dari tempatnya duduk ada Jeno dan Mark yang tengah memeriksa cctv di depan pintu.
"Cctv-nya di rusak, pelakunya benar-benar melakukannya dengan rapi" ujar Jeno dan Mark mengangguk setuju.
"Tapi cctv depan gedung harusnya masih bisa di cek, atau area basement" ujar Haechan dan Jeno serta Mark mengangguk.
"Kau benar, aku akan pergi ke ruang kontrol untuk memeriksa" ujar Jeno.
"Kau akan pergi sendiri?" Tanya Haechan dengan nada khawatir, dan Jeno pun mengangguk.
"Biarkan aku ikut" ujar Haechan.
"No, kau tetap disini Haechan" ujar Jeno.
"Tidak aman pergi seorang diri setelah kejadian seperti ini" ujar Haechan tidak setuju dengan ucapan Jeno.
"Aku bisa berkelahi tenang saja" jawab Jeno.
Haechan menatap Jeno dengan pandangan kesal, "kau tahu jelas ini bukan tentang berkelahi bukan Lee Jeno" jawab Haechan, "setidaknya kau harus tahu kalau aku khawatir" lanjut Haechan yang membuat Jeno tersenyum.
Jeno mengusap sayang kepala Haechan, "karena itu juga aku tidak ingin kau ikut, jauh lebih aman jika kau disini bersama dengan yang lainnya lagipula hyungdeul juga akan datang" ujar Jeno.
Mark menatap jengah perdebatan Jeno dan Haechan, "aku akan ikut dengan Jeno" ujar Mark yang membuat Haechan pada akhirnya tidak berdebat lagi dengan Jeno.
Walau Mark bukan orang yang peka, namun ia bukan orang yang tidak bertanggung jawab. Dan Haechan yakin keduanya pasti akan saling menjaga.
"Segera kembali dan hati-hati" ujar Haechan dan Jeno pun mengangguk.
Cup
Jeno mencium kening Haechan tepat di depan muka Mark, membuat Mark hanya bisa tersenyum sinis sebelum akhirnya ia berjalan pergi lebih dulu.
"Aku pergi" pamit Jeno seraya mengikuti langkah Mark.
Setelah Jeno dan Mark pergi Haechan lalu berjalan ke arah kamar Renjun, ia menatap sekeliling dan tidak menemukan hal aneh.
Tapi mata Haechan tiba-tiba terpaku pada satu barang diatas meja, saat Haechan mendekatinya ia menatap barang itu dengan pandangan terkejut.
"Ini milikku kenapa ada di dalam kamar Renjun?" Tanya Haechan pada dirinya sendiri. Ia memegang kalung itu dengan erat. Haechan lupa dimana terakhir kali ia memiliki kalung itu. Tapi yang Haechan tahu kalung ini sudah sejak lama hilang.
"Hyung sedang apa?" Tanya Ji-Sung yang membuat Haechan langsung berbalik.
"Jisung coba lihat, ini kalungku bukan?" Tanya Haechan seraya menunjukan kalung yang ia temukan tadi.
Ji-Sung memicingkan matanya dan menatap kalung itu baik-baik, "oh iya ini yang sama dengan milikmu dan Hina Noona dan...."
"Jangan sebut nama itu lagi " ujar Haechan dengan nada datar.
Ji-Sung sedikit terkejut saat Haechan tampak marah mendengar nama Hina, ia langsung meraih tangan Haechan dan menggenggamnya dengan lembut.
"Maafkan aku Hyung" ujar Jisung pelan, ia benar-benar tidak berniat menyinggung perasaan Haechan sama sekali.
Haechan tahu tidak seharusnya ia melampiaskan rasa marahnya pada Ji-Sung, namun sejak bertemu dengan Mirae membuat Haechan teringat akan Hina. Seseorang yang dulu sudah ia anggap kakaknya sendiri, namun tega mengkhianatinya sedemikian rupa.
"Tidak apa-apa, maaf aku juga sudah marah-marah tidak jelas" ujar Haechan dengan nada menyesal. Haechan sedikit mengerutkan keningnya saat ia merasa kepalanya sakit, mengingat Hina membuat Haechan tanpa sadar juga mengenang seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renastere
FanfictionIni adalah cerita dari Book All X Haechan seri Pertama, dengan judul Lie akan lebih dikembangkan dan tidak berakhir dengan ending yang sama Haechan merasa seperti mendapatkan kejaiban,.ketika dia bangun di dalam kamarnya. seingatnya dia melompat dar...