Halo-halo! masih bersama author new di part ini. Jangan lupa vote, supaya author new semangat nulisnya. Di follow juga boleh yaa ^^
Enjoy reading everyone...
🍁
"Dia kenapa disini?" Adel mengalihkan pandangannya ke arah lorong menuju taman, di tempatnya berada. Spontan Oniel mengikuti arah pandangan sahabatnya itu.
"Hah? Gue juga gatau kenapa bisa" Heran Oniel. Keduanya terdiam, setelah orang yang dimaksud berdiri di hadapan mereka.
Adel berdiri dari duduknya, menyambut orang itu. Oniel pun ikut berdiri, menggeser tiang infus yang sedari tadi ia bawa.
"Jessi?" Sapa Oniel mendekat. "Ada perlu apa?" Sambungnya, langsung memastikan tujuan kedatangan Jessi yang di dampingi oleh Olla.
"Saya kesal dengan kelakuan kalian bertiga" Sautnya, menatap ketiga serangkai itu bergantian. Olla tertunduk, tak sanggup melihat Jessi marah untuk ketiga kalinya. Setelah dirinya berdebat hebat di ruangan Jessi sebelum mengangkat kaki dari SEROTONIN Entertainment.
"Ahh itu" Desah Oniel mengerti apa maksud kedatangan gadis itu kesini.
"Jangan marah-marah disini" Adel membuka suara. Ia mengambil alih tiang infus dari Oniel. Setelahnya melangkahkan kaki menuju lorong kamarnya. Oniel terdiam, begitupun dengan Olla dan Jessi. Mereka bertiga pun mengikutinya dari belakang tanpa obrolan.
====
Mereka bertiga memperhatikan Adel mendudukkan diri di pinggiran ranjangnya. Setelah mengatur letak tiang infus itu sesuai kenyamanannya.
"Duduk dulu, kita bahas masalah ini dengan kepala dingin" Ucap Adel, mempersilahkan.
Jessi menatap Olla dengan tatapan mematikan, dirinya masih kesal dengan gadis itu. Sementara Oniel hanya bisa mengikuti penuh intruksi dari Adel.
"Mulai dari Jessi" Perintah Adel lemah lembut, mengalihkan pandangannya ke arah orang yang di maksud.
"Jangan paksa Adel" Olla membuka suara.
"Olla, belum giliran lo" Tegur Adel.
"Sejujurnya, saya kecewa berat sama kalian bertiga" Tutur Jessi, menahan emosinya karena prihatin melihat kondisi Adel. "Saya merasa sedang di hianati secara brutal" Sambungnya, menekankan kata hianat. "Saya ga bisa mengontrol emosi saya akan keputusan kalian berdua" Jessi menatap bergantian Adel, dan Olla yang tengah berada di sampingnya.
"Maaf Jessi, saya harap kamu udah dapat penjelasan dari pacar kamu selama di kantor tadi" Saut Oniel, memastikan.
"Ya, Olla sudah menjelaskan. Tapi—saya terlanjur muak melihat wajah dia hari ini" Jawab Jessi tegas. Tak melirik sang kekasih sedikit pun. "Tapi saya respect, dia masih patuh perjanjian kontrak kerja hingga akhir. Walaupun berkorban untuk sahabatnya" Sambungnya.
Olla bungkam, dirinya tak menyangka jessi mengatakan hal itu di hadapan teman-temannya. Mengingat gadis itu selama di ruangan kantor mengamuk kepadanya.
"Saya kesini, hanya ingin menjenguk kamu. Perihal kontrak—sudah Olla tuntaskan di kantor" Setelah selesai dengan kalimatnya, Jessi mengeluarkan keranjang buah-buahan dari dalam paper bag besar disampingnya yang di tenteng oleh Olla tadi. Gadis itu berdiri dari duduknya, berjalan menuju nakas. Meletakkan buah-buahan itu. Setelahnya ia mengalihkan pandangannya kepada Adel yang tengah terdiam.
"Lo—ga putusin Olla kan gara-gara ini?" Tanya Adel, mengeluarkan keresahan yang di pendam olehnya.
"Saya hanya jengkel, kesal, dan marah perihal pekerjaan. Tidak menyangkut pautkan dengan hubungan kami" Jawab Jessi mutlak.

KAMU SEDANG MEMBACA
????????? [ ?????? ]
FanfictionAdel tidak pernah mengira hidupnya akan berubah dalam sekejap. Terperangkap dalam pusaran waktu yang terus berulang, ia mendapati dunia yang ia kenal perlahan runtuh. Masa lalu, kini, dan masa depan bertabrakan dalam cara yang mustahil, memaksanya m...